DokterSehat.Com- Penderita diabetes memang harus menjaga pola makannya sehari-hari demi menjaga kadar gula darahnya tetap seimbang. Mereka juga tidak boleh memilih makanan dengan sembarangan. Hanya saja, apakah benar jika mereka sebaiknya tidak mengonsumsi makanan panas? Berikut adalah fakta-faktanya.
Dampak mengonsumsi makanan panas bagi diabetes
Sebelum jauh membahas tentang dampak dari mengonsumsi makanan panas, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu tentang indeks glikemik. Sebagai informasi, indeks glikemik menandakan makanan bisa memberikan pengaruh bagi kenaikan kadar gula darah.
Semakin tinggi indeks glilemik sebuah makanan, semakin cepat kadar gula darah naik setelah makanan ini dikonsumsi. Sebaliknya, indeks glikemik yang rendah tidak akan meningkatkan kadar gula darah dengan signifikan.
Selain jenis makanan, ada banyak hal lain yang bisa mempengaruhi indeks glikemik makanan. Sebagai contoh, pada sebagian makanan, suhu tinggi bisa membuat kadar gulanya naik. Nasi putih, misalnya, jika baru selesai ditanak atau masih dalam kondisi hangat karena disimpan di rice cooker, indeks glikemiknya cenderung tinggi. Sebaliknya, jika nasi sudah mendingin, indeks glikemiknya cenderung menurun dengan signifikan.
Selain nasi, wortel yang masih panas karena baru dimasak juga cenderung memiliki nilai indeks glikemik yang tinggi. Sebagai contoh, indeks glikemik wortel yang baru saja direbus ada di angka 50, jauh lebih tinggi dari nilai indeks glikemik aslinya yang hanya di angka 20. Hal ini berarti, wortel yang masih panas bisa membuat kenaikan kadar gula darah meningkat.
Contoh lainnya, sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of Diabetic Association pada 2005 silam menghasilkan fakta bahwa kentang mentah memiliki indeks glikemik yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kentang yang sudah direbus, yakni 56 dibandingkan dengan 89.
Hal ini berarti, jika penderita diabetes sembarangan mengonsumsi olahan kentang, ada kemungkinan kadar gulanya akan naik dengan signifikan dan bisa meningkatkan risiko terkena komplikasi. Selain menunggu kentang mendingin terlebih dahulu, pakar kesehatan juga menyarankan mereka untuk membatasi konsumsi kentang dan memperhatikan cara pengolahan dari kentang ini.
Indeks glikemik makanan yang terlalu matang
Selain makanan yang masih dalam kondisi panas atau baru matang, pakar kesehatan menyebut makanan yang dimasak hingga sangat matang atau overcooked juga cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan yang dimasak dalam waktu yang tepat atau pas.
Sebagai contoh, jika kita memasak spaghetti hanya dalam waktu 10 atau 15 menit, maka indeks glikemiknya hanyalah sekitar 44 atau tidak terlalu tinggi. Hanya saja, jika spaghetti dimasak selama 20 menit, maka indeks glikemiknya bisa naik hingga ke angka 64.
Semakin tinggi tingkat kematangan makanan, semakin mudah makanan ini akan dicerna oleh tubuh. Hal inilah yang membuat indeks glikemiknya meningkat dan membuat kadar gula darah lebih cepat naik.
Sebaiknya penderita diabetes tidak makan makanan panas?
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ada kecenderungan bahwa makanan yang masih dalam kondisi panas memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi. Meskipun rasanya memang jauh lebih nikmat dibandingkan dengan makanan yang sudah mendingin, pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes untuk menghindarinya atau setidaknya menunggu makanan ini mendingin terlebih dahulu.
Jika memang masih bingung dengan makanan-makanan apa saja yang dianggap aman untuk dikonsumsi penderita diabetes, sebaiknya kita berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter atau ahli diet. Dengan melakukannya, maka kita pun bisa memilih makanan-makanan yang tepat sehingga tidak akan mudah memicu peningkatan kadar gula darah sekaligus menurunkan risiko terkena komplikasi yang berbahaya.