Terbit: 25 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Ibadah puasa tidak sama dengan ibadah lain seperti salat yang bisa dilakukan oleh siapa saja dengan mudah. Puasa membutuhkan ketahanan fisik yang baik karena kita akan tidak makan selama 13 jam lebih.

Bolehkah Penderita Gangguan Jantung Ikut Berpuasa?

Kalau seseorang tidak bisa menahan lapar selama 13 jam, tubuhnya bisa mengalami lemas. Selain itu, akan ada komplikasi yang menyebabkan fungsi organ seperti jantung tidak bisa berjalan dengan baik.

Seseorang yang akan puasa harus memiliki fisik yang sehat. Kalau pun mengalami sakit, kondisinya tidak akan memburuk karena tubuh kekurangan energi saat siang hari.

Lantas bagaimana dengan seseorang yang memiliki gangguan pada jantung? Masih bolehkan mereka ikut melakukan puasa dari awal hingga akhir?

Pengaruh puasa pada penderita gangguan jantung

Selama ini kita selalu menganggap kalau penderita gangguan jantung tidak bisa apa-apa. Melakukan aktivitas yang berat akan langsung memuat mereka ngos-ngosan atau malah kambuh.

Hal senada juga disamakan dengan puasa, penderita gangguan jantung tidak diperkenankan puasa karena ibadah ini buruk untuk mereka. Menahan lapar dianggap buruk dan bisa menurunkan kualitas kerja organ.

Dari penelitian yang dilakukan di Qatar selama 10 tahun terhadap 2.160 pasien jantung yang puasa, tidak ditemukan keanehan. Dengan pola makan yang sama seperti orang sehat, jantung tetap berjalan dengan baik.

Berdasarkan penelitian tersebut dokter menganggap puasa justru baik untuk kesehatan jantung. Penurunan fungsi tidak terjadi dan risiko terjadi komplikasi kesehatan kecil.

Manfaat puasa untuk kesehatan jantung

Puasa yang dijalankan oleh mereka yang mengalami gangguan jantung ternyata bisa menurunkan lemak total di dalam tubuh. Penurunan ini membuat kerja jantung bisa berjalan dengan lebih normal dari biasanya.

Selain itu, berpuasa secara rutin setiap hari juga meningkatkan kadar kolesterol baik hingga 30-40%. Peningkatan ini akan menekan kolesterol jahat yang menyebabkan plak di pembuluh darah.

Dampak positif di atas bisa muncul karena saat puasa pola makan akan berubah cukup drastis. Asupan makanan yang tidak bermanfaat bisa ditekan karena porsinya tidak terlalu banyak.

Dokter cukup merekomendasikan pola makan ini dilanjutkan hingga setelah puasa. Dengan begitu, tubuh bisa beradaptasi dan peningkatan kesehatan jantung bisa dipertahankan.

Penderita gangguan jantung yang tidak disarankan puasa

Kita tidak bisa menyimpulkan kalau semua penderita gangguan jantung bisa berpuasa. Ada beberapa gangguan jantung seperti jantung lemah atau gangguan kronis lain yang butuh perlakuan khusus.

Sebelum melakukan puasa, penderita gangguan jantung disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter yang menanganinya. Dari pemeriksaan ini dokter akan memberi rekomendasi boleh atau tidaknya puasa dilakukan.

Kalau dokter mengatakan boleh, penderita gangguan jantung bisa melakukannya. Namun, harus didampingi dengan obat dan suplemen agar tubuh bisa lebih kuat dan puasanya berjalan dengan lancar.

Syarat puasa bagi penderita gangguan jantung

Meski penderita gangguan jantung diperbolehkan untuk melakukan puasa, mereka harus tetap hati-hati dengan kondisinya. Selain itu saat puasa berjalan, coba lakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Tidur harus cukup setiap harinya. Usahakan tetap tidur minimal 6 jam setiap harinya agar energi tetap terjaga.
  • Penuhi asupan air agar tidak dehidrasi saat siang hari,
  • Perhatikan apa yang dimakan saat sahur dan berbuka puasa. Jangan mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis, asin, dan berlemak.
  • Kenali perubahan tubuh khususnya jantung, kalau ada gangguan jangan memaksakan diri dan segera lakukan pemeriksaan.

Semoga ulasan di atas bisa bermanfaat untuk Anda yang mengalami gangguan jantung dan tetap ingin menikmati puasa Ramadan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi