Terbit: 10 June 2013 | Diperbarui: 19 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Syok kardiogenik merupakan penyakit yang disebabkan kegagalan fungsi jantung dalam memompa. Akibatnya, curah jantung berkurang, bahkan berhenti sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Gejala Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik ditandai dengan gangguan fungsi ventrikel yang menyebabkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Untuk mendiagnosa syok kardiogenik dengan mengetahui adanya tanda-tanda syok dan adanya penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung, infark miokard yang luas, temponade jantung, emboli paru, kelainan sekat jantung atau katub jantung.

Gejala

Penderita syok kardiogenik biasanya memiliki keluhan berupa:

  • Batuk-batuk
  • Sesak napas
  • Pernapasan cheyne stokes
  • Suara serak
  • Sianosis
  • Ronchi basah, halus tidak nyaring di daerah basal paru hydrothorax
  • Terdapat kelainan jantung seperti irama gallop, pembesaran jantung, tachycardia
  • Kelainan pada foto rontgen
  • BMR naik
  • Oliguri (urin < 20 mL/jam)
  • Kemungkinan berkaitan dengan IMA (infark miokard akut)
  • Nyeri substernal seperti IMA.

Selain keluhan di atas, syok kardiogenik juga menunjukkan tanda penting lainnya seperti:

  • Tensi turun < 80-90 mmHg
  • Takikardi
  • Takipneu dan dalam
  • Nadi cepat kecuali pada blok A-V
  • Sianosis
  • Bunyi detak jantung sangat lemah, sering terdengar bunyi jantung III
  • Diaforesis (mandi keringat)
  • Perubahan mental
  • Ekstremitas dingin.

Pengobatan

Untuk mengobati syok kardiogenik bisa dilakukan tindakan berikut ini:

  1. Pastikan saluran pernapasan tetap berfungsi normal, jika pasien tidak sadar sebaiknya lakukan intubasi.
  2. Berikan oksigen 8-15 liter/menit dengan memakai masker guna mempertahankan PO2 70-120 mmHg.
  3. Pemberian morfin bisa dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri karena infark akut yang bisa memperbesar syok yang terjadi.
  4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.
  5. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.
  6. Bila mungkin pasang CVP.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi