Terbit: 29 September 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Perikarditis adalah iritasi dan pembengkakan pada selaput tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung atau disebut perikardium. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, dan lainnya di bawah ini!

Perikarditis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa itu Perikarditis?

Perikarditis adalah iritasi dan pembengkakan pada perikardium, yakni selaput tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung. Perikardium berfungsi melindungi dan melumasi jantung, mencegah gesekan dan infeksi, dan menjaga tetap berada di posisinya.

Penyakit ini sering kali menyebabkan gejala nyeri dada dan terkadang gejala lainnya. Nyeri dada tajam yang terkait dengan perikarditis terjadi ketika lapisan perikardium yang teriritasi saling bergesekan.

Iritasi dan pembengkakan pada perikardium biasanya terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak berlangsung lama (akut). Jika gejalanya berkembang lebih bertahap atau menetap, ini dianggap kronis.

Tanda dan Gejala Perikarditis

Perikarditis adalah penyakit yang terkadang mirip seperti serangan jantung, yang ditandai dengan nyeri tajam atau menusuk di dada yang muncul secara tiba-tiba. Nyeri bisa di tengah dan kiri dada atau di belakang tulang dada. Nyeri bisa menjalar ke bahu, leher, lengan, atau rahang.

Gejalanya mungkin berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada jenis yang dialami. Sekitar 85 hingga 90 persen penderitanya memiliki gejala nyeri dada.

Berikut ini beberapa gejala perikarditis lainnya:

  • Demam ringan.
  • Kelemahan atau kelelahan.
  • Sesak napas, terutama saat berbaring.
  • Batuk kering.
  • Palpitasi.
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, dan pergelangan kaki.

Gejala tersebut mungkin bisa memburuk saat Anda:

  • Berbaring.
  • Menarik napas dalam-dalam.
  • Menelan.
  • Batuk.

Duduk dan mencondongkan tubuh ke depan mungkin dapat membantu merasa lebih baik. Jika penyebab perikarditis adalah bakteri, kemungkinan mengalami demam, menggigil, dan kadar sel darah putih di atas normal. Sedangkan jika penyebabnya virus, kemungkinan mengalami flu atau gejala gangguan pencernaan.

Baca Juga: 10 Tanda Jantung Sehat dan Minim Risiko Penyakit

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar gejala perikarditis mirip dengan kondisi jantung dan paru-paru lainnya. Segera ke dokter jika mengalami gejala nyeri dada, terutama yang muncul secara tiba-tiba yang disertai:

  • Nyeri dada menyebar ke lengan, punggung, leher atau rahang.
  • Dada terasa sesak atau berat.
  • Sesak napas, berkeringat, dan perasaan sedang sakit.
  • Nyeri dada berlangsung lebih dari 15 menit.

Semakin cepat dievaluasi, akan semakin cepat mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Misalnya, meskipun penyebab nyeri dada akut mungkin perikarditis, penyebab awalnya bisa jadi serangan jantung atau gumpalan darah di paru-paru (emboli paru).

Penyebab Perikarditis

Penyebabnya sering kali tidak diketahui secara pasti, sehingga disebut perikarditis idiopatik. Namun, secara umum penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau noninfeksi.

Penyebab perikarditis oleh infeksi, termasuk:

  • Virus.
  • Bakteri.
  • Jamur dan parasit, keduanya penyebab yang sangat langka.

Sedangkan penyebab perikarditis oleh noninfeksi meliputi:

  • Masalah kardiovaskular seperti serangan jantung atau prosedur operasi sebelumnya.
  • Tumor di perikardium.
  • Cedera.
  • Pengobatan radiasi.
  • Gangguan inflamasi sistemik, termasuk lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Gangguan metabolisme seperti asam urat.
  • Gagal ginjal.
  • Beberapa penyakit genetik seperti demam mediterania familial.
  • Beberapa obat (meskipun jarang terjadi).

Faktor Risiko Perikarditis

Perikarditis adalah penyakit yang dapat menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi pria berusia 20 hingga 50 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini.

Meskipun sebagian besar penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, di antaranya:

  • Pemulihan dari serangan jantung.
  • Penyakit autoimun.
  • Trauma atau cedera akibat kecelakaan.
  • Memiliki pernapasan cepat dan berat.
  • Sesak napas.
  • Batuk kering.
  • Suhu tubuh yang tidak normal atau sering sakit.
  • Pembuluh darah pecah di selaput lendir yang melapisi paru-paru dan mata.
  • AIDS atau HIV.
  • Memiliki hipotiroidisme atau kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Diagnosis Perikarditis

Guna mendiagnosis penyakit, awalnya dokter akan mendengarkan bagian dada menggunakan stetoskop. Ketika lapisan perikardium saling bergesekan, ini dapat menimbulkan suara yang khas.

Tes lebih lanjut mungkin akan dilakukan untuk memeriksa apakah telah terjadi serangan jantung, apakah terjadi penumpukan cairan di kantung perikardium, atau jika ada tanda-tanda peradangan.

Berikut ini beberapa tes tambahan untuk mendiagnosis perikarditis:

  • Rontgen dada. Tes ini dapat menunjukkan bentuk jantung dan menunjukkan apakah jantung membesar karena kelebihan cairan.
  • Computed tomography scan (CT scan). CT scan dapat menghasilkan gambar jantung yang lebih detail daripada sinar-X standar dan mengesampingkan kemungkinan masalah lain seperti pembekuan paru dan robekan aorta.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) jantung. Tes ini menggunakan gelombang radio dan medan magnet, untuk menghasilkan gambaran akurat tentang lebar dinding jantung.
  • Ekokardiogram. Tes yang menghasilkan gambar jantung secara detail menggunakan gelombang suara.
  • Elektrokardiogram (EKG). Tes untuk memeriksa irama jantung dan mengukur aktivitas listrik jantung.

Pengobatan dan Perawatan Perikarditis

Perawatannya bergantung pada penyebab yang mendasari. Jika mengalami infeksi bakteri, kemungkinan akan diberi antibiotik.

Dalam sebagian besar kasus, gejala yang ringan akan hilang dengan sendirinya setelah mendapatkan pengobatan seperti obat antiinflamasi dan istirahat.

Jika memiliki risiko medis lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk dirawat di rumah sakit. Perawatannya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan serta mengurangi risiko kekambuhan.

Pengobatan dan perawatan perikarditis sering kali dilakukan untuk mereka yang tanpa memiliki risiko medis lain, di antaranya:

1. OAINS

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dijual bebas diresepkan untuk mengatasi nyeri dan pembengkakan. Golongan obat ini seperti ibuprofen atau aspirin untuk memberikan bantuan dengan cepat. Jika rasa sakit parah, dokter mungkin meresepkan obat yang lebih kuat.

2. Colchicine

Colchicine adalah obat meredakan peradangan yang efektif dalam mengurangi lamanya gejala dan mencegah perikarditis berulang.

Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah sel darah putih yang mengalir ke area peradangan, ini pada akhirnya dapat membantu meredakan peradangan dan mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.

3. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat yang efektif dalam mengurangi gejala penyakit ini. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kortikosteroid dini dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Ini harus dihindari kecuali dalam kasus ekstrem yang tidak merespons pengobatan alami.

4. Operasi

Operasi mungkin dapat dipertimbangkan sebagai perawatan perikarditis berulang yang tidak merespons pengobatan lain. Pengangkatan perikardium atau disebut perikardiektomi, biasanya disediakan sebagai terapi lini terakhir.

Drainase untuk menguras kelebihan cairan mungkin diperlukan. Ini dapat dilakukan dengan operasi atau dengan memasukkan kateter. Prosedur ini disebut perikardiosentesis atau jendela perikardial (pericardial window).

Baca Juga: Jantung Berdebar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Komplikasi Perikarditis

Jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan, penyakit ini bisa bertambah buruk dan menjadi lebih parah. Berikut ini adalah beberapa komplikasi perikarditis:

  • Tamponade jantung. Jika terlalu banyak penumpukan cairan di perikardium, ini dapat menekan jantung, yang menghambat suplai darah. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang fatal jika tidak segera ditangani.
  • Perikarditis konstriktif. Ini terjadi karena penebalan permanen dan jaringan parut pada perikardium. Kondisi ini menyebabkan pengerasan jaringan dan menghambat kerja jantung dengan benar, sehingga berpotensi menyebabkan pembengkakan di kaki serta tungkai dan sesak napas.

Pencegahan Perikarditis

Penyakit ini kemungkinan tidak dapat dicegah, tetapi dapat mengurangi risiko kekambuhan. Jadi, penting untuk mengikuti rencana perawatan.

Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi risiko perikarditis:

  • Istirahat dan hindari aktivitas fisik yang berat sampai kondisi pulih sepenuhnya.
  • Berkonsultasi dengan dokter tentang berapa lama harus membatasi aktivitas.
  • Jika melihat tanda-tanda kekambuhan, tanyakan kepada dokter sesegera mungkin.
  • Menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan.
  • Mendapatkan imunisasi yang disarankan.

Mencegah iritasi dan pembengkakan perikardium yang disebabkan oleh serangan jantung, dapat mengurangi risiko penyakit arteri koroner dengan cara berikut:

  • Hindari merokok.
  • Makan makanan yang sehat.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat).
  • Mengontrol tekanan darah.

Sedangkan untuk mengurangi risiko perikarditis terkait trauma, lakukan langkah berikut:

  • Pastikan mengenakan sabuk pengaman setiap kali mengemudi kendaraan.
  • Menggunakan perlengkapan pelindung dada yang sesuai saat olahraga kontak.

 

  1. Anonim. 2018. Pericarditis. https://www.health.harvard.edu/a_to_z/pericarditis-a-to-z. (Diakses pada 29 September 2020)
  2. Anonim. 2018. Pericarditis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pericarditis/symptoms-causes/syc-20352510. (Diakses pada 29 September 2020)
  3. Hecht, Marjorie. 2019. All About Pericarditis. https://www.healthline.com/health/pericarditis#symptoms. (Diakses pada 29 September 2020)
  4. Khetrapal, Afsaneh. 2018. Risk for Pericarditis. https://www.news-medical.net/health/Risk-for-Pericarditis.aspx. (Diakses pada 29 September 2020)
  5. Newman, Tim. 2018. Everything you need to know about pericarditis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/193320. (Diakses pada 29 September 2020)
  6. Watson, Stephanie. 2018. Pericardium. https://www.healthline.com/health/pericardium. (Diakses pada 29 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi