DokterSehat.Com – Angina Pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yag khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang apabila aktivitas dihentikan. Angina pektoris merupakan tanda klinis pertama pada sekitar 50% pasien yang mengalami sakit jantung.
Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri dada khas yaitu seperti ditimpa beban yang sangat berat. Diagnosis seringksli berdasarkan keluhan nyeri yaitu:
1. Letak
Seorang pasien merasakan nyeri dada di daerah sternu atau di bawah sternum (substernal) atau daa sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke kengan kiri, dan dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, gigi, bahu.
2. Intensitas
Pada angina pektoris, nyeri biasana seperti tertekan benda berat, atau seperti terasa diperas, dan terasa panas.
3. Hubungan dengan aktivitas
Nyeri dada timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya ketika sedang berjalan cepat, berjalan mendaki, dan naik tangga. Pada kasus yang berat saat menjalani aktivitas ringan pun sudah menimbulkan nyeri dada.
4. Lama serangan
Lamanyanyeri dada berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang.
5. Nyeri dada bisa disertai keringat dingin, mual,muntag, sesak, dan pucat.
Faktor Risiko
Yang tidak dapat diubah:
1.Usia
Resiko meningkat pada pasien pria usia >45 tahun dan wanita > 55 tahun
2. Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner pada laki-laki adalah lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan denganestrogen endogen yang bersifat protektif pada perempuan.
3. Riwayat keluarga
Riwayat aanggota keluarga sedarah yang mengalami penyakit jantung koroner sebelum usia 70 tahun merupakan faktor risiko terjadinya PJK
Yang dapat diubah:
-Peningkatan lipid serum
-Hipertensi
-Merokok
-Diabetes Mellitus
-Merokok
-Aktivitas fisik yang kurang
-Stres psikologik
Terapi
-Modifikasi gaya hidup seperti mengontrol emosi, mengurangi konsumsi makanan berlemak, menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan, melakukan olah raga ringan yang teratur, mengontrol tekanan darh, melakukan kontrol terhadap serum lipid.
-Terapi Farmakologi:
a. Nitrat 10 mg sublingual dikombinasikan dengan Beta blocker (propanolol 20-80mg) atau Calsium Channel Blocker (verapamil 80 mg/diltiazem 30 mg)
b. Antiplatelet, seperti aspirin 160-320 mg sekali minum pada saat akut
c. Oksigen 2 liter per menit pada keadaan akut
Sumber: Permenkes nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di Faskes primer