Terbit: 2 February 2021 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Difabel dan disabilitas adalah istilah yang sering dianggap sama untuk menggambarkan orang yang tidak mampu melakukan aktivitas seperti orang normal dan sehat. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Simak perbedaan selengkapnya.

Mengenali Perbedaan Difabel dan Disabilitas (Lengkap)

Apa Itu Difabel?

World Health Organization (WHO) mendefinisikan difabel sebagai terbatasnya kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu dibanding kebanyakan orang. Keterbatasan ini terjadi akibat kecacatan.

Arti difabel lainnya adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa menjalankan peran normal seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Pengertian difabel juga sering digunakan untuk menggambarkan masalah dengan struktur atau organ tubuh yang membuat individu terbatas melakukan aktivitas tertentu.

Apa Itu Disabilitas?

Menurut World Health Organization (WHO) disabilitas adalah menurunnya kemampuan seseorang untuk melakukan suatu gerakan, mendeteksi informasi sensorik tertentu, atau menjalankan fungsi kognitif. Keadaan ini umumnya adalah gangguan seumur hidup.

Pengertian disabilitas lainnya adalah penurunan fungsi atau tidak adanya bagian tubuh atau organ tertentu. Gangguan pada fisik, mental, sensorik, emosional, perkembangan, atau kombinasi dari semuanya, bisa dialami oleh seseorang yang memiliki keadaan ini.

Sementara untuk istilah penyandang disabilitas, istilah tersebut berasal dari Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Menurut undang-undang tersebut, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.

Jenis Disabilitas

Berikut adalah beberapa jenis disabilitas yang sebaiknya Anda kenali, di antaranya:

1. Gangguan Fisik

Kategori ini mencakup orang dengan berbagai jenis disabilitas fisik termasuk:

  • Cacat tungkai atas.
  • Cacat tungkai bawah.
  • Ketangkasan manual.
  • Cacat dalam koordinasi dengan berbagai organ tubuh

Disabilitas dalam mobilitas dapat berupa bawaan lahir atau didapat dengan masalah usia. Bisa juga karena efek suatu penyakit. Orang yang mengalami patah tulang juga termasuk dalam kategori ini.

2. Gangguan Penglihatan

Cedera ini dapat menyebabkan beberapa masalah serius atau penyakit seperti kebutaan dan trauma mata. Beberapa gangguan penglihatan yang umum termasuk kornea tergores, goresan pada sklera, kondisi mata terkait diabetes, mata kering, dan cangkok kornea.

3. Gangguan Pendengaran

Tunarungu adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang mengalami gangguan pendengaran. Keadaan ini dapat terlihat jelas saat lahir atau terjadi di kemudian hari karena beberapa penyebab biologis.

4. Gangguan Kognitif

Ini adalah jenis gangguan yang terjadi pada orang yang menderita disleksia dan berbagai kesulitan belajar lainnya, termasuk gangguan bicara. Kognisi memainkan peran penting dalam kemampuan seseorang untuk belajar, hidup sehat, dan normal.

Perbedaan Difabel dan Disabilitas

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai dua istilah seperti di atas, terlihat bahwa dua istilah tersebut memiliki arti yang tidak jauh berbeda. Perbedaan bisa terlihat dari penggunaan istilah dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, difabel yaitu istilah yang lebih halus untuk menggambarkan seseorang yang mengalami disabilitas. Artinya, seseorang yang difabel hanya terbatas dalam menjalankan aktivitas tertentu, bukan tidak mampu melakukan sama sekali. Penggunaan alat tertentu biasanya membuat seseorang mampu melakukan aktivitas seperti kebanyakan orang.

Perlu Anda ketahui, sebelum istilah penyandang disabilitas digunakan, peraturan di Indonesia menggunakan terminologi penyandang cacat. Istilah ini dianggap tidak merefleksikan kondisi sebenarnya dari penyandang disabilitas.

Menggunakan Istilah Difabel dan Disabilitas pada Keadaan Tepat

Jika Anda masih bingung menggunakan istilah difabel atau disabilitas, berikut contoh yang bisa dijadikan patokan. Apakah Stevie Wonder mengalami difabel atau disabilitas? Jika disabilitas adalah mengacu pada penurunan fungsi atau tidak adanya bagian tubuh atau organ tertentu, maka istilah itu tepat untuk digunakan padanya.

Sebagai seorang tunanetra, Stevie Wonder memenuhi syarat sebagai penyandang disabilitas. Disabilitas biasanya merupakan kondisi seumur hidup seperti autisme, keterbelakangan mental, cerebral palsy, atau tuli.

Lantas, apakah Stevie Wonder juga bisa disebut difabel? Bisa, karena disabilitas yang dialaminya membuatnya terbatas melakukan aktivitas tertentu.

Akan tetapi, kebutaan yang dialaminya tidak menghalanginya untuk bernyanyi atau mencapai kepuasan pribadi sebagai seorang penghibur. Jadi, meskipun ia memiliki disabilitas, terdapat bagian tubuh lain yang masih bisa digunakan, ia hanya mengalami disabilitas sensorik.

Meski dua istilah bisa digunakan untuk menggambarkan keadaan Stevie Wonder, penggunaan kata difabel dirasa lebih halus dibanding penyandang disabilitas, karena terlihat lebih menghargai usaha yang dilakukannya untuk mengatasi keterbatasannya.

Sementara itu, julukan penyandang cacat dianggap sebagai subyek hukum yang kurang diberdayakan. Penggunaan istilah ‘cacat’ kerap kali berkonotasi negatif. Julukan tersebut memberikan predikat negatif kepada seseorang, yaitu cacat pada keseluruhan pribadinya.

Namun pada kenyataannya, bisa saja seseorang hanya mempunyai satu kekurangan fisik tertentu, sebagai contoh memiliki ketidakmampuan untuk melihat namun semua organ tubuh lain berfungsi sempurna. Oleh karenanya, penggunaan istilah ‘cacat’ diubah menjadi ‘disabilitas’ yang memiliki konotasi lebih baik.

Mengakomodasi Orang-Orang yang Memiliki Kebutuhan Khusus

Ketika sistem dirancang dengan cermat untuk mengakomodasi kebutuhan, tantangan, dan tingkat kemampuan yang berbeda-beda dari semua lapisan masyarakat, penyandang disabilitas dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam (atau menggunakan) sistem ini.

Salah satu tujuan utama dari gerakan hak-hak penyandang disabilitas adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana sistem dapat (dan harus) dirancang untuk melayani semua orang, tidak hanya sebagian besar orang yang kebetulan tidak memiliki gangguan.

Misalnya, bangunan dan trotoar harus dirancang agar dapat diakses kursi roda bagi penyandang disabilitas fisik (baik permanen atau sementara), sedangkan teks tertulis di TV memungkinkan orang dengan gangguan pendengaran menikmati tayangan.

Mengembangkan Potensi yang Dimiliki

Penyandang disabilitas pada dasarnya memiliki kemampuan dan potensi yang bisa dikembangkan agar dapat hidup dengan mandiri. Oleh karena itu, rehabilitasi sosial diperlukan bagi seseorang yang memiliki keadaan ini. Rehabilitasi sosial dapat berjalan baik jika sesuai dengan keadaan penderita.

Selain itu, seseorang yang memiliki keadaan ini juga membutuhkan pengakuan sebagai individu dan makhluk sosial yang berdaya dari orang tua, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, penderita juga membutuhkan aksesibilitas yang dapat mendukung aktivitas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

 

  1. Anonim. Handicapped vs. Disabled. https://www.diffen.com/difference/Disability_vs_Handicap. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  2. Anonim. The Difference Between Handicapped and Disabled. http://www.differencebetween.net/language/the-difference-between-handicapped-and-disabled/. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  3. Anonim. Disabilities: Definition, Types and Models of Disability. https://www.disabled-world.com/disability/types/. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  4. Anonim. Penyandang Cacat? Penyandang Disabilitas. https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2018/09/16/cacat-atau-disabilitas/. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  5. Anonim. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
    NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
    PENYANDANG DISABILITAS. https://pug-pupr.pu.go.id/_uploads/PP/UU.%20No.%208%20Th.%202016.pdf. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  6. Carter, Sheena L. Impairment, Disability and Handicap. https://med.emory.edu/departments/pediatrics/divisions/neonatology/dpc/impairment-mx.html#:~:text=As%20traditionally%20used%2C%20impairment%20refers,relative%20to%20a%20peer%20group. (Diakses pada 2 Februari 2021).
  7. Ulrich, Marye. Do the words disability and handicapped mean the same thing?. http://www.disabilityresource.org/23-do-the-words-disability-and-handicapped-mean-the-same-thing. (Diakses pada 2 Februari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi