Terbit: 3 July 2025
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Penyakit ketinggian atau altitude sickness bisa menyerang pendaki dengan gejala seperti sakit kepala, sesak napas, dan bahkan bisa membahayakan nyawa. Yuk, simak cara mencegahnya agar pendakian tetap aman dan nyaman!

7 Cara Mencegah Penyakit Ketinggian Saat Mendaki Gunung

Cara Mencegah Penyakit Ketinggian Saat Mendaki Gunung

Penyakit ketinggian altitude sickness adalah istilah untuk kondisi medis yang terjadi saat mendaki ke dataran tinggi dalam waktu singkat. Semakin tinggi Anda mendaki, semakin rendah tekanan udara dan kadar oksigen. Tubuh mampu mengatasi perubahan tersebut, tetapi tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri secara bertahap.

Orang yang mengalami altitude sickness biasanya ditandai dengan sakit kepala, mual, dan bahkan kondisi serius seperti edema paru dan edema otak yang bisa mengancam jiwa. Hal ini bisa Anda hindari dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Berikut adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit ketinggian:

1. Mendaki secara Perlahan

Tubuh Anda memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga hari untuk beradaptasi dengan ketinggian yang lebih tinggi. Jadi, sebaiknya jangan langsung terbang atau berkendara ke tempat yang sangat tinggi. Sebagai gantinya, naiklah secara bertahap setiap hari, berhenti untuk istirahat sebelum melanjutkan pendakian keesokan harinya.

Jika Anda harus naik pesawat atau mobil, sebaiknya menginap dulu di daerah dengan dataran yang tidak terlalu tinggi selama 24 jam sebelum naik lebih tinggi.

Rencanakan pendakian dengan berhenti dulu di tempat yang lebih rendah sebelum mencapai puncak. Idealnya, jangan naik lebih dari 300 meter (sekitar 1.000 kaki) dalam satu hari, dan beristirahatlah satu hari setiap kali Anda sudah naik sekitar 900 meter (sekitar 3.000 kaki).

2. Makan Karbohidrat

Tubuh membutuhkan karbohidrat yang cukup setiap hari, salah satunya adalah nasi yang sering kita konsumsi. Namun, saat berada di dataran tinggi, tubuh membutuhkan lebih banyak kalori.

Oleh karena itu, bawalah banyak makanan berkarbohidrat. Selain nasi, bawa banyak biji-bijian utuh sebagai camilan.

3. Hindari Minuman Beralkohol

Minum alkohol saat mendaki gunung dapat menyebabkan kehilangan banyak cairan tubuh (dehidrasi), mempercepat kehilangan panas tubuh, dan mengurangi kesadaran. Kondisi ini akan membahayakan keselamatan saat pendakian, terutama di lingkungan gunung yang ekstrem.

Selain alkohol, merokok, dan minum obat-obatan seperti pil tidur juga bisa memperburuk gejala penyakit ketinggian. Oleh sebab itu, hindari minum alkohol, merokok, atau mengonsumsi pil tidur selama mendaki gunung.

4. Berjalan dengan Santai

Alih-alih ingin cepat mecapai puncak gunung, usahakan berjalan santai dengan kecepatan yang nyaman bagi Anda. Jangan mencoba untuk berjalan terlalu cepat.

Tidak hanya meningkatkan risiko altitude sickness, berjalan cepat saat pendakian berisiko terhadap hipotermia, dehidrasi, cedera otot, dan kelelahan ekstrem.

5. Minum Air yang Cukup

Menjaga tubuh tetap terhidrasi juga penting untuk mencegah penyakit ketinggian. Guna mencegah dehidrasi, minumlah air secara teratur selama pendakian. Dehidrasi biasanya ditandai pusing, kelelahan, dan bahkan hipotermia, terutama di cuaca dingin.

Manfaat tubuh terhidrasi saat mendaki gunung adalah mencegah dehidrasi, menjaga suhu tubuh tetap stabil, dan meningkatkan kinerja fisik.

6. Tidurlah di Ketinggian Lebih Rendah

Penyakit ketinggian atau altitude sickness biasanya bertambah parah di malam hari saat Anda tidur. Sebagai langkah pencegahan penyakit ketinggian, sebaiknya Anda mendaki lebih tinggi di siang hari lalu kembali ke tempat yang lebih rendah untuk tidur, terutama jika berencana mendaki lebih dari 1.000 kaki dalam satu hari.

7. Mengonsumsi Obat Khusus

Mengonsumsi obat asetazolamid dua hari sebelum perjalanan dan selama perjalanan juga dapat membantu mencegah penyakit ketinggian.

Asetazolamid adalah obat yang biasanya dikonsumsi untuk mengobati glaukoma (kerusakan saraf mata). Namun karena cara kerjanya, obat ini juga mampu membantu mencegah penyakit ketinggian. Penggunaan obat harus melalui resep dokter.

Penting untuk diketahui bahwa Anda tetap dapat mengalami penyakit ketinggian meskipun telah mengonsumsi asetazolamid. Jika obat ini tidak efektif bagi Anda, sebaiknya segera kembali ke tempat yang lebih rendah untuk mengurangi gejala penyakit ketinggian.

Itulah berbagai cara efektif untuk mencegah penyakit ketinggian atau altitude sickness saat mendaki gunung. Pastikan Anda mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari menjaga kondisi fisik hingga memahami batas kemampuan tubuh di ketinggian. Sebelum memulai pendakian, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan agar perjalanan Anda tetap aman dan menyenangkan.

Jika butuh saran medis sebelum mendaki, konsultasi langsung secara gratis dengan dokter di Farmaku.com atau melalui aplikasi Farmaku. Praktis, cepat, dan tanpa perlu keluar rumah, Anda bisa mendapatkan tips kesehatan yang tepat agar pendakian Anda bebas dari risiko penyakit ketinggian.

 

  1. Cleveland Clinic. Altitude Sickness. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15111-altitude-sickness (Diakses pada 2 Juli 2025)
  2. Goldman, Rena. 2018. Top 7 Tips for Altitude Sickness Prevention. https://www.healthline.com/health/altitude-sickess-prevention#Symptoms-of-altitude-sickness (Diakses pada 2 Juli 2025)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi