Terbit: 21 February 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penyebab serangan jantung adalah saat segmen otot jantung tiba-tiba berhenti akibat kehilangan pasokan darah. Berhentinya beberapa otot jantung ini menyebabkan ketidakstabilan listrik dari jaringan otot jantung, nyeri dada, hingga risiko tinggi kematian. Ketahui apa itu serangan jantung, penyebab, faktor risiko, cara mencegah serangan jantung, dll.

6 Penyebab Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai

Apa Itu Serangan Jantung?

Serangan jantung adalah kondisi dimana otot jantung kehilangan pasokan darah sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan tubuh.

Singkatnya, serangan jantung atau yang disebut juga dengan infark miokard (MI) terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat di arteri sehingga bagian dari otot jantung rusak dan mulai berhenti bekerja. Penyumbatan aliran darah ini dapat terjadi karena berbagai faktor seperti penimbunan lemak, kolesterol, dan kandungan lain yang menyumbat arteri koroner.

Kondisi ini menyebabkan kerusakan permanen pada otot-otot jantung. Dalam kondisi kerusakan yang lebih besar, ini memicu cardiac arrest atau henti jantung yang kemudian mengakibatkan kematian.

Penyebab Serangan Jantung

Otot jantung dapat bekerja dengan baik apabila mendapatkan pasokan darah yang kaya akan oksigen secara konstan. Tanpa pasokan darah ini, otot-otot jantung mengalami kerusakan dan berhenti bekerja.

Berikut ini adalah penyebab serangan jantung, yaitu:

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit jantung koroner adalah kondisi dimana pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung atau disebut juga arteri koroner mengalami penyumbatan oleh timbunan kolesterol yang membentuk plak-plak.

Tanpa perawatan yang baik, plak-plak ini akan pecah atau bocor sehingga menyebabkan gumpalan darah pada arteri koroner. Gumpalan darah ini yang menyumbat aliran darah penuh oksigen menuju jantung dan membuat otot jantung kekurangan oksigen serta nutrisi atau disebut juga iskemia, yang kemudian memicu serangan jantung.

Penyakit jantung koroner dipicu oleh beberapa faktor risiko berikut ini:

  • Kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Diabetes
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Merokok
  • Diet tinggi lemak

Gejala penyakit jantung koroner adalah nyeri dada (angina), jantung berdebar dan sesak napas yang tidak biasa. Gejala pada setiap orang mungkin berbeda, beberapa penderita penyakit jantung bahkan tidak memiliki gejala dan tidak menyadarinya hingga mereka didiagnosis.

2. Kekurangan Oksigen dalam Darah

Hipoksia adalah kondisi yang ditandai oleh kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh. Oksigen berperan penting bagi seluruh sel dan jaringan agar tetap bekerja untuk tubuh, kekurangan oksigen akan memicu peradangan, kerusakan jaringan paru-paru, dan mengacaukan fungsi kerja organ penting lainnya.

Apabila tidak ditangani, hipoksia dapat menyebabkan banyak komplikasi serius yang terkadang mengancam jiwa. Kondisi ini juga memicu kerusakan otot-otot jantung hingga menyebabkan serangan jantung.

3. Penyalahgunaan Narkoba

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain, amfetamin, metamfetamin, dan lainnya memicu penyempitan arteri koroner, menyumbat pasokan darah ke jantung, hingga memicu terjadinya serangan jantung. Penggunaan kokain dikaitkan sebagai penyebab serangan jantung usia muda paling umum.

 

Penyebab Serangan Jantung Usia Muda

Berdasarkan penelitian, orang tua berusia 65 tahun dan lebih tua memiliki risiko lebih besar mengalami penyakit terkait kondisi jantung seperti jantung koroner, stroke, dan serangan jantung daripada orang berusia muda.

Faktanya, serangan jantung mungkin terjadi pada orang di usia muda yang bahkan tidak diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pria berusia muda di antara 45-54 tahun.

Sebagai contoh kasus, Jim Fixx seorang atlet dan guru fitness meninggal karena serangan jantung pada usia 43 saat jogging dan Micah True meninggal pada usia 58 tahun saat sedang olahraga santai. Keduanya tidak memiliki faktor risiko serangan jantung, namun memiliki kelainan jantung yang tidak terdeteksi sejak dini yang mengembangkan penyebab serangan jantung saat olahraga.

Berikut ini adalah penyebab serangan jantung usia muda yang paling umum, yaitu:

1. Kardiomiopati Hipertrofik

Kardiomiopati hipertrofik adalah kelainan genetik jantung yang ditandai dengan beberapa kondisi jantung seperti gagal jantung atau serangan jantung mendadak. Penyakit ini menyebabkan pembesaran otot jantung yang memicu penebalan dinding ventrikel yang secara langsung menghambat suplai darah ke jantung.

Kondisi ini relatif umum terjadi dimana 1 dari 500 orang mengalaminya. Kardiomiopati hipertrofik juga menjadi penyebab serangan jantung saat olahraga pada atlet.

2. Penyakit Kawasaki

Penyakit kawasaki adalah penyakit langka yang terjadi pada masa kecil. Penyakit kawasaki menyebabkan peradangan akut pada pembuluh darah.

Kondisi ini juga dapat mempengaruhi arteri koroner dan menyumbat pasokan darah yang kaya akan oksigen ke jantung. Ini dapat menyebabkan komplikasi jantung seperti detak jantung yang cepat atau takikardia, peradangan jantung, dan gagal jantung.

 

3. Cardiac Scarring 

Cardiac scarring atau jaringan parut pada jantung dapat terjadi akibat efek jangka panjang dari olahraga ketahanan fisik yang berlebihan. Jaringan parut adalah tahapan dari penyembuhan luka.

Dalam latihan fisik yang terlalu keras yang berkelanjutan, terdapat tekanan berlebihan yang berpengaruh pada cara kerja jantung dan memicu penyebab serangan jantung saat olahraga.

Berdasarkan beberapa studi, 1 dari 500 atlet sekolah sudah memiliki kondisi jantung yang disepelekan namun berisiko mengembangkan penyakit jantung di kemudian hari. Kondisi ini mungkin akan meningkatkan risiko serangan jantung di usia 20an atau 30an.

Faktor Risiko Serangan Jantung

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko serangan jantung, yaitu:

  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Obesitas: Lemak berlebih mungkin memberi tekanan pada jantung.
  • Efek Diet: Apabila Anda hanya mengonsumsi lemak jenuh dalam porsi besar dan jangka waktu yang lama.
  • Operasi Jantung: Komplikasi operasi jantung dapat memicu risiko serangan jantung.
  • Merokok: Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi daripada yang tidak merokok.
  • HIV: Penderita HIV positif berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung.
  • Stres Kerja: Aktivitas penuh tekanan dan stres jangka panjang meningkatkan risiko serangan jantung.

Serangan jantung mungkin juga terjadi akibat kombinasi faktor risiko tersebut. Apabila Anda memiliki faktor risiko tersebut, harap segera hubungi dokter untuk perawatan lebih awal dan mencegah serangan jantung.

Itulah pembahasan tentang penyebab serangan jantung usia muda. Anda dapat mencegah serangan jantung dengan menjaga gaya hidup sehat, terapkan pola makan yang sehat untuk jantung, mengelola stres dan mengontrol kondisi yang dapat menyebabkan serangan jantung.

 

  1. Fogoros, Richard MD. 2019. Heart Attack Risks in Young People. https://www.verywellhealth.com/how-common-are-heart-attacks-in-young-people-3866059. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  2. HHS. 2019. Causes Heart attack. https://www.nhs.uk/conditions/heart-attack/causes/. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  3. Newman, Tim. 2017. How to spot and treat a heart attack. https://www.medicalnewstoday.com/articles/151444. (Diakses pada 21 Februari 2020).
  4. WebMD. 2019. Heart Attack. https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-disease-heart-attacks#1-3. (Diakses pada 21 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi