Terbit: 22 September 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu penyakit yang paling ditakuti di seluruh dunia adalah penyakit jantung. Bagaimana tidak, penyakit ini bisa saja dengan mudah tiba-tiba menyerang dan mencabut nyawa seseorang. Seringkali, penyebab utama dari munculnya penyakit jantung ini adalah karena faktor gaya hidup yang sangat buruk. Namun, penyakit jantung juga bisa disebabkan karena faktor keturunan dan sudah dimiliki seseorang semenjak lahir. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Di Indonesia, Angka Bayi yang Terlahir Dengan Penyakit Jantung Bawaan Sangat Tinggi

Pakar kesehatan Prof. dr. Ganesja Harimurti, SpJP(K), menyebutkan jika sebuah penelitian lama yang dilakukan pada tahun 1997, maka 9 dari 1.000 bayi yang lahir di Indonesia memiliki penyakit jantung bawaan. Jika rasio ini ditempatkan pada tingkat kelahiran bayi pada tahun 2015, maka ada kemungkinan ada lebih dari 38 ribu bayi yang terlahir dengan penyakit ini dari sekitar 4 juta kelahiran bayi pada tahun tersebut. Hal ini berarti, setiap harinya setidaknya ada 107 bayi yang telahir di Indonesia yang memiliki penyakit berbahaya ini.

Menurut Prof. Ganesja, kebanyakan orang tua tidak tahu bahwa anaknya memiliki penyakit bawaan ini karena memang tidak memberikan gejala atau kelainan apapun sejak lahir. Padahal, ada kemungkian anak mengalami masalah layaknya adanya lubang pada sekat jantung atau justru tidak adanya sekat pada bilik jantung. Penyebab dari tidak sempurnanya organ jantung ini bisa berasal dari banyak hal. Sebagai contoh, ibu hamil banyak mengkonsumsi obat-obatan, suka merokok, dan juga karena faktor keturunan dari orang tuanya. Jika orang tua kerap melakukan hal ini pada tiga bulan pertama masa kehamilan, maka memang organ jantung bayi tidak terbentuk secara sempurna.

Biasanya, anak yang memiliki penyakit jantung bawaan biasanya memiliki ciri-ciri berupa perkembangannya terganggu, mudah terkena sakit batuk dan sakit panas, hingga mudah lelah meskipun tidak melakukan banyak aktifitas. Orangtua pun harus segera memeriksakan kondisi ini ke dokter jika anak mulai menunjukan tanda-tanda ini sehingga bisa dilakukan penanganan medis yang sesuai.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi