DokterSehat.Com – Pernahkah Anda mengalami dada sakit setelah makan? Rasa nyeri ini ternyata bisa menjadi penanda adanya masalah pada pola makan yang kurang sehat. Selain dada, rasa nyeri ini biasanya juga menjalar hingga leher atau diafragma, area diantara perut atas dan juga tulang rusuk.
Meskipun dada sakit setelah makan dan rasa nyerinya terasa sangat kuat, hal ini ternyata bukan gejala penyakit jantung. Akan tetapi, sakit dada selepas makan ini justru bisa menjadi penanda adanya masalah pada saluran pencernaan.
Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda nyeri dada yang umumnya tidak berhubungan dengan jantung:
- Sulit menelan.
- Dada terasa sakit saat ditekan.
- Dada terasa nyeri saat batuk atau menarik napas panjang.
- Rasa nyeri yang bertambah parah atau membaik saat mengubah posisi tubuh.
- Nyeri ulu hati atau serasa makanan dari lambung naik kembali ke kerongkongan.
Meski begitu, dada sakit setelah juga bisa terjadi akibat gangguan pada jantung seperti angina dan serangan jantung. Angina terjadi karena adanya penyempitan arteri yang menyuplai darah ke otot jantung sehingga aliran darah ke jantung menjadi terbatas. Jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan akhirnya menyebabkan dada terasa nyeri.
Jika nyeri dada timbul saat melakukan kegiatan fisik dan rasa nyeri tersebut segera hilang usai beristirahat, maka kemungkinan besar adalah angina. Tapi jika rasa nyeri bertahan lebih dari 15 menit, Anda mungkin terkena serangan jantung. Serangan jantung akan membuat dada Anda terasa seperti diremas atau ditekan oleh benda berat.
Selain itu, perlu diketahui juga jika Anda mengonsumsi makanan yang kurang sehat, asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan membuat area dada pun terasa sangat nyeri dan panas layaknya terbakar. Banyak orang yang mengkaitkan masalah ini dengan kembung hingga maag.
Padahal, rasa nyeri ini adalah gejala dari penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) atau sering disebut sebagai asam lambung. Dalam beberapa kasus, asam lambung bahkan bisa mencapai rongga mulut yang tentu saja akan membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Selain masalah asam lambung, sakit dada setelah makan juga bisa menjadi penanda masalah ulkus. Ulkus sendiri adalah adanya luka terbuka yang berada di saluran pencernaan. Karena adanya infeksi bakteri, luka pada saluran pencernaan ini bisa berkembang dan membuat rasa nyeri.
Makanan yang melewati saluran pencernaan bisa semakin membuat luka ini menjadi semakin parah dan rasa nyeri atau dada sakit setelah makan pun akan semakin menjadi.
Beberapa kemungkinan penyebab lain nyeri dada di antaranya:
- Batu empedu.
- Kanker esofagus.
- Spasme esofagus.
- Sindrom iritasi usus.
- Radang atau penyempitan esofagus.
- Hernia hiatal (bagian dari lambung menonjol ke esofagus).
Pemeriksaan tambahan seperti rontgen atau teropong saluran cerna (endoskopi) mungkin diperlukan jika ada indikasinya. Penanganan terbaik akan disesuaikan dengan penyebab yang ditemukan.
Pertolong Pertama dan Perawatan Dada Sakit Setelah Makan
Jika kita mengalami dada sakit setelah makan, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah mengenali makanan yang telah kita makan. Apakah selama ini Anda terlalu banyak memakan makanan pedas, panas, dan berlemak yang bisa membuat saluran pencernaan teriritasi?
Selain itu, konsumsi alkohol atau kopi juga bisa menyebabkan dada sakit setelah makan. Hindarilah makanan dan minuman tersebut hingga kondisi perut membaik. Selain itu, jangan lupakan minum air putih dengan cukup agar dapat membuat saluran pencernaan menjadi lebih nyaman.
Guna memberikan waktu bagi saluran pencernaan beristirahat dan memperbaiki kerusakannya, ada baiknya Anda tidak makan setidaknya dua jam sebelum beranjak tidur.