Terbit: 20 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang mendambakan tubuh yang tinggi karena dianggap bisa membuat penampilan menjadi jauh lebih baik. Hanya saja, apakah benar jika memiliki tubuh yang tinggi juga membuat kita lebih rentan terkena masalah pada jantung?

Orang Tinggi Rentan Terkena Masalah Jantung?

Kaitan Antara Tinggi Badan dengan Masalah pada Jantung

Berdasarkan sebuah sesi ilmiah yang dilakukan oleh American Heart Association di Philadelphia pada 2019, disebutkan bahwa tinggi badan memang memiliki kaitan dengan masalah gangguan irama jantung atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan atrial fibrilasi. Gejala dari masalah kesehatan ini adalah tubuh yang lemas, jantung yang berdebar-debar dengan tidak beraturan, dan sesak napas.

Dalam sesi ini, terungkap bahwa tambahan tinggi badan sebanyak satu inchi saja sudah bisa membuat risiko terkena gangguan irama jantung meningkat hingga 3 persen. Faktor penyebab dari hal ini sangatlah beragam, dari yang disebabkan oleh varian genetik, tekanan darah, riwayat masalah kardiovaskular, berat badan, hingga masalah diabetes.

Salah satu peneliti yang terlibat adalah Tim Penn. Dia berusaha untuk mengungkap kaitan antara varian genetik dan tinggi badan sekaligus risiko dari gangguan irama jantung. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan data dari sekitar 7 ribu partisipan yang berasal dari Penn Medicine Biobank.

“Ada banyak sekali faktor yang bisa menentukan datangnya masalah kesehatan. Khusus untuk tinggi badan, hal ini memang terkait dengan risiko terkena masalah denyut jantung. Hal ini berarti, mreka yang memiliki tinggi badan jauh di atas rata-rata sebaiknya lebih cermat dalam menjaga gaya hidup sehat demi mencegah datangnya masalah kesehatan,” ucap Penn.

Berbagai Masalah Kesehatan yang Terkait dengan Tinggi Badan

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang juga terkait dengan tinggi badan selain gangguan denyut irama jantung.

Berikut adalah masalah-masalah kesehatan tersebut.

  1. Serangan Jantung

Pakar kesehatan dr. Eeric Truumers menyebut tinggi badan yang jauh di atas rata-rata memang bisa memberikan kerugian atau keuntungan tersendiri bagi kesehatan. Dia pun melakukan sebuah penelitian dan menemukan fakta bahwa orang yang tinggi justru memiliki risiko terkena serangan jantung lebih rendah.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa kasus serangan jantung dan diabetes lebih sering menyerang mereka yang memiliki badan pendek dibandingkan dengan mereka yang lebih tinggi. Meskipun begitu, hal ini ternyata dipengaruhi juga oleh gaya hidup yang bersangkutan. Jika orang yang berbadan tinggi tidak mampu menjaga gaya hidup sehat, tetap saja mereka bisa terkena masalah kesehatan ini.

  1. Pembekuan Darah

Penelitian lain membuktikan bahwa pria dengan tinggi 180 cm atau lebih cenderung memiliki gangguan kesulitan pembekuan darah atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan venouos thromboembolism hingga 2,6 kali lebih besar. Jika mereka juga mengalami masalah kelebihan berat badan, risikonya bahkan bisa semakin tinggi.

  1. Dampak Cedera Lebih Buruk

Dr. Truumees menyebut kasus patah tulang pinggul pada orang tinggi lebih sering terjadi dibandingkan dengan orang yang lebih pendek. Mereka juga rentan mengalami masalah punggung dan leher.

  1. Risiko Kanker

Prof. Mary Schooling dari City University of New York School of Public Health and Health Policy menyebut orang tinggi memiliki risiko terkena kanker payudara, kanker prostat, hingga kanker ovarium lebih tinggi.

  1. Harapan Hidup Lebih Rendah

Penelitian lain yang dilakukan oleh Prof. Schooling juga menyebut harapan hidup orang tinggi akan lebih rendah dibandingkan dengan orang yang lebih pendek. Hanya saja, hal ini sangat bergantung pada faktor lain seperti gaya hidup, lingkungan, asupan nutrisi, hingga status sosial dan ekonomi.

 

Sumber:

  1. Laguipo, Angela. 2019. Tall people more likely to develop atrial fibrillation. news-medical.net/news/20191113/Tall-people-more-likely-to-develop-atrial-fibrillation.aspx. (Diakses pada 20 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi