Ada macam-macam gangguan pendengaran yang menghantui telinga Anda. Gangguan pendengaran ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Apa saja jenis gangguan pendengaran tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Apa Itu Gangguan Pendengaran?
Gangguan pendengaran adalah suatu kondisi ketika telinga tidak dapat menjalankan fungsinya yakni menangkap suara secara optimal. Anda yang mengidap masalah pendengaran mungkin acap kali sulit merespons suara yang didengar, entah itu percakapan, musik, dan sebagainya. Biasanya, suara yang ditangkap oleh telinga sangat kecil.
Perlu diluruskan juga, gangguan pendengaran tidaklah sama dengan tuli (deafness). Pada kasus tuli, seseorang tidak dapat mendengar suara sama sekali sehingga membutuhkan medium alat bantu dengar untuk dapat menangkap dan memahami suara yang masuk.
Macam-macam Gangguan Pendengaran
Pada dasarnya, gangguan pendengaran terjadi ketika salah satu dari bagian telinga mengalami masalah. Ya, telinga terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
- Telinga bagian luar.
- Bagian tengah.
- Telinga bagian dalam.
Berikut ini adalah macam-macam gangguan pendengaran yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
1. Gangguan Pendengaran Konduktif
Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika suara tidak dapat mengalir dari telinga luar ke gendang telinga dan tulang telinga tengah. Jika jenis gangguan pendengaran ini terjadi, Anda mungkin akan kesulitan mendengar suara yang lembut atau teredam.
Jenis gangguan pendengaran yang satu ini umumnya disebabkan oleh:
- Infeksi
- Alergi
- Aktivitas renang
- Penumpukan kotoran di telinga
Gangguan pendengaran konduktif tidak selalu permanen. Pengobatan medis bisa mengatasi kondisi yang satu ini. Pengobatan medis yang dimaksud mungkin termasuk antibiotik atau intervensi bedah seperti implan koklea.
Implan koklea adalah metode penanganan gangguan pendengaran konduktif yang dilakukan dengan cara memasang instrumen kecil yang ditempatkan di bawah kulit di belakang telinga. Instrumen ini berfungsi untuk menerjemahkan getaran suara menjadi sinyal listrik yang kemudian dapat ditafsirkan oleh otak Anda sebagai suara yang bermakna.
2. Gangguan Pendengaran Sensorineural
Jenis selanjutnya dari macam-macam gangguan pendengaran adalah gangguan pendengaran sensorineural atau sensorineureal hearing loss (SNHL). SNHL terjadi ketika ada kerusakan pada struktur telinga bagian dalam atau di jalur saraf ke otak.
Jenis gangguan pendengaran ini biasanya bersifat permanen. SNHL bahkan membuat suara yang berbeda, normal, atau keras tampak teredam atau tidak jelas.
Ciri-ciri gangguan pendengaran sensorineural antara lain sebagai berikut:
- Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara percakapan penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana yang tegang dibanding orang normal. Perbedaan ini lebih jelas bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari penderita gangguan pendengaran konduktif, khususnya otosklerosis.
- Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau percakapan dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
Penyebab SNHL ada berbagai macam, yaitu:
- Kelainan struktur telinga (cacat lahir)
- Penuaan
- Paparan suara terlalu keras dalam jangka panjang
- Trauma kepala
- Penyakit Meniere
- Neuroma akustik
- Infeksi (meningitis, campak, gondok, demam Scarlet)
- Obat-obatan ototoksik (obat kanker, jantung, infeksi serius)
Masalah pendengaran yang satu ini dapat dideteksi melalui tes fungsi pendengaran. Pada tes fungsi pendengaran—tes bisik—ditemukan bahwa penderita tidak dapat mendengar percakapan bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang mengundang nada tinggi (huruf konsonan).
3. Gangguan Pendengaran Campuran
Gangguan pendengaran campuran atau mixed hearing loss adalah satu dari macam-macam gangguan pendengaran yang—sesuai dengan namanya—merupakan kombinasi dari jenis gangguan konduktif dan sensorineural. Biasanya, penderita akan terlebih dahulu mengalami gangguan konduktif seperti otosklerosis lalu kemudian diikuti oleh gangguan sensorineural.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, yang terjadi justru sebaliknya yakni penderita terlebih dahulu mengalami gangguan sensorineural kemudian diikuti gangguan konduktif. Sementara ada juga yang mengalami kedua masalah pendengaran tersebut secara bersamaan, misalnya akibat trauma kepala yang berat sehingga mengenai telinga tengah dan telinga dalam.
Masalah pendengaran yang satu ini dapat diatasi dengan tindakan medis khusus. Sayangnya, pada beberapa kasus hal ini tidak cukup efektif.
4. Auditory Neuropathy Spectrum Disorder
Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) memasukkan satu lagi jenis gangguan pendengaran yakni auditory neuropathy spectrum disorder. Masalah ini terjadi ketika suara masuk ke telinga secara normal, tetapi karena kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf pendengaran, suara tidak diatur sedemikian rupa sehingga otak tidak dapat memahaminya.
5. Gangguan Pendengaran di Salah Satu Telinga
Gangguan pendengaran bisa saja hanya terjadi pada salah satu telinga. Kondisi ini mungkin tidak berbahaya, namun tetap saja akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya.
Bahkan gangguan pendengaran kecil saja dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk membedakan arah suara dan memahami ucapan di latar belakang yang bising.
Gangguan pendengaran satu sisi yang lebih parah tidak hanya akan mempengaruhi pendengaran di telinga yang terkena saja, tetapi juga menyebabkan kesulitan yang signifikan untuk memahami pembicaraan. Hal ini utamanya apabila Anda sedang berada di tempat yang ramai seperti kantor, pesta, atau area publik yang lainnya.
Anda mungkin tidak akan dapat membedakan suara dari sisi kiri dan kanan. Alhasil, Anda membutuhkan percakapan tatap muka dan bahkan mungkin membaca bibir untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
Cara Mencegah Gangguan Pendengaran
Mengalami masalah pendengaran tentu saja dapat mengurangi kualitas hidup, termasuk menghambat aktivitas sehari-hari. Lantas, bagaimana cara mencegah kondisi ini? Beberapa tips yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Gunakan pelindung telinga apabila berada di tempat yang paparan suaranya terlalu tinggi (pabrik, pertambangan, dsb.), atau saat berenang.
- Lakukan pemeriksaan telinga secara berkala apabila bekerja atau sering beraktivitas di tempat-tempat yang memiliki paparan suara kencang.
- Bersihkan telinga secara rutin dan hati-hati.
- Hindari mendengarkan musik dengan volume kencang.
- Lakukan penanganan medis sedini mungkin apabila mengalami infeksi telinga.
- Burke, D. 2012. Hearing Loss. https://www.healthline.com/health/hearing-loss#What-Are-the-Symptoms-of-Hearing-Loss?- (diakses pada 1 September 2020)
- CDC. Types of Hearing Loss. https://www.cdc.gov/ncbddd/hearingloss/types.html (diakses pada 1 September 2020)
- EVHS. Types of hearing Impairment. https://www.evms.edu/patient_care/specialties/ent_surgeons/services/otology/patient_education/types_of_hearing_impairment/ (diakses pada 1 September 2020)
- Felman, A. 2018. https://www.medicalnewstoday.com/articles/249285 (diakses pada 1 September 2020)