Terbit: 6 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ketika ada benjolan pada tubuh, tentu saja tangan akan terasa gemas untuk memencetnya, bukan? Benjolan tersebut bisa berupa jerawat atau bekas gigitan serangga. Padahal, ahli medis menyarankan untuk tidak sembarangan memencet benjolan pada tubuh, khususnya di bagian wajah. Sebab, jika benjolan tersebut dipencet sembarangan, maka akan timbul masalah kulit yang terkadang bisa mengancam jiwa.

Jenis Benjolan pada Tubuh yang tidak Boleh Sembarangan Dipencet

Adapun beberapa jenis benjolan yang sebaiknya tidak boleh dipencet sembarangan karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya untuk kesehatan tubuh, diantaranya:

1. Herpes Labials

Jenis benjolan pertama yang tidak boleh dipencet sembarangan adalah herpes labials. Benjolan ini berisi cairan yang biasa disebut dengan cold score, yang diakibatkan oleh virus herpes simpleks di sekitar batas area bibir. Yang perlu Anda perhatikan adalah bahwa virus ini bisa menular sehingga Anda harus lebih berhati-hati. Ciri-ciri orang yang terkana benjolan ini akan merasakan kesemutan pada bibir dan muncul luka seperti melepuh.

2. Chicken Skin

Anda tentu sudah tahu apa itu chicken skin. Sebuah kondisi kulit yang berubah menjadi kasar seperti kulit ayam, ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil dan keras yang biasanya terjadi pada bagian tubuh, seperti ketiak, lengan atas, paha, pipi, atau bokong. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya jangan dipencet. Cobalah untuk menggunakan krim yang memiliki sifat-sifat pengelupasan sel, atau bahan pelarut keratin, seperti asam laktat dan asam salisilat. Selain itu, juga bisa dengan cara pemerian vitamin A yang diikuti dengan pelembap, di malam hari.

3. Benjolan karena Rambut Tumbuh Ke Dalam

Selain chicken skin, masalah benjolan karena rambut tumbuh ke dalam juga kerap dialami oleh banyak orang. Bisanya, terjadi pada daerah berbulu, seperti ketiak dan kemaluan. Meskipun Anda gemas untuk memencetnya, sebaiknya jangan Anda lakukan. Hal ini dikarenakan dapat menumbulkan trauma, radang, dan luka parut. Sehingga, perlu tindakan medis untuk mengatasinya jika  rambut tumbuh terlalu ke dalam.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi