Terbit: 26 June 2018 | Diperbarui: 27 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Banyak yang mengira bahwa masalah infeksi jamur hanya akan terjadi pada alat kelamin perempuan saja. Hal ini membuat banyak kaum pria yang dengan santai menanggapi masalah infeksi ini. Faktanya, infeksi jamur ini juga bisa menyerang laki laki.

Infeksi Jamur pada Kelamin Pria

Beberapa Hal yang Meningkatkan Risiko Candidiasis pada Penis

Penyebab utama jamur pada kelamin pria adalah spesies jamur Candida albicans, dan infeksi jamur tersebut dikenal dengan sebutan Candidiasis. Jamur ini dapat menginfeksi kulit yang justru cenderung sehat, hangat, ataupun lembap. Infeksi jamur ini bisa terjadi pada kaum pria yang cenderung melakukan hubungan seks dengan tidak aman serta tidak menjaga kebersihan penisnya dengan tidak baik.

Meski frekuensi kasus ini cukup jarang, adanya risiko bagi kaum pria membuatnya tidak bisa lagi menyepelekan penyakit ini. Oleh karena itu, kaum pria harus mulai mempelajari gejala, penyebab, hingga risiko dari adanya penyakit jamur di penis ini.

Risiko bisa meningkat jika Anda memiliki diabetes, tidak disirkumsisi, kurang menjaga kebersihan, penggunaan antibiotik jangka waktu yang lama, obesitas, kekebalan tubuh yang rendah seperti pada pasien HIV/AIDS.

Selain itu, penis yang sering berada dalam kondisi lembap ternyata memiliki risiko munculnya infeksi jamur ini. Gejala awal dari infeksi jamur ini adalah terdapat ruam berwarna kemerah-merahan pada penis.

Ruam ini kemudian diikuti dengan rasa gatal atau terbakar pada ujung penis. Gejala berikutnya adalah munculnya bengkak yang menyakitkan atau adanya kemunculan titik berwarna merah di ujung penis, yang kemudian diikuti dengan adanya bercak putih di ujungnya, beberapa kulit yang mengelupas dan saat melakukan buang air kecil akan terasa sakit dan terbakar.

Jika gejala ini dibiarkan, infeksi jamur pada penis ini bisa menyebar ke daerah sekitar selangkangan seperti paha, pantat, dan lain-lain. Meskipun infeksi jamur pada kelamin pria cenderung lebih mudah diobati, namun jika infeksi sudah semakin menyebar, ada baiknya dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui apakah penyakit ini dikarenakan infeksi jamur atau infeksi penyakit seksual yang ditularkan karena hubungan seks yang tidak sehat.

Mengatasi Jamur pada Penis

Penis gatal karena infeksi jamur umumnya dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di apotek, seperti clotrimazole, ketoconazole, dan miconazole.

Sementara jika gatal terjadi lebih dari dua minggu, terutama jika gatal pada penis disertai dengan gejala seperti terdapat darah dalam urine, demam tinggi, mual dan muntah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Namun sebelum terjadi gatal pada penis, beberapa cara perawatan penis berikut ini dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

  • Selalu keringkan penis setelah mandi atau buang air kecil. Organ kelamin pria yang lembap lebih berisiko mendatangkan infeksi.
  • Hindari terlalu lama mengenakan pakaian yang basah. Segera ganti pakaian begitu selesai berolahraga.
  • Hindari membubuhkan bedak atau deodoran pada penis, terutama pada balita. Serbuk bedak dapat tinggal di balik kulit kulup dan menyebabkan iritasi.
  • Jika Anda ingin melakukan hubungan seksual, pastikan Anda menggunakan kondom atau pengaman, dan hindari perilaku seks berisiko.
  • Hindari menggaruk kemaluan yang gatal. Anda dapat menepuk atau menekan dengan lembut.
  • Bersihkan juga bagian dasar penis, zakar, dan anus. Hindari terlalu sering membersihkan penis karena justru dapat menyebabkan nyeri. Lakukan hal ini setidaknya satu hari sekali.
  • Ganti celana dalam setidaknya sehari sekali.

Umumnya infeksi jamur tidak berbahaya dan dapat ditangani dengan menggunakan obat antijamur. Infeksi jamur sering terjadi pada kepala penis dan disebut balanitis jamur. Kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, membuat jamur dapat berkembangbiak dan menyebabkan infeksi berat. Pada diabetes, rentan terjadi infeksi kembali meski telah sembuh.

Jika gatal pada kemaluan terjadi karena infeksi bakteri seperti gonore pada penyakit menular seksual, maka dibutuhkan antibiotik. Antiobiotik mampu menekan pertumbuhan candida.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi