DokterSehat.Com – Salah satu ungkapan yang sering didengar saat seseorang ingin menjaga kesehatan kulitnya adalah: apa yang ada di dalam tubuh akan berdampak pada kulit. Ternyata, ungkapan ini memang benar adanya. Jika bagian dalam tubuh mengalami gangguan entah itu sakit atau stres, kulit akan menunjukkannya. Lantas, bagaimana mengenali ciri-ciri gangguan pada kulit?
Gangguan Pada Kulit Akibat Stres
Salah satu penyebab gatal dan ruam kulit adalah stres yang berlebihan. Stress memunculkan respons kimia dalam tubuh yang dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit. Banyak sekali dampak buruk dari stress mulai dari jerawat sampai ke kerontokan rambut.
Nah, kira-kira apa saja yang ditunjukkan kulit dan menjadi tanda kalau stres sedang berjalan?
Stres psikis sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah menimbulkan rasa gatal dan memunculkan ruam pada kulit. Berikut adalah beberapa gangguan kulit lainnya yang bisa Anda kenali, di antaranya:
1. Inflamasi di kulit
Stres yang terjadi pada tubuh menyebabkan kulit susah mempertahankan keseimbangan yang dimilikinya. Tubuh yang terus-menerus mengalami stres bisa memicu gangguan pada kulit berupa inflamasi sehingga gangguan yang lebih besar bisa muncul dan mengganggu aktivitas harian.
Stres dapat mencetuskan kekambuhan dan memperparah kondisi penyakit inflamasi seperti atopik dan biduran.
Apabila Anda mempunyai riwayat psoriasis dan eksim atopik, pastikan untuk menghindari stres yang berlebihan untuk mencegah kekambuhan penyakit ini. Selain itu, penyakit kulit yang sering dikaitkan dengan stres adalah neurodermatitis atau lichen simplex chronicus.
Neurodermatitis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit berwarna lebih gelap dan lebih tebal. Gangguan pada kulit ini menyebabkan rasa gatal yang berlebihan sehingga penderita neurodermatitis menggaruk berulang pada tempat yang sama dan kulit menjadi menebal.
2. Kulit berminyak dan muncul jerawat
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi kalau stres yang berlebihan bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menyebabkan gangguan pada kulit sepertit jerawat. Stres dapat memperparah peradangan pada jerawat, dan membuat jerawat bertambah merah dan membengkak.
Stres dapat dipicu oleh menstruasi, pekerjaan yang sangat berat atau apabila sedang menghadapi ujian. Hal-hal ini membuat hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang sehingga kulit memproduksi minyak yang berlebihan dan menyebabkan gangguan kulit seperti jerawat.
3. Ketombe dan rambut rontok
Gangguan pada kulit juga bisa disebabkan oleh ketombe atau yang dikenal dengan istilah medis dermatitis seborheik, salah satu tipe eksim yang menyerang kulit pada daerah yang berminyak seperti pada rambut dan wajah.
Dermatitis seborhoik adalah salah satu penyakit eksim yang sering dikaitkan dengan stres. Stres sendiri dapat memperparah kondisi dan adalah salah satu faktor risiko kekambuhan dermatitis seborhoik.
Kulit kepala dan menjadi lebih berminyak dan bersisik, dan pada kondisi yang sangat parah akan terlihat kemerahan. Sebuah penelitian yang mengaitkan kesehatan jiwa dengan dermatitis seborhoik menyimpulkan bahwa penyakit ini sangat sering mengenai penderita kecemasan, depresi, dan gangguan neurosis
4. Kulit jadi sensitif dan dan luka pada kulit sulit sembuh
Kortisol yang banyak diproduksi saat sedang mengalami stres bisa menyebabkan banyak sekali kerusakan protein di kulit. Dampaknya, kulit menjadi sangat sensitif dan mudah sekali mengalami iritasi. Area kulit yang sensitif juga akan mudah terluka kalau tergores.
Luka pada kulit juga akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Menurut penelitian, orang yang mempunyai stressor (situasi yang penuh tekanan) yang tinggi menyebabkan gangguan kualitas tidur.
Kurangnya istirahat memengaruhi regenerasi sel-sel kulit dan menurunkan pertahanan sel kulit untuk melawan bakteri sehingga waktu yang diperlukan untuk penyembuhan luka menjadi lebih lama.
5. Mata lelah dan muncul lingkaran hitam
Seperti yang telah disebutkan di atas, stres sangat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Kurangnya istirahat karena stres yang berlebihan dapat membuat munculnya lingkaran hitam sekitar mata dan mata terlihat sembap dan bengkak. Gangguan pada kulit ini adalah sesuatu yang paling umum terjadi.
6. Garis halus dan kerutan
Stres yang berlebihan dan terjadi berkali-kali secara tidak langsung membuat gangguan pada kulit seperti premature aging pada kulit atau penuaan dini. Anda akan mudah memiliki kerutan dan garis halus di wajah. Apa yang terjadi di wajah ini tentu sebuah petaka khususnya wanita atau pria yang bekerja sebagai publik figur yang dituntut tampil sempurna setiap saat.
Cara Sederhana Mengatasi Stres
Setiap orang sebenarnya memiliki cara sendiri-sendiri untuk mengatasi stres yang mereka miliki. Namun, secara umum, stres yang dialami oleh tubuh bisa sedikit diatasi dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Melakukan olahraga secara rutin. Dengan melakukan olahraga secara rutin, Anda akan membuat tubuh menjadi lelah. Namun, lelah yang dirasakan akan memberikan rasa nyaman di tubuh sehingga bisa mengurangi stres.
- Beberapa orang bisa melakukan olahraga untuk membuang emosi buruk yang dimiliki. Misal olahraga yang dilakukan adalah tinju atau lari. Energi kesal yang dimiliki bisa segera dibuang.
- Lakukan pelesir atau perjalanan wisata kecil-kecilan untuk membuang rasa lelah di pikiran. Bekerja keras boleh dilakukan. Namun, ada baiknya untuk tetap mau memperhatikan kondisi diri sendiri. Selalu sediakan waktu me time entah itu dalam bentuk pergi pelesir atau lainnya misal menonton film.
- Lakukan yoga, meditasi, atau sejenisnya kalau memang Anda butuh menenangkan diri sejenak. Dengan melakukan ini, pikiran buruk yang dimiliki bisa segera diatasi.
- Ungkapkan emosi yang dimiliki dengan cara benar. Misal dengan menulis, melukis, atau apa saja yang Anda bisa. Kalau ingin berbicara dengan orang yang bisa dipercaya akan jauh lebih baik lagi.
Nah, itulah beberapa ulasan tentang gangguan pada kulit yang disebabkan oleh stres pada tubuh, khususnya yang berhubungan dengan psikologis atau pikiran.
Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia