Terbit: 9 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Penyakit Jantung Bocor (PJB) adalah kelainan yang terjadi pada struktur jantung yang mengakibatkan terjadinya lubang pada sekat jantung. Jantung bocor termasuk kelainan jantung bawaan yang lebih banyak diderita oleh anak-anak, meski dalam beberapa kasus, ada juga orang dewasa yang mengalami kelainan ini.

Apa Penyebab Jantung Bocor? Cek Penjelasannya di Sini

Penyebab Jantung Bocor

Jantung bocor adalah sebuah istilah yang sering digunakan untuk menyebut kondisi kelainan katup jantung atau adanya sekat pada jantung. Penyebab jantung bocor yang terjadi pada orang dewasa umumnya karena salah satu katup tidak bisa menutup dengan baik.

Sementara pada anak-anak atau bayi, penyebab jantung bocor bisa disebabkan karena lubang antara dinding di ruang kiri dan kanan jantung tidak tertutup sempurna, meski begitu terdapat juga anak-anak yang memiliki gangguan pada katup jantung.

Perlu diketahui, organ jantung memiliki 4 ruangan, bagian jantung sebelah kanan memiliki  2 ruangan (serambi di atas dan di bawah), begitu juga dengan jantung sebelah kiri. Jika terdapat lubang atau kebocoran di septum–antara dua serambi atas jantung maka disebut sebagai atrial septal defect (ASD). Sedangkan apabila terdapat lubang atau kebocoran di septum antara dua bilik jantung maka disebut vertricular septal defect (VSD).

Meski penyebab jantung bocor tidak diketahui secara pasti, namun hal berikut berisiko tinggi membuat seseorang terkena penyakit jantung bocor bawaan yaitu ibu menderita hipertensi atau terkena paparan sinar rontgen. Berikut adalah hal-hal lain yang mungkin menyebabkan jantung bocor, di antaranya:

1. Faktor keturunan

Faktor genetik memiliki peran dalam beberapa kelainan jantung bawaan. Misalnya, orang tua yang memiliki cacat jantung bawaan sedikit lebih mungkin dibandingkan orang tua yang sehat.

2. Kelainan genetik

Seorang anak yang memiliki kelainan genetik seperti sindrom Down, sering kali juga memiliki kelainan jantung bawaan. Fakta membuktikan bahwa 50 persen bayi dengan sindrom Down memiliki kelainan jantung bawaan.

Anak-anak yang memiliki kelainan genetik, seperti sindrom Down, sering memiliki kelainan jantung bawaan. Bahkan 50% bayi dengan sindrom Down memiliki kelainan jantung bawaan.

3. Merokok saat hamil

Ibu hamil yang memiliki kebiasaan merokok selama kehamilan juga dikaitkan dengan penyakit jantung bawaan, salah satunya adalah jantung bocor.

Mengenali Gejala Jantung Bocor

Setelah Anda mengetahui penyebab jantung bocor, kini saatnya bagi Anda untuk mengetahui gejala jantung bocor. Salah satu gejala yang bisa terjadi adalah kulit anak menjadi biru, sesak napas dan kejang-kejang.

Dalam dunia medis dikenal dua jenis penyakit jantung bawaan, yaitu penyakit jantung bawaan biru (sianotik) dan tidak biru (asianotik). Pada penyakit jantung bawaan biru, tanda-tandanya dapat terlihat pada ujung-ujung kuku, lidah dan bibir yang berwarna biru.

Sedangkan pada penyakit jantung bawaan tidak biru biasanya tanda tandanya tidak langsung terlihat, namun anak menunjukkan gejala seperti mudah sakit, mudah lelah, berat badan kurang, susah minum susu, dan lain-lain. Orang tua perlu waspada jika anaknya mengalami gejala-gejala tersebut.

Bayi yang lahir dengan ASD kebanyakan tidak memiliki tanda-tanda atau gejala jantung bocor yang jelas. Namun, ketika mereka bertumbuh, akan terlihat anak-anak bahwa anak dengan jantung bocor akan lebih kecil dari usianya. Berikut adalah gejala jantung bocor lainnya, di antaranya:

1. Mudah lelah

Rasa lelah setelah Anda melakukan aktivitas yang menguras tenaga adalah sesuatu yang normal. Namun apabila rasa lelah tersebut terasa berlebihan meski tak melakukan aktivitas berat, hal ini haruslah diwaspadai sebagai jantung bocor

2. Pembengkakan pada kaki.

Ketika kaki terlihat bengkak, janganlah dibiarkan tidak mendapatkan penanganan. Segera periksakan kondisi ke dokter. Bengkaknya kaki dapat menjadi indikator adalah suatu penyakit, salah satunya adalah jantung bocor. Tidak hanya di kaki, pembengkakan juga bisa terjad vena di leher dan perut.

3. Jantung bekerja lebih keras

Detak jantung meningkat terbilang normal apabila dibarengi dengan peningkatan aktivitas juga. Hal ini bisa terjadi karena otot membutuhkan oksigen lebih banyak saat berolahraga. Namun apabila peningkatan denyut jantung tidak dibarengi dengan meningkatnya aktivitas, hal bisa menjadi pertanda jantung bocor.

Kebocoran akan membuat salah satu ruang jantung kelebihan beban ketika jantung memompa darah. Akibatnya kerja jantung bisa menjadi lebih berat. Pada kasus yang parah, jantung bocor bisa menyebabkan gagal jantung dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.

4. Sesak napas

Meski memiliki fungsi yang berbeda, saat jantung mengalami masalah, paru-paru juga bisa ikut terkena dampaknya. Saat jantung sakit, biasanya penderita juga mengalami sesak napas sebab oksigen yang tidak mengalir dengan benar.

5. Murmur jantung

Jika seseorang mengalami jantung bocor tipe ASD, gejala yang sering ditemukan adalah murmur. Murmur jantung adalah suara tambahan atau suara yang tidak normal saat jantung berdetak.

Nah, itulah gejala jantung bocor yang bisa Anda kenali. Perlu diketahui, kebanyakan penderita kelainan jantung harus menjalani operasi, namun ada beberapa kasus yang bisa disembuhkan dengan pengobatan oral.

Penanganan Jantung Bocor

Jika harus mengambil tindakan operasi, penderita jantung bocor memiliki dua pilihan yaitu melakukan operasi jantung terbuka (open heart surgery) atau memilih tindakan katerisasi; yaitu memasukkan kateter melalui lipatan paha.

Kateter akan mencapai jantung dan meletakkan alat seperti payung yang berfungsi menutup kebocoran. Meskipun demikian, tidak semua kasus jantung bocor bisa dikateterisasi, khususnya jika letak kebocoran berada agak di bawah, jadi pilihannya hanya melakukan bedah terbuka.

Jika hal ini terjadi pada bayi, umumnya operasi tersebut dilakukan ketika usia bayi sudah sekitar tiga bulan. Namun, jika keadaannya darurat, operasi bisa dilakukan sesegera mungkin.

Pada beberapa kasus jantung bocor, seiring bertambahnya usia anak terkadang lubang dapat menutup sendiri. Namun, jika lubangnya terlalu besar, sebaiknya ditutup sebelum usia sekolah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Penutupan jantung bocor dapat dilakukan dengan cara ditambal atau terkadang dijahit. Jika lubang pada jantung sudah tertutup, sirkulasi darah akan menjadi normal.

Setelah melakukan operasi, dokter masih akan melakukan beberapa pemeriksaan agar hasil operasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jika diperlukan, dokter akan melakukan serangkaian tes seperti echocardiography atau elektrokardiogram untuk memantau kondisi pasien.

Selain itu, dalam beraktivitas sehari-hari penderita tidak memiliki banyak pantangan, kecuali penderita tidak boleh terlalu lelah. Penyakit jantung bocor memang sering kali tidak menunjukkan gejala tertentu. Oleh karena itu, disarankan agar rutin melakukan pemeriksaan ke dokter agar jantung bocor bisa segera dideteksi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi