DokterSehat.Com- Jika kita membahas tentang penyakit jantung, maka hal pertama yang akan terpikir adalah penyakit yang bisa menghilangkan nyawa dalam waktu yang singkat. Begitu mengerikannya penyakit ini sehingga membuatnya memiliki banyak sekali mitos yang dipercaya oleh banyak orang namun belum tentu sahih kebenarannya.
Berbagai Mitos Tentang Penyakit Jantung
Pakar kesehatan menyebut ada beberapa jenis mitos yang dipercaya banyak orang terkait dengan penyakit jantung.
Berikut adalah mitos-mitos tersebut.
-
Wanita Muda Tidak Memiliki Risiko Penyakit Jantung
Mitos pertama terkait dengan penyakit jantung yang dipercaya oleh banyak orang adalah wanita muda cenderung tidak berisiko terkena penyakit jantung. Mitos ini dibantah oleh pakar kesehatan dari American Heart Association. Dalam penelitian yang mereka lakukan, disebutkan bahwa seluruh kelompok usia wanita memiliki risiko terkena penyakit ini jika tidak menerapkan gaya hidup sehat.
Bahkan, wanita muda yang mengonsumsi pil pengendali kehamilan dan hobi merokok cenderung mengalami peningkatan risiko terkena penyakit jantung hingga 20 persen. Gaya hidup kurang gerak juga bisa menyebabkan risiko ini semakin meningkat.
-
Pria Lebih Rentan Terkena Penyakit Jantung
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh American Heart Association, disebutkan bahwa wanita justru lebih rentan mengalami penyakit jantung daripada pria. Bahkan, bagi wanita berusia lebih dari 65 tahun, penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu. Di usia ini, mereka lebih rentan terkena serangan jantung, stroke, dan masalah kardiovaskular lainnya.
-
Diabetes Tidak Akan Menyebabkan Penyakit Jantung
Penderita diabetes yang rutin minum obat sebagaimana saran dokter bisa mencegah datangnya komplikasi seperti gangguan penglihatan, kerusakan saraf, penyakit ginjal, dan lain-lain-lain. Obat-obatan ini juga bisa membantu menurunkan kadar gula darah sehingga mampu menurunkan peradangan pada pembuluh darah. Hal ini tentu akan menurunkan risiko penyakit jantung.
Jika penderita diabetes malas minum obat, pembuluh darahnya rentan mengalami peradangan atau kerusakan dan bisa membahayakan kondisinya.
-
Mereka dengan Riwayat Keluarga dengan Penyakit Jantung Tidak Bisa Mencegahnya
Memang, memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung bisa membuat kita memiliki risiko lebih besar untuk mengalaminya. Hanya saja bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencegahnya.
Asalkan kita mau menjaga gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, tidur cukup, mengelola stres, menjaga pola makan, tidak merokok, dan menjaga berat badan, maka risiko untuk terkena penyakit jantung bisa ditekan.
-
Mantan Perokok Tetap Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Jantung
Ada sebagian orang yang menganggap berhenti merokok tetap tidak akan membuat risiko terkena penyakit jantung menurun karena di dalam tubuh sudah terlanjur dipenuhi dengan berbagai macam racun. Meskipun terlihat meyakinkan, hal ini ternyata tidak benar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Harvard Health, disebutkan bahwa satu tahun setelah berhenti merokok, risiko terkena penyakit jantung bisa ditekan hingga 50 persen.
-
Konsumsi Vitaimn dan Suplemen Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa konsumsi suplemen atau vitamin tertentu bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Hanya saja, jika kita menerapkan gaya hidup yang lebih sehat seperti tak lagi merokok atau menerapkan pola makan yang lebih baik, maka konsumsi vitamin dan suplemen ini memang bisa membantu menurunkan risiko terkena berbagai macam masalah kesehatan.
-
Penderita Penyakit Jantung Tak Boleh hMakan Lemak
Penderita penyakit jantung diminta untuk menurunkan asupan lemak jenuh atau lemak trans. Hanya saja, konsumsi lemak tak jenuh seperti di dalam ikan laut, minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan jusru bisa memberikan manfaat kesehatan bagi jantung dan pembuluh darah sehingga bisa mencegah datangnya penyakit jantung.
Sumber:
- Ghosh, Nena. 2019. 9 Common Myths About Heart Disease Busted!.boldsky.com/health/wellness/common-myths-and-facts-about-heart-disease-130750.html. (Diakses pada 30 November 2019).