Terbit: 3 June 2019 | Diperbarui: 4 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan fakta mengejutkan tentang tinggal di ibukota negara, Jakarta. Meski banyak orang yang ingin tinggal di kota ini demi mendapatkan pendapatan yang lebih baik, pakar kesehatan menyebut tinggal di Jakarta justru membuat kita lebih rentan terkena penyakit diabetes dan obesitas. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Tinggal di Jakarta Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

Dampak kesehatan tinggal di Jakarta

Penelitian yang dilakukan tim gabungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta University Medical Center yang dilakukan dua tahun pada 2013 hingga 2015 ini diunggah hasilnya dalam jurnal Scientific Reports pada 2018. Hasil dari penelitian ini adalah, orang-orang yang tinggal di Jakarta mengalami peningkatan indeks massa tubuh sebanyak 0,15 kg untuk setiap meter persegi setiap tahunnya. Hal ini berarti, jika kita memiliki tinggi badan 160 cm, setiap tahun kita mengalami peningkatan berat badan 0,4 kg.

Peneliti utama Dicky Tahapary dari UI menyebut gaya hidup kaum urban di Jakarta memang cenderung tidak sehat. Kesibukan membuat mereka lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan kurang gerak akibat harus sering bekerja di depan komputer. Hal inilah yang menjadi penyebab utama berat badan naik.

“Setiap tahunnya, orang-orang yang tinggal di kota besar juga mengalami peningkatan lingkar perut sebesar 0,5 cm,” ucap Tahapary.

Peningkatan berat badan terkait dengan obesitas dan diabetes

Menurut Tahapary, peningkatan lingkar perut dan indeks massa tubuh terkait erat dengan meningkatnya kadar lemak di dalam perut. Hal ini bisa memicu diabetes dan obesitas. Masalahnya adalah, kedua hal ini bisa menyebabkan dampak yang jauh lebih serius layaknya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, amputasi, dan masalah kesehatan lainnya.

Melihat fakta ini, jika Anda adalah orang-orang yang tinggal di Jakarta, sebaiknya mulai menerapkan gaya hidup sehat, khususnya dalam hal menerapkan pola makan yang sehat, rajin berolahraga, tidur cukup, dan menghindari asap rokok atau alkohol demi mencegah datangnya masalah kesehatan.

Mencegah diabetes

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk menjaga berat badan tetap ideal demi mencegah datangnya obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya.

  1. Lebih rajin makan sayur

Sudah menjadi rahasia umum jika memperbanyak asupan sayuran bisa memberikan banyak manfaat kesehatan. Salah satunya adalah mampu mencegah diabetes. Hal ini disebabkan oleh sayuran yang cenderung rendah kalori namun tinggi serat sehingga bisa membuat kenyang lebih lama. Hal ini tentu bisa menurunkan keinginan untuk mengonsumsi camilan tinggi kalori yang tidak sehat.

  1. Lebih sering berjalan kaki

Orang Indonesia cenderung malas berjalan kaki. Tak percaya? Kita bahkan bisa memakai sepeda motor hanya untuk mencapai warung yang jaraknya sebenarnya masih bisa dicapai dengan berjalan kaki. Padahal, kurang gerak bisa berimbas pada datangnya obesitas dan diabetes.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk setidaknya berjalan kaki 30-40 menit setiap hari. Dengan rutin melakukannya, maka sistem metabolisme berjalan dengan lancar dan hal ini akan berpengaruh positif bagi risiko diabetes.

  1. Minum kopi

Berdasarkan sebuah penelitian, dihasilkan fakta bahwa rutin minum kopi tanpa gula sebanyak dua cangkir sehari bisa membantu menurunkan risiko terkena diabetes hingga 29 persen. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan antioksidan di dalam minuman ini.

  1. Tidak lagi makan makanan cepat saji

Makanan cepat saji tinggi kandungan kalori sehingga jika dikonsumsi terlalu sering bisa membuat risiko diabetes meningkat. Pastikan untuk membatasi atau bahkan benar-benar tak lagi mengonsumsinya demi menjaga kesehatan tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi