DokterSehat.Com- Penderita diabetes harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat jika tidak ingin terkena komplikasi berbahaya. Salah satu dari komplikasi yang paling mungkin untuk dialami oleh mereka adalah amputasi, khususnya pada bagian tubuh bawah seperti kaki. Sayangnya, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Swedia menemukan fakta mengejutkan, yakni obat yang justru diperuntukkan bagi penderita diabetes bisa jadi memicu datangnya amputasi.
Kandungan di dalam obat diabetes
Salah satu obat yang paling sering digunakan oleh penderita diabetes adalah obat dengan kandungan inhibitor sodium glukosa cotransporter 2 atau SGLT2. Berdasarkan penelitian ini, dihasilkan fakta bahwa kandungan ini justru bisa meningkatkan risiko terkena amputasi di bagian tubuh bawah hingga dua kali lebih tinggi. Selain itu, penderita diabetes juga mengalami kenaikan risiko terkena ketoasidosis diabetes hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi obat jenis lain. Sebagai informasi, ketoasidosis diabetes adalah kondisi yang membuat asam keton jumlahnya sudah tidak bisa dikendalikan di dalam darah dan bisa membahayakan penderitanya.
Obat diabetes ini tidak aman?
Salah satu peneliti yang berasal dari Karolinska University Hospital yang ada di kota Stockholm, Swedia, bernama dr. Peter Ueda menyebut penderita diabetes yang mengalami kemunculan borok pada kaki atau menderita penyakit arteri perifer sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi obat SGLT2 inhibitor.
“Sepertinya penemuan kami harus dipertimbangkan karena bisa jadi beberapa jenis obat tertentu bisa mempengaruhi risiko amputasi penderita diabetes,” ungkap dr. Peter.
Bagaimana cara kerja obat SGLT2 Inhibitor?
Sebenarnya, obat SGLT2 Inhibitor bekeraja dengan cara membuat intensitas buang air kecil meningkat. Banyaknya urine yang terbuang akan membuat kelebihan gula darah ikut dikeluarkan sehingga jumlahnya menurun. Selain itu, karena frekuensi buang air kecil meningkat, maka penderita diabetes akan lebih mudah merasa haus dan minum air dalam jumlah yang banyak
Selain penelitian yang dilakukan di Swedia, penelitian yang dilakukan oleh lembaga pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) pada 2017 silam juga mengungkap fakta tentang obat berjenis canagliflozin yang juga bisa meningkatkan risiko amputasi pada kaki penderita diabetes.
Pendapat ini dibantah sejumlah pakar
Hasil penelitian yang dilakukan dr. Peter Ueda dan timnya ternyata tidak diterima begitu saja oleh pakar kesehatan. Sebagai contoh, dr. Kevin Pantalone dari Cleveland Clinic menganggap konsumsi obat SGLT2 Inhibitor masih aman bagi penderita diabetes. Menurut dr. Peter, ada faktor lain yang mempengaruhi risiko amputasi, yakni riwayat penyakit yang diderita, kondisi sosial dan ekonomi penderitanya, serta pengobatan atau terapi lain yang dilakukan.
Cara mencegah amputasi kaki
Mengingat amputasi pada kaki penderita diabetes bisa membuat aktivitas penderita diabetes terganggu, ada baiknya mereka melakukan perawatan dan pemeriksaan kondisi kaki setiap hari.
Berikut adalah tips untuk mencegah amputasi yang bisa dilakukan oleh penderita diabetes.
-
Memeriksa kondisi kaki setiap hari
Selalu cek kondisi kulit, kuku, telapak kaki, serta jika ada kapal atau penumpukan kulit. Selain itu, segeralah memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter jika menemukan lecet, luka gores, atau bahkan pertumbuhan kuku kaki yang tidak normal karena bisa jadi hal ini menyebabkan luka dan infeksi yang berujung pada amputasi.
-
Memakai alas kaki yang tepat
Penderita diabetes sebaiknya memakai alas kaki dimanapun mereka beraktivitas, termasuk saat berada di dalam rumah. Pastikan untuk memakai alas kaki dengan sol yang tebal sehingga mampu melindungi kaki dengan baik. Pastikan alas kaki terasa nyaman untuk digunakan dan tidak mudah menyebabkan jatuh, terpeleset, atau cedera yang berbahaya.
-
Mencegah infeksi
Jika muncul luka, baik itu luka gores ataupun luka lecet, jangan disepelekan dan segeralah melakukan pembersihan atau perawatan pada luka tersebut. Jika perlu, segeralah pergi ke klinik, dokter, atau apotek yang menyediakan layanan untuk merawat luka diabetes agar tidak sampai mengalami infeksi atau amputasi.