DokterSehat.Com – Sebuah kasus mengenaskan terjadi di Vietnam dimana seorang wanita bernama Tran Thi Yen Nhung harus kehilangan mulut dan hidung pada wajahnya gara-gara terkena infeksi sinus. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Photo Credit: Youtube/ TomoNews US
Kejadian mengerikan ini diawali pada tiga tahun silam dimana Nhung mulai merasakan sensasi nyeri pada hidungnya. Ia pun segera memeriksakan kondisi ini ke dokter dan kemudian didiagnosis terkena sinusitis. Untuk mengobati masalah kesehatan ini, Ia pun melakukan operasi di My Tho, Vietnam. Sayangnya, operasi ini ternyata menjadi awal dari bencana yang mengerikan ini. Bukannya mendapatkan kesembuhan dari penyakit sinusitis yang Ia derita, infeksinya justru semakin memburuk hingga wajahnya mengalami pembengkakan yang sangat parah.
Hanya dalam satu tahun saja, infeksi pada wajah Nhung semakin parah. Tran Van Hong, bibi dari wanita malang ini berkata bahwa setelah operasi, dari wajah Nhung justru muncul bau yang tidak sedap dan menyengat hingga akhirnya mengundang lalat. Gara-gara terus dihinggapi lalat, infeksi pada wajah Nhung justru semakin mengerikan. Tak hanya membengkak, dari wajahnya mulai keluar darah dan juga nanah.
Pihak keluarga Nhung sebenarnya sudah melakukan berbagai macam pengobatan bagi wanita yang kini berusia 28 tahun ini. Namun, berbagai cara baik itu medis maupun pengobatan herbal dan alternatif ternyata tak mampu mengobati infeksi ini. Nhung sendiri sudah putus asa dan akhirnya meminta keluarganya mendoakan dirinya saja tanpa perlu mencari pengobatan yang membuat keluarganya sudah menghabiskan cukup banyak uang. Ia pun akhirnya kehilangan hidung dan mulutnya karena penyakit yang awalnya terlihat sepele ini.
Pakar kesehatan dr. Wellington Tichenor yang berasal dari Pusat Alergi dan Asma dari kota New York mengomentari kasus Nhung ini. Beliau berkata bahwa infeksi yang parah pada hidung dan mulutnya terjadi karena adanya jamur dan buruknya penanganan medis yang seharusnya ditujukan untuk mengatasi sinusitisnya.
Nhung sendiri akhirnya meninggal dunia pada 27 Desember 2016 karena infeksinya sudah sangat parah.