Meski sering dianggap sepele, lemuk perut berlebih ternyata bisa menyebabkan seseorang terkena diabetes. Mengapa hal ini bisa terjadi? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Timbunan Lemak di Perut Tingkatkan Risiko Diabetes
Lemak yang ada di dalam rongga perut merupakan tipe lemak yang paling berbahaya. Lemak jenis ini akan mengganggu kerja hormon dan memiliki kontribusi terhadap resistensi insulin dan peradangan.
Resistensi insulin merupakan indikasi adanya diabetes tipe 2. Saat mengalami resistensi insulin, maka tubuh tidak mampu menggunakan hormon insulin untuk mengangkut glukosa dalam darah ke sel untuk diubah menjadi energi. Akibatnya, glukosa akan menumpuk dalam darah.
Dalam area perut, ada dua jenis lemak yaitu lemak subkutan dan lemak visceral. Lemak subkutan adalah lemak yang ada di bawah kulit, sedangkan lemak visceral adalah lemak yang ada di sekitar organ tubuh.
Jumlah lemak visceral yang terlalu banyak bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan inflamasi. Inflamasi ini akan meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kanker.
Tidak hanya orang yang mengalami kegemukan atau obesitas, orang yang memiliki indeks massa tubuh normal juga dapat memiliki kelebihan lemak pada area perut dan menyebabkan resistensi insulin.
Banyak organ vital yang terletak pada rongga perut, seperti hati, pankreas, usus, dan ginjal. Ketika ada banyak lemak di rongga perut, maka fungsi normal organ juga akan terganggu.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa lemak visceral dan lemak subkutan yang lebih tinggi berhubungan dengan gula darah yang lebih tinggi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Gejala Diabetes pada Pria yang Khas
Tips Mengurangi Lemak Perut
Semua orang bisa memiliki lemak visceral yang berlebih, baik yang memiliki tubuh kurus maupun gemuk. Jumlah ini bisa dipengaruhi oleh genetik, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengontrol lemak perut, di antaranya:
1. Olahraga
Olahraga dapat membantu menghilangkan lemak, termasuk lemak visceral. Anda disarankan untuk melakukan olahraga 30 menit sehari minimal 5 kali seminggu.
Usahakan untuk melakukan olahraga aerobik dengan intensitas sedang; yang memungkinkan Anda untuk berkeringat, bernapas lebih berat, dan detak jantung menjadi lebih kencang dibandingkan biasanya.
Beberapa olahraga aerobik yang disarankan adalah joging, berjalan di treadmill, zumba, atau bermain bola.
2. Menjalani Pola Makan yang Tepat
Tidak ada program diet yang dapat menghilangkan lemak perut secara instan. Anda perlu menjalani pola makan sehat untuk bisa menghilangkan lemak ini.
Setiap kali makan, usahakan untuk konsumsi serat, protein rendah lemak, serta karbohidrat kompleks.
Serat akan membantu Anda untuk menurunkan berat badan karena menimbulkan rasa kenyang, sehingga secara alami Anda akan makan lebih sedikit.
Makanan yang tinggi serat juga umumnya memiliki jumlah kalori yang sedikit sehingga dapat membantu Anda untuk konsumsi kalori lebih sedikit. Asupan serat ini bisa didapatkan lewat sayuran hijau, buah, dan polong-polongan.
Protein merupakan nutrisi yang penting untuk mengontrol berat badan. Protein tinggi akan membuat Anda merasa lebih kenyang. Selain itu, protein juga dapat meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Anda disarankan untuk konsumsi protein yang rendah lemak seperti tahu, tempe, ikan, dan dada ayam. Selain itu, konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, barley, dan oat juga dianjurkan.
3. Tidur Cukup dan Berkualitas
Tidur menjadi aspek penting untuk kesehatan, termasuk berat badan. Studi menunjukkan bahwa orang yang tidak cukup tidur cenderung mengalami kenaikan berat badan, termasuk peningkatan jumlah lemak dalam perut.
Seseorang yang mengalami sleep apnea, yaitu napas yang berhenti berkala saat malam juga mengalami kelebihan lemak visceral. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda perlu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Anda disarankan untuk tidur minimal 7 jam setiap malam untuk memastikan kualitas tidur baik.
4. Mengurangi Stres
Stres bisa membuat Anda untuk mengalami peningkatan lemak pada perut. Saat seseorang mengalami stres, maka kelenjar adrenal akan memproduksi hormon kortisol, yang juga dikenal dengan hormon stres.
Ketika hormon kortisol dalam tubuh tinggi, maka nafsu makan akan meningkat dan menyebabkan penumpukan lemak pada rongga perut akibat konsunsi kalori berlebihan.
Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan yoga dan meditasi untuk mengurangi stres.
Lemak perut memang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, jika jumlah yang berlebihan, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan. Jika Anda memang ingin menurunkan lemak perut, dibutuhkan usaha, komitmen, dan konsistensi.
- Collins, Sonya. 2022. The Truth About Belly Fat. https://www.webmd.com/diet/features/the-truth-about-belly-fat. (Diakses pada 12 Januari 2023).
- Gorin, Amy. 2017. The Best Diabetes-Friendly Foods to Help Fight Belly Fat. https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/diet/best-foods-diabetes-can-fight-belly-fat/. (Diakses pada 12 Januari 2023).
- Gunnars, Kris. 2020. 22 High Fiber Foods You Should Eat. https://www.healthline.com/nutrition/22-high-fiber-foods. (Diakses pada 12 Januari 2023).
- Kandola, Aaron. 2019. What To Know About Simple And Complex Carbs. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325171. (Diakses pada 12 Januari 2023).
- Sandoiu, Ana. 2018. Is This How Abdominal Fat Leads To Diabetes? https://www.medicalnewstoday.com/articles/321301. (Diakses pada 12 Januari 2023).
- Spritzler, Franziska. 2020. 19 Effective Tips to Lose Belly Fat (Backed by Science). https://www.healthline.com/nutrition/20-tips-to-lose-belly-fat. (Diakses pada 12 Januari 2023).