Terbit: 12 November 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ada banyak jenis penyakit eksim namun yang paling umum adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatitis statis, dan setidaknya tujuh bentuk eksim lainnya. Ketahui apa saja jenis penyakit kulit eksim dan pengobatannya.

11 Jenis Penyakit Eksim: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Apa Itu Penyakit Eksim?

Eksim adalah peradangan kulit akibat kondisi autoimun pada kulit. Eksim juga disebut dengan dermatitis. Gejala eksim yang paling umum adalah kulit gatal, kulit bersisik, kemerahan, pecah-pecah, kasar, kering, dan bahkan sampai kulit melepuh. Setiap jenis dermatitis memiliki gejala, penyebab, pemicu, dan pengobatan berbeda.

Jenis Penyakit Eksim yang Harus Diwaspadai

Ada beragam jenis dermatitis, namun yang paling umum adalah dermatitis atopik atau peradangan kulit akibat alergi serbuk sari, asap, atau zat tertentu. Terdapat setidaknya sembilan tipe eksim lainnya yang juga umum.

Berikut ini jenis penyakit kulit eksim dan pengobatannya:

1. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit paling umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dan akan sembuh atau membaik saat dewasa. Orang dengan dermatitis atopik biasanya juga mengalami asma dan demam.

Gejala Dermatitis Atopik

Peradangan kulit akibat dermatitis atopik biasanya terjadi di kulit bagian tangan, kaki, wajah, siku, atau belakang lutut. Gejalanya berupa:

  • Ruam kulit.
  • Gatal.
  • Bintik merah, bentol, atau benjolan kecil.

Penyebab Dermatitis Atopik

Penyebab dermatitis atopik adalah gangguan sistem imun yang tidak dapat melindungi kulit dari iritasi. Kondisi ini biasanya terjadi akibat:

  • Asma.
  • Alergi serbuk sari.
  • Riwayat keluarga atau gen.
  • Kulit kering.
  • Faktor udara pada lingkungan sekitar.
  • Paparan bahan kimia, debu, atau zat alergen lain.

Cara mengatasi dermatitis atopik adalah dengan menggunakan krim steroid, antibiotik, atau pelembap kulit. Dokter juga dapat memberi resep obat untuk mengontrol sistem imun kulit seperti dupilumab (Dupixent) atau crisaborole (Eucrisa) sesuai tingkat keparahan gejala eksim.

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan kulit akibat kulit mengalami kontak dengan zat pemicu yang mengiritasi kulit (dermatitis kontak iritan) atau zat yang memicu alergi kulit (dermatitis kontak alergi). Zat pemicu alergi atau iritan dapat berupa apa saja seperti getah, serbuk sari, racun, pemutih, dan lainnya.

Gejala Dermatitis Kontak

Gejala dermatitis kontak pada setiap orang berbeda, namun gejalanya secara umum berupa:

  • Kulit gatal.
  • Terasa perih.
  • Sensasi terbakar.
  • Kulit kemerahan.
  • Penebalan kulit.
  • Kulit kasar atau bersisik.

Gejala dapat terjadi pada bagian kulit manapun yang bersentuhan langsung dengan kontak iritan atau alergi.

Penyebab Dermatitis Kontak

Ketika Anda menyentuh zat tertentu, seperti:

  • Poison ivy.
  • Zat kimia.
  • Bahan kosmetik berbahaya.
  • Perhiasan.
  • Nikel.
  • Cat.
  • Deterjen atau pemutih.
  • Cairan cuci piring.
  • Sabun.
  • Parfum.
  • Abu rokok.

Pemicu alergen dan iritan dapat berupa zat lainnya yang membuat efek peradangan pada kulit. Cara mengatasi dermatitis kontak adalah dengan menjauhkan kulit dari zat pemicu, menggunakan krim steroid, atau pelembap kulit.

3. Eksim Tangan

Jenis penyakit eksim yang gejalanya hanya muncul di kulit bagian tangan. Misalnya, saat Anda secara terus-menerus menyentuh zat yang menyebabkan peradangan kulit tangan.

Gejala Eksim Tangan

Gejala peradangan kulit hanya memengaruhi kulit tangan, termasuk:

  • Kulit tangan lecet.
  • Gatal.
  • Kulit kering atau pecah-pecah.
  • Kulit kemerahan baik pada telapak atau punggung tangan.

Gejalanya mungkin bertambah parah seperti kulit tangan melepuh, tergantung pada seberapa banyak zat pemicu yang membuat peradangan kulit tangan.

Penyebab Eksim Tangan

Penyebab umum eksim tangan adalah paparan zat kimia pada produk kebersihan, kecantikan, atau produk kesehatan tertentu. Eksim tangan lebih rentan terjadi pada orang yang memiliki pekerjaan yang membuat mereka harus menggunakan bahan kimia atau produk iritan.

4. Eksim Numularis

Eksim numularis berbeda dengan jenis penyakit kulit eksim lainnya karena gejalanya sangat gatal dan tidak menyenangkan. Dermatitis numularis dapat menyerang wanita di usia remaja, sementara laki-laki dapat menderita penyakit ini pada usia 50 tahunan.

Gejala Eksim Numularis

Umumnya, gejala eksim numularis terdapat pada kulit bagian kaki, lengan bawah, punggung bawah, dan pinggul. Berikut ini gejalanya:

  • Bintik bulat berbentuk seperti koin (dapat bersisik).
  • Kulit kemerahan.
  • Sensasi gatal yang luar biasa.

Penyebab Eksim Numularis

Penyebab utamanya belum diketahui, namun beberapa faktor diduga sebagai pemicu utama eksim numularis, seperti:

  • Efek dari udara dingin atau cuaca kering.
  • Paparan logam seperti nikel.
  • Paparan bahan kimia seperti formaldehida.
  • Gigitan serangga.
  • Kulit yang sangat kering.

Orang dengan riwayat dermatitis atopik juga rentan mengembangkan penyakit eksim numularis. Cara mengatasinya dengan membersihkan kulit dengan air hangat, menggunakan pelembap, atau krim steroid.

5. Dermatitis Statis

Dermatitis statis adalah peradangan kulit akibat ada cairan yang keluar dari pembuluh darah dan melemahkan sistem imun kulit. Kondisi ini juga dapat terjadi saat darah di tubuh bagian bawah tidak bersirkulasi dengan baik untuk kembali ke jantung.

Gejala Dermatitis Statis

Berikut ini gejala dermatitis statis:

  • Pembengkakan pada kaki.
  • Kaki terasa berat saat berjalan.
  • Kulit kaki mengeras.
  • Dapat menyebabkan varises.
  • Kulit kaki gatal dan kering.
  • Menyebabkan noda cokelat pada kulit.

Penyebab Dermatitis Statis

Dermatitis statis lebih rentan terjadi pada orang dengan riwayat cedera kaki yang sangat parah. Kondisi lain seperti riwayat operasi kaki, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi juga dapat memicu dermatitis statis.

6. Neurodermatitis

Neurodermatitis adalah peradangan kulit dengan gejala bercak-bercak pada kulit. Kondisi ini mirip dengan gejala dermatitis apotik yang juga menyebabkan rasa gatal dan kulit kemerahan.

Gejala Neurodermatitis

Berikut ini gejala neurodermatitis:

  • Bercak kulit yang tebal.
  • Kulit bersisik.
  • Kulit kemerahan dan gatal, terutama pada jam tidur.
  • Luka lecet bila Anda menggaruk bercaknya.

Gejala ini biasanya muncul pada leher bagian belakang, kulit kepala, kaku, lengan, dan kulit kelamin.

Penyebab Neurodermatitis

Neurodermatitis dapat terjadi akibat komplikasi atau perkembangan dari gejala eksim lain. Faktor stres sehari-hari juga dapat memicu serangan gejala neurodermatitis. Penyebab lainnya adalah efek dari gigitan serangga.

7. Eksim Dyshidrotic

Eksim dyshidrotic adalah peradangan kulit dengan gejala iritasi kulit atau kulit melepuh pada kulit bagian kaki dan tangan. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria.

Jenis penyakit eksim dyshidrotic memiliki gejala sebagai berikut:

  • Kulit melepuh dan berisi cairan dalam kulit.
  • Gatal dan nyeri.
  • Kulit kering atau mengelupas.
  • Ruam gatal pada sela jari-jari.

Eksim dyshidrotic biasanya disebabkan oleh alergi kulit, paparan zat tertentu seperti nikel, kobalt, atau garam kromium. Kondisi ini juga dapat terjadi akibat infeksi saat kulit basah, misalnya, Anda memakai sarung tangan atau sepatu yang basah.

8. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik adalah istilah medis untuk kondisi umum yang lebih dikenal dengan ketombe. Ketombe terjadi akibat pertumbuhan sejenis jamur pada area kulit berambut, paling sering terjadi pada kulit kepala.

Gejala umum ketombe adalah lapisan kulit terkelupas dan menyebabkan gatal. Selain pada kulit kepala, ketombe mungkin terjadi pada alis, belakang telinga, selangkangan, bagian samping hidung, atau bagian tengah dada.

Dermatitis seboroik dapat terjadi akibat penggunaan sampo yang salah, efek samping produk rambut tertentu, dan pelepasan sel kulit kepala yang terlalu cepat. Anda dapat mengatasinya dengan menggunakan sampo antiketombe, losion steroid, atau krim antijamur.

9. Dermatitis Iritan

Salah satu jenis penyakit eksim kontak yang disebabkan oleh paparan kulit dengan zat iritan. Kondisi ini terjadi bila kulit menyentuh zat beracun berulang kali yang menyebabkan iritasi kulit. Zat iritan penyebab dermatitis kontak paling umum adalah pemutih, detergen, spiritus, pupuk, pestisida, serbuk sari, debu, atau zat-zat asing yang terbawa melalui udara.

10. Dermatitis Alergi

Dermatitis kontak alergi adalah alergi kulit akibat kulit mengalami kontak dengan alergen yang menyebabkan reaksi kekebalan kulit. Akhirnya, reaksi alergi seperti ruam kulit, kemerahan, dan gatal muncul.

Jenis alergen paling umum adalah poison ivy, obat-obatan seperti krim antibiotik, nikel, bahan pengawet, desinfektan, serbuk sari, atau bahkan produk kecantikan. Setiap orang memiliki alergi dengan alergen tertentu.

11. Eksim Xerotik (Kulit Kering)

Eksim xerotik istilah medis untuk kondisi kulit yang sangat kering. Kulit kering menjadi sangat kasar, pecah-pecah, bersisik, dan rapuh sehingga dapat menyebabkan gejala eksim kambuh.

Kondisi ini lebih rentan terjadi pada orang tua karena kondisi alami kulit yang sudah kurang lembap. Eksim xerotik juga rentan terjadi pada musim dingin karena kulit menjadi kering. Cara sederhana untuk mengatasi jenis eksim ini adalah dengan menggunakan pelembap, gunakan penghangat ruangan bila perlu, dan hindari sabun atau produk dengan zat kimia keras.

Itulah pembahasan tentang jenis penyakit kulit eksim dan pengobatannya. Setiap jenis dermatitis memiliki gejala dan pengobatan berbeda, namun pada dasarnya dapat diatasi dengan menjaga kelembapan kulit. Konsultasi lebih lanjut dengan dokter tentang kondisi penyakit eksim yang Anda alami.

 

  1. McIntosh, James. 2020. What to know about eczema. https://www.medicalnewstoday.com/articles/14417#_noHeaderPrefixedContent. (Diakses pada 12 November 2020).
  2. Watson, Stephanie. 2020. What Are the 7 Different Types of Eczema?. https://www.healthline.com/health/types-of-eczema. (Diakses pada 12 November 2020).
  3. WebMD. 2019. Types of Eczema. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/eczema/types-of-eczema#1. (Diakses pada 12 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi