Penyebab ketombe sangat beragam. Masalah ketombe dapat dikatakan sebagai salah satu masalah rambut dan kulit kepala yang paling umum. Ketombe menyebabkan Anda memiliki serpihan-serpihan putih di rambut yang dapat merusak penampilan. Ada banyak sekali faktor yang ternyata memengaruhi keberadaan ketombe di kulit kepala.
Apa Itu Ketombe?
Ketombe adalah kondisi kulit kepala yang menyebabkan serpihan kulit muncul yang biasanya disertai dengan rasa gatal. Penyebab ketombe tidak diketahui secara pasti, tapi ada banyak sekali faktor yang mungkin dapat memicu ketombe.
Banyak yang mengira bahwa tidak membersihkan rambut dengan baik merupakan penyebab ketombe, tapi nyatanya ini bukan merupakan penyebab utama ketombe. Kebersihan yang buruk tidak menyebabkan ketombe, tapi dapat membuat ketombe semakin memburuk dan terlihat.
Ketombe termasuk kondisi yang sangat umum. Dalam beberapa kasus yang parah, ketombe dapat mengganggu penampilan dan juga menurunkan kepercayaan diri.
Penyebab Ketombe
Sebelumnya disebutkan bahwa ketombe dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Mengetahui penyebab ketombe secara pasti tentu akan sangat membantu dalam mencari perawatan yang tepat.
Berikut adalah berbagai faktor penyebab ketombe dan yang memperburuk ketombe yang wajib Anda kenali:
1. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah kondisi yang menyebabkan kulit menjadi iritasi, berminyak, dan bersisik.
Dermatitis seboroik yang terjadi pada kulit kepala dapat menjadi penyebab ketombe. Selain menyerang kulit kepala, kondisi ini pada dasarnya dapat muncul di beberapa bagian kulit lain, terutama yang berpotensi memproduksi minyak lebih banyak.
Penyebab umum dermatitis seboroik adalah jamur Malassezia yang biasanya hidup di kulit kepala. Jamur ini memakan minyak yang dikeluarkan oleh folikel rambut.
Ketika jamur terlalu aktif, jamur akan menyebabkan kepala mengalami iritasi dan menghasilkan sel kulit tambahan. Sel-sel kulit ekstra ini akan mati, rontok, dan bercampur dengan minyak di kulit kepala dan membentuk ketombe.
2. Ragi
Ragi adalah mikroorganisme yang masuk ke dalam kingdom fungi, sama seperti jamur.
Seseorang yang sensitif terhadap ragi memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami ketombe. Umumnya sinar UVA (ultraviolet A) dapat menangkal ragi. Hal ini yang membuat ketombe biasanya memburuk atau cenderung muncul di musim-musim dingin di mana Anda lebih jarang terpapar matahari.
3. Kulit Kering
Kulit kering dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah udara dingin yang menyebabkan kelembapan udara menurun.
Kulit yang terlalu kering juga berpotensi mengembangkan ketombe. Kulit kering menyebabkan kulit terasa gatal dan mudah mengelupas. Ketombe kering dengan serpihan kecil dan tidak berminyak kemungkinan disebabkan oleh kondisi ini.
4. Keramas Terlalu Sering
Banyak orang yang beranggapan bahwa jarang keramas dapat menyebabkan penumpukan minyak dan sel kulit mati yang menyebabkan ketombe, namun pada dasarnya hal ini tidak terbukti.
Terlalu sering keramas justru diklaim menjadi salah satu penyebab ketombe karena terlalu sering keramas dapat membuat kulit kepala kering dan iritasi. Keramas maksimal dua hari sekali dianggap ideal sebagai perawatan rambut. Jangan lupa untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan rambut Anda.
5. Sampo dan Produk Perawatan Rambut Lainnya
Penggunaan sampo dan produk perawatan rambut yang salah juga berpotensi menyebabkan kulit kepala iritasi, gatal, dan juga bersisik.
Sensitivitas yang tinggi terhadap sampo dan produk perawatan lain dapat menyebabkan reaksi yang disebut dengan dermatitis kontak. Jika produk tertentu memberikan efek negatif pada rambut dan kulit kepala, sebaiknya pertimbangkan untuk mengganti produk tersebut dengan produk lain.
6. Kondisi Kulit Tertentu
Selain dermatitis seboroik, ada banyak kondisi kulit lainnya yang juga dapat menjadi penyebab ketombe.
Kondisi kulit seperti psoriasis dan eksim dapat meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki ketombe. Infeksi akibat jamur Tinea capitis juga dapat menyebabkan kurap di kulit kepala yang dapat menciptakan ketombe.
7. Kondisi Medis Tertentu
Bukan hanya kondisi pada kulit saja, kondisi medis lain yang tidak secara langsung memengaruhi kulit juga dapat menyebabkan ketombe.
Seseorang yang memiliki penyakit Parkinson atau penyakit neurologis lainnya biasanya rentan terhadap ketombe. Penyakit yang memengaruhi sistem imun tubuh juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami dermatitis seboroik atau ketombe.
Contohnya seperti pada orang dengan HIV/AIDS, orang yang baru pulih dari serangan jantung atau stroke, atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena akibat lainnya.
8. Stres
Stres juga disebut-sebut dapat menjadi salah satu penyebab ketombe.
Pada dasarnya hal ini disebabkan karena stres berkaitan dengan beberapa gangguan kulit. Pada kondisi seperti psoriasis, stres dapat dikatakan sebagai pemicu utama. Stres juga diduga terkait dengan dermatitis seboroik.
9. Faktor Makanan
Pola makan sangat terkait erat dengan kondisi tubuh seseorang dan ternyata pola makan yang salah juga dapat menyebabkan ketombe. Kurangnya konsumsi beberapa nutrisi seperti zinc, vitamin B kompleks, dan beberapa jenis lemak diduga dapat meningkatkan risiko ketombe.
Tips Menghindari Ketombe
Ketombe dapat menjadi masalah yang datang dan pergi sepanjang hidup Anda. Agar dapat terhindar dari masalah satu ini, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:
- Jika ketombe telah muncul, gunakanlah jenis sampo antiketombe untuk membersihkan rambut.
- Pastikan Anda membilas sampo dengan baik setiap keramas.
- Hindari bahan kimia keras dalam sampo seperti alkohol atau pewangi yang dapat membuat rambut dan kulit kepala kering.
- Habiskan beberapa waktu di bawah sinar matahari setiap hari, namun jangan terlalu berlebihan karena paparan sinar UV berlebihan dapat memicu kanker kulit.
- Pelajari cara untuk mengelola stres.
Umumnya masalah ketombe dapat membaik dengan sendirinya tanpa harus mendapatkan penanganan medis. Penggunaan sampo dan produk perawatan rambut yang tepat bisa sangat membantu.
Namun apabila masalah ketombe menjadi lebih serius dan sulit untuk diatasi, sebaiknya konsultasikan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti ketombe dan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!
- Brazier, Yvette. 2017. How to treat dandruff. https://www.medicalnewstoday.com/articles/152844.php. (Diakses 10 Februari 2020).
- Watson, Stephanie. 2017. Is It Dandruff or Dry Scalp? Symptoms, Treatment, and More. https://www.healthline.com/health/skin-disorders/dandruff-vs-dry-scalp. (Diakses 10 Februari 2020).