Terbit: 22 February 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Olahraga tidak hanya akan memberikan tubuh yang ideal pada pria serta meningkatkan kualitas seksualnya. Olahraga dengan intensitas menengah pada pria justru mampu menurunkan risiko terkena penyakit jantung yang bisa membahayakan kesehatan pria.

Olahraga Intensitas Menengah Turunkan Risiko Penyakit Jantung Pria

Olahraga dan kesehatan jantung
Selama ini kita selalu beranggapan kalau semakin keras atau intens olahraga yang dilakukan bisa membuat kita semakin sehat. Tidak mengherankan kalau dewasa ini banyak pria berolahraga intens di gym untuk mendapatkan badan ideal dan juga kekuatan ototnya bertambah.

Ternyata, tidak semua olahraga intens bisa bermanfaat untuk tubuh. Dari studi yang dirilis pada Journal of the American College of Cardiology: Heart Failure, didapatkan fakta kalau pria yang olahraga terlalu berat berisiko tinggi alami penyakit jantung dengan persentase 31 persen

Kalau pria cenderung tidak mau berolahraga dan menerapkan gaya hidup tidak sehat, peluang mereka dapatkan serangan jantung adalah 69 persen. Peluang ini kemungkinan bisa naik kalau makanan yang masuk tidak terjaga dengan baik.

Keabnormaan jantung sebabkan penyakit
Keabnormalan pada jantung bisa terjadi saat pria berolahraga terlalu berat atau tidak berolahraga sama sekali. Jantung pada pria yang berolahraga berat akan bekerja terlalu ekstra. Sementara itu, mereka yang tidak berolahraga akan mengalami perlambatan detak jantung akibat lapisan lemak yang ada di sekeliling jantung atau di pembuluh darah.

Agar jantung tidak mengalami keabnormalan, olahraga tetap harus dilakukan dengan intensitas menengah atau moderate. Olahraga jenis ini terdiri dari bersepeda selama 20 menit, jogging dengan intensitas rendah, dan olahraga reguler lain yang tidak terlalu membuat pelakunya lemas karena kecapaian.

Studi terkait dengan pengaruh olahraga dan kesehatan jantung tidak bisa langsung digeneralisasi. Penyakit jantung terjadi pada pria juga bisa karena kalainan genetik, riwayat keluarga, dan gangguan lain seperti diabetes.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi