DokterSehat.Com- Apakah Anda memiliki kebiasaan mendengarkan lagu dengan keras? Jika iya, sepertinya Anda harus mengurangi kebiasaan ini. Meski kebiasaan buruk ini tidak langsung Anda rasakan dampaknya, mendengarkan suara terlalu keras dalam jangka panjang ternyata dapat merusak pendengaran.
Seperti dikutip dari WebMD, tingkat kebisingan yang dirasakan setiap orang memiliki kadar yang berbeda-beda. Beberapa orang memiliki pendengaran yang lebih sensitif terhadap suara keras terutama pada frekuensi tertentu.
Seperti diketahui, tingkat kebisingan suara diukur dalam desibel (dB). Contohnya, percakapan normal biasanya menghasilkan 60 dB, mesin pemotong rumput sekitar 90 dB, dan sebuah konser sekitar 120 dB. Secara umum, suara di atas 85 dB masuk dalam kategori berbahaya, akan tetapi hal ini tergantung pada berapa lama dan seberapa sering Anda terpapar suara itu.
Untuk mengurang tingkat kebisingan suara, Anda dapat menggunakan pelindung telinga untuk mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkannya. Cara ini memungkinkan Anda untuk mendengar suara yang lebih keras untuk waktu yang lama.
Sementara itu, menurut Dangerous Decibels sekitar 40 juta orang Amerika mengalami gangguan pendengaran yang disebabkan oleh suara keras. Kerusakan terjadi pada sel rambut mikroskopik yang ditemukan di dalam koklea. Sel-sel ini merespons getaran suara mekanis dengan mengirimkan sinyal listrik ke saraf pendengaran.
Telinga manusia yang sehat bisa mendengar frekuensi mulai dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Seiring waktu, stereocilia (organel organel dari sel rambut yang merespons gerakan fluida atau perubahan tekanan fluida) bisa mengalami kerusakan. Saat stereocilia rusak, maka pendengaran Anda akan hilang. Dan kerusakan ini dapat terjadi akibat paparan suara keras. Selain itu, jumlah waktu Anda mendengarkan suara keras juga memengaruhi seberapa banyak kerusakan yang akan ditimbulkannya.
Semakin tenang suaranya, semakin lama Anda bisa mendengarkannya dengan aman. Namun, suara yang terlalu keras dapat menyebabkan tulang kecil di telinga tengah bergeser. Suara keras yang mencapai telinga dalam (koklea) juga dapat merusak sel-sel rambut yang melapisi koklea. Akibatnya, sel-sel rambut rusak dan tidak dapat mengirim sinyal suara ke otak untuk diinterpretasikan.
Jika Anda sering mendengar suara keras, sel-sel rambut semakin banyak yang rusak dan kondisi ini tidak dapat diperbaiki lagi. Berikut ini merupakan tingkat desibel suara yang sebaiknya Anda ketahui:
Suara Berbahaya
- – 90 dB: kereta bawah tanah, sepeda motor
- – 100 dB: suara bor tangan
- – 106 dB: suara alat pemotong rumput
- – 110 dB: suara maksimal beberapa MP3 player atau gergaji
- – 120 dB: suara pesawat jet saat lepas landas atau bunyi sirene
- -140 dB: suara senjata api
Suara Aman
- 50 dB: suara curah hujan sedang
- 60 dB: suara percapakan biasa, alat pengering pakaian atau alat pencuci piring
- 80-90 dB: hair dryer atau blender
Batas Aman Pendengaran
Sering kali, Anda tidak sadar bahwa suara yang Anda dengarkan terlalu keras. Seperti saat Anda mendengarkan lagu menggunakan headphone atau earphone. Untuk itu, Anda perlu mengetahui beberapa hal yang menandakan bahwa suara yang Anda dengarkan terlalu keras.
- Saat Anda sedang mendengarkan lagu menggunakan headphone atau earphone, orang lain di dekat Anda dapat mendengar suara musik yang Anda dengar.
- Telinga terasa sakit atau berdenging (tinnitus) setelah Anda mendengar suara keras.
- Anda tidak dapat mendengar suara orang yang berada disamping Anda.
- Suara di kuping terdengar teredam setelah Anda meninggalkan suara keras.
Salah satu dampak paling buruk dari mendengarkan suara terlalu keras adalah gangguan pendengaran secara permanen. Oleh karena itu, agar fungsi pendengaran dapat terjaga dengan baik, batasi suara yang Anda dengar setiap hari atau gunakan penyumbat telinga untuk mengurangi tingkat kebisingan.