Terbit: 8 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Anemia adalah kondisi yang membuat tubuh kekurangan zat besi. Hal ini akan menyebabkan gejala seperti tubuh yang lemas dan kurang bertenaga. Hanya saja, apakah benar jika anemia juga terkait dengan demensia?

Anemia Terkait dengan Demensia?

Kaitan Antara Anemia dan Demensia

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti gabungan dari University of California, San Fransisco, dan American Academy of Neurology menghasilkan fakta bahwa anemia memang bisa meningkatkan risiko terkena demensia. Hasil dari penelitian ini diungkap dalam jurnal berjudul Neurology yang terbit pada 2013 lalu.

Dalam penelitian yang melibatkan 2.552 partisipan berusia 70 hingga 79 tahun dan dilakukan selama 11 tahun ini, para partisipan diminta untuk melakukan tes berpikir dan memori. Di awal penelitian, para partisipan sama sekali tidak mengidap demensia. Hanya saja 393 di antaranya mengalami anemia dan 445 lainnya mengalami masalah kesehatan ini di akhir masa penelitian.

Hasil dari penelitian ini adalah, anemia bisa meningkatkan risiko demensia jauh lebih tinggi dibandingkan partisipan yang tidak mengalami anemia. Perbedaan risiko ini mencapai 41 persen. Angka ini didapatkan setelah para peneliti juga mengecek hal-hal lainnya dari para partisipan seperti usia, jenis kelamin, ras, dan tingkat pendidikan.

Kristin Yaffe dari University of California yang menulis penelitian ini menyebut ada beberapa penjelasan mengapa anemia terkait dengan demensia. Sebagai contoh, anemia bisa menandakan kesehatan tubuh yang buruk secara umum, khususnya dalam hal rendahnya jumlah oksigen di dalam darah. Hal ini bisa menurunkan fungsi memori dan fungsi kognitif otak sekaligus memicu kerusakan pada neuron yang akhirnya bisa menyebabkan demensia.

Melihat fakta ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih cermat menjaga gaya hidup agar tidak mudah terkena anemia sehingga risiko untuk terkena penyakit degeneratif juga bisa ditekan.

Berbagai Makanan yang Bisa Mencegah Anemia

Salah satu cara yang bisa dilakukan demi mencegah datangnya anemia adalah dengan mengonsumsi makanan yang tepat.

Berikut adalah beberapa jenis makanan yang bisa mencegah datangnya masalah kesehatan ini.

  1. Daging-dagingan serta Makanan Laut

Daging-dagingan seperti daging sapi, daging kambing, hingga daging unggas termasuk dalam makanan yang tinggi kandungan zat besi serta asam folat. Hati dan juga makanan laut layaknya ikan, cumi, dan kerang juga bisa menyediakan nutrisi yang bisa membantu mencegah datangnya anemia.

Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi daging sapi sebanyak 85 gram saja, maka sudah bisa mendapatkan zat besi sebanyak 2 mg. Bahkan, makanan-makanan laut disebut-sebut memiliki kandungan zat besi hingga 3 kali lebih banyak. Daging-dagingan dan makanan laut juga cenderung mudah diolah dan memiliki rasa yang enak.

  1. Biji-Bijian dan Kacang-Kacangan

Kacang-kacangan, baik itu kacang polong, kedelai, almond, dan sejenis gandum bisa menyediakan zat besi dengan kadar yang cukup tinggi, yakni sekitar 2 hingga 3 mg di setiap 85 gramnya. Rutin mengonsumsinya sebagai camilan tentu bisa membantu mencegah anemia.

  1. Rempah-Rempah

Beberapa jenis rempah-rempah seperti daun mint, kunyit, serta jinten ternyata juga tinggi kandungan zat besi, lho. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi 1 sendok teh jinten, maka sudah bisa mendapatkan lebih dari 1 mg zat besi.

  1. Sayuran

Sayuran layaknya brokoli, kembang kol, dan bayam tinggi kandungan zat besi dan vitamin B 12. Sayangnya, kandungan zat besi di dalam sayuran-sayuran ini tidak bisa diserap oleh tubuh dengan mudah. Meskipun begitu, sayuran tinggi kandungan nutrisi sehat lainnya.

  1. Beberapa Jenis Buah-Buahan

Buah stroberi, jambu, dan jeruk tinggi kandungan vitamin C yang bisa membantu menyerap zat besi dengan lebih baik. Hal ini tentu akan membantu mencegah datangnya anemia.

 

Sumber:

  1. Whiteman, Honor. 2013. Iron-rich foods to prevent anemia could lower dementia risk. medicalnewstoday.com/articles/264232.php. (Diakses pada 8 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi