Terbit: 22 March 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang mengalami tangan berkeringat berlebihan, yang dianggap bahwa itu salah satu gejala penyakit jantung. Padahal keringat berlebih dapat disebabkan berbagai faktor. Salah satunya yaitu kegiatan yang berlebihan atau akibat dari konsumsi obat kimia dapat menyebabkan kelenjar keringat bermasalah.

Keringat Berlebih di Tangan, Tanda Mengidap Penyakit Jantung?

Dalam bidang kedokteran, keringat berlebih disebut dengan hiperhidrosis, adalah sekresi (pengeluaran) keringat dan panas, dalam jumlah yang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh. Biasanya kelebihan keringat tersebut terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak. Kecemasan, rasa malu serta gangguan aktivitas sehari-hari dapat disebabkan oleh hiperhidrosis.

Jenis Hiperhidrosis

Situasi stres seperti ujian, wawancara pekerjaan, atau peristiwa penting lainnya justru akan memperburuk keadaan ini. Hiperhidrosis sendiri terbagi 3, meliputi:

1. Hiperhidrosis fokal primer

Seseorang mengeluarkan keringat berlebih hanya di area tubuh tertentu misalnya kepala, ketiak, wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

2. Hiperhidrosis Idiopatik generalisata

Seseorang memiliki kecendrungan mengeluarkan keringat berlebih di seluruh tubuhnya.

3. Hiperhidrosis sekunder generalisata

Seseorang mengeluarkan keringat berlebih akibat reaksi obat kimia seperti obat antihipertensi dan antidepresi atau penyakit tertentu seperti penyakit jantung, mudah emosi, berdebar-debar, menopause, diabetes melitus dan stroke.

Keringat berlebih juga melibatkan area yang luas di tubuh bahkan bisa ke seluruh tubuh. Kondisi keringat berlebih ini bisa muncul kapan saja dan bahkan dapat muncul ketika tertidur lelap.

Penyebab Hiperhidrosis

Banyak yang menhjadi penyebab hiperhidrosis. Penyebabnya terbagi menjadi dua bagian, primer dan sekunder, berikut di antaranya:

1. Penyebab hiperhidrosis primer

Orang biasanya berpikir bahwa hiperhidrosis primer berhubungan dengan keadaan mental dan emosional penderitanya, bahwa kondisinya psikologis dan hanya memengaruhi individu yang stres, gelisah, atau gugup.

Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa individu yang mengalami hiperhidrosis primer tidak lebih rentan terhadap perasaan cemas, gugup, atau stres emosional dibandingkan dengan populasi lainnya ketika terpapar dengan pemicu yang sama.

Faktanya, kondisi ini sebaliknya – perasaan emosional dan mental yang dialami oleh banyak penderita hiperhidrosis disebabkan oleh keringat yang berlebihan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa gen tertentu berperan dalam hiperhidrosis, membuatnya tampak lebih mungkin diwariskan. Sebagian besar penderita hiperhidrosis primer memiliki saudara kandung atau orang tua dengan kondisi tersebut.

2. Penyebab hiperhidrosis sekunder

Sementara penyebab keringat berlebih ini diakibatkan oleh:

  • Cedera tulang belakang
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Kegelisahan
  • Diabetes
  • Encok
  • Penyakit jantung
  • Hipertiroidisme – kelenjar tiroid yang terlalu aktif
  • Kegemukan
  • Penyakit Parkinson
  • Kehamilan
  • Kegagalan pernapasan
  • Beberapa kanker, seperti penyakit Hodgkin
  • Beberapa infeksi – HIV, malaria, TB (TBC)
  • Beberapa obat, termasuk beberapa antidepresan, antikolinesterase (untuk penyakit Alzheimer), pilocarpine (untuk glaukoma), propranolol (untuk tekanan darah tinggi)
  • Penyalahgunaan zat

Hubungan Hiperhidrosis dan Penyakit Jantung

Hiperhidrosis biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung seperti yang sering dipikirkan banyak orang. Telapak tangan berkeringat atau kaki yang sering berkeringat belum tentu merupakan tanda gangguan jantung.

Hiperhidrosis biasanya disebabkan stimulasi emosi dan suhu. Jadi, keringat yang berlebihan hanya di kedua telapak tangan dan di kedua telapak kaki, tanpa disertai keluhan gejala-gejala gangguan jantung atau gejala sistematik jantung lainnya, kemungkinan besar hiperhidrosis tersebut hanya disebabkan oleh rasa cemas saja.

Maka sebelum menyimpulkan, kita dapat mencari informasi atau konsultasikan ke dokter terlebih dahulu apakah gejala keringat berlebih ini pertanda terkena penyakit jantung atau tidak.

Mengatasi Hiperhidrosis secara Alami

Berikut adalah beberapa cara mengobati hiperhidrosis dengan melakukan perubahan dalam aktivitas dan gaya hidup sehari-hari untuk membantu mengatasi gejala:

1. Pakaian

Menggunakan pakaian berbahan serat sintetis tertentu, seperti nilon, dapat memperburuk gejala. Jadi lebih baik mengunakan pakaian longgar.

2. Sepatu

Bahan sintetis lebih cenderung memperburuk gejalanya. Lebih baik gunakan bahan alami, seperti sepatu berbahan kulit.

3. Kaus kaki

Beberapa kaus kaki berfungsi menyerap kelembapan lebih baik, seperti kaus kaki yang tebal dan lembut yang terbuat dari serat alami.

Jika tips ini tidak efektif, segera periksakan diri ke dokter untuk pendapatkan penanganan secara medis.

Cara Mengobati Hiperhidrosis

Perawatan yang biasanya direkomendasikan untuk kondisi hiperhidrosis, antara lain:

1. Antiperspiran

Untuk mencapai hasil terbaik, antiperspiran harus dipakai di malam hari untuk daerah yang paling rentan terhadap keringat. Orang harus mencuci area yang menggunakan obat di pagi hari untuk mencegah iritasi karena antiperspiran dapat menyebabkan kulit merah, bengkak dan gatal.

Antiperspiran selalu diutamakan untuk menanggulangi keringat berlebih bagi beberapa orang dan terbukti sangat efektif. Bahan yang sangat efektif adalah Alluminium Chlorida (20-25%) biasanya dipakai pada malam hari 2-3 kali/hari dalam kadar alkohol 70-90%.

2. Obat antikolinergik

Seseorang mungkin diresepkan obat antikolinergik seperti glycopyrrolate pada kasus hiperhidrosis secara umum. Biasanya, setelah menggunakan obat selama sekitar dua minggu, tanda dan gejala membaik.

Namun, obat ini bisa memiliki berbagai efek samping karena asetilkolin bekerja pada beberapa struktur dalam tubuh, bukan hanya kelenjar keringat. Beberapa tanda dan gejala efek samping dari obat antikolinergik, antara lain: penglihatan kabur, sembelit, kehilangan selera makan, retensi urine, mulut kering, dan pusing.

3. Botulinum toksin

Suntikan botulinum toksin efektif untuk mengobati hiperhidrosis dengan melumpuhkan saraf sementara, yang memicu kelenjar keringat.

4. Iontophoresis

Alat bertenaga baterai akan digunakan dalam prosedur ini saat tubuh pasien direndam di dalam air, kemudian diberikan arus listrik tingkat rendah untuk tangan, kaki, atau ketiak. Kelenjar keringat sementara dapat diblokir pada prosedur ini. Iontophoresis biasanya aman dan dapat dilakukan di rumah.

5. Bedah

Operasi bisa menjadi pilihan dalam beberapa kasus langka. Melepaskan kelenjar keringat di ketiak dapat membantu dalam kasus keringat berlebihan yang hanya terjadi di daerah tersebut. Teknik pembedahan yang lebih agresif yaitu berupa memotong saraf yang membawa signal dari saraf simpatis ke kelenjar keringat. Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai endoscopic thoracic sympathectomy.

Jadi, telapak tangan berkeringat berlebihan tidak berkaitan dengan penyakit jantung, namun disebabkan oleh suhu dan emosi.

_

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi