Terbit: 15 April 2020 | Diperbarui: 4 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Solusio plasenta atau abruptio plasenta adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi tapi bisa berdampak serius pada janin dan ibu. Kondisi ini terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Solusio Plasenta: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Solusio Plasenta?

Seperti penjelasan sebelumnya, solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terpisah dari rahim sebelum bayi lahir. Plasenta adalah organ yang menjadi penghubung antara janin yang bertumbuh dengan rahim ibu. Organ ini menjadi penyambung hidup janin karena berfungsi memberi asupan makanan dan nutrisi pada janin melalui tali pusat.

Kondisi ini dapat membahayakan janin dan ibu karena dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan kehilangan darah pada ibu. Meskipin kasusnya jarang terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin.

Sekitar 1 dari 100 kehamilan mengalami solusio plasenta. Kondisi ini biasanya terlihat pada trimester ketiga, tetapi bisa juga terjadi setelah 20 minggu kehamilan.

Gejala Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah kondisi yang umumnya terjadi di trimester terakhir kehamilan, terutama beberapa minggu terakhir sebelum kelahiran. Tanda dan gejala yang bisa terjadi, antara lain:

  • Pendarahan vagina, meskipun jarang terjadi
  • Sakit perut
  • Sakit punggung
  • Kekakuan rahim
  • Kontraksi rahim

Nyeri perut dan nyeri punggung sering dimulai secara tiba-tiba. Jumlah perdarahan vagina sangat bervariasi dan tidak selalu menunjukkan berapa banyak plasenta telah terpisah dari rahim. Pada beberapa kondisi, darah mungkin bisa terperangkap di dalam rahim, sehingga jika Anda mengalami kondisi ini yang parah, perdarahan mungkin tidak terlihat.

Dalam beberapa kasus, abruptio plasenta berkembang secara perlahan (solusio kronis) dapat menyebabkan perdarahan vagina ringan dan terjadi berselang-selang. Kondisi ini membuat janin tidak tumbuh secepat yang diharapkan dan Anda memiliki cairan ketuban sedikit, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi lainnya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda memiliki tanda dan gejala seperti yang disebutkan di atas, Anda harus segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis profesional.

Penyebab Solusio Plasenta

Penyebab dari kondisi ini tidak diketahui dengan pasti. Kemungkinannya termasuk trauma, cedera pada perut, atau hilangnya cairan ketuban dengan cepat. Jika saat hamil Anda mengonsumsi alkohol atau menggunakan kokain, hal itu juga dapat meningkat risiko terjadi solusio plasenta.

Faktor Risiko Solusio Plasenta

Seorang wanita yang mengalami kondisi ini sebelumnya memiliki peluang 10 persen untuk mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya. Meski begitu, jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko, tidak berarti Anda akan mengalami kondisi ini.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko solusio plasenta, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi kronis (hipertensi)
  • Masalah terkait hipertensi selama kehamilan, termasuk preeklampsia, sindrom HELLP, atau eklampsia
  • Cedera pada perut
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Infeksi di dalam rahim selama kehamilan (korioamnionitis)
  • Hamil saat usia lebih dari 40 tahun

Diagnosis Solusio Plasenta

Jika dokter mencurigai solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan gejala, jumlah perdarahan, dan rasa nyeri yang muncul. Selain itu, Anda juga mungkin disarankan untuk melakukan tes darah dan melakukan USG. Meski begitu ultrasonografi tidak selalu menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Pengobatan Solusio Plasenta

Pada dasarnya, perawatan untuk kondisi ini tergantung pada tingkat keparahan abruptio serta kondisi ibu dan bayi. Dokter akan menentukan apakah abruptio plasenta yang Anda alami masuk kategori ringan, sedang, atau berat. Selain itu, perawatan juga akan tergantung pada usia kehamilan.

  • Hamil Kurang dari 34 Minggu

Anda mungkin harus dirawat di rumah sakit untuk pemantauan, meski denyut jantung janin normal dan abruptio plasenta tidak parah. Selain itu, Anda juga mungkin diberikan steroid untuk membantu paru-paru janin berkembang lebih cepat, jika Anda diharuskan melahirkan lebih awal.

  • Hamil Lebih dari 34 Minggu

Anda masih dapat melakukan persalinan normal jika kondisi tidak parah. Sementara jika kondisi ini membahayakan, Anda membutuhkan operasi caesar atau membutuhkan transfusi darah.

Komplikasi Solusio Plasenta

Dalam kondisi normal, plasenta tumbuh ke bagian atas rahim dan tetap pada posisi tersebut sampai dengan proses persalinan. Pada tahap terakhir jelang persalinan, plasenta terpisah dari rahim, dan kontraksi akan membantu mendorong janin ke jalan lahir.

Jika proses ini terganggu, kondisi dapat menimbulkan masalah yang membahayakan janin dan ibu. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu, antara lain:

  • Syok karena kehilangan darah
  • Masalah pembekuan darah
  • Kebutuhan akan transfusi darah
  • Gagal ginjal atau organ lain akibat kehilangan darah
  • Meski jarang terjadi, prosedur histerektomi diperlukan jika pendarahan pada rahim tidak dapat dikendalikan

Sementara itu, berikut ini adalah komplikasi pada janin, antara lain:

  • Lahir prematur. Anak Anda lahir sebelum 37 minggu. Sekitar 10% bayi yang lahir dari ibu dengan solusio plasenta termasuk dalam kategori ini.
  • Masalah dengan kesehatan. Jika bayi Anda lahir prematur karena kondisi ini, ia mungkin lebih cenderung memiliki masalah kesehatan di awal dan di kemudian hari.
  • Lahir mati. Ini adalah kondisi di mana janin meninggal dalam kandungan setelah Anda hamil setidaknya selama 20 minggu.

Pencegahan Solusio Plasenta

Kondisi ini tidak dapat dicegah, akan tetapi Anda dapat mengurangi faktor risikonya. Misalnya, tidak merokok dan tidak menggunakan narkoba seperti kokain. Sementara jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi.

Selalu kenakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil. Jika Anda pernah mengalami trauma perut yang diakibatkan karena kecelakaan mobil, jatuh, atau cedera lainnya, segera cari bantuan medis.

Sementara itu, jika Anda pernah mengalami abruptio plasenta dan Anda merencanakan kehamilan lagi, konsultasi dengan dokter kandungan sebelum hamil diperlukan. Hal ini menjadi penting agar dokter dapat mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

 

  1. Anonim. Placental abruption. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/placental-abruption/symptoms-causes/syc-20376458. (Diakses pada 15 April 2020).
  2. Anonim. What Is Placental Abruption?. https://www.webmd.com/baby/what-is-placental-abruption#1. (Diakses pada 15 April 2020).
  3. Nall, Rachel, RN, MSN, CRNA. 2018. What Is Placental Abruption?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/complications-placental-abruption#prevention. (Diakses pada 15 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi