Terbit: 12 September 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu anggapan yang dipercaya oleh banyak orang adalah orang-orang yang mengidap masalah anemia sebaiknya menghindari susu karena minuman ini dianggap bisa memperburuk kondisinya. Sebenarnya, apakah anggapan ini memang sesuai dengan fakta kesehatan? Berikut adalah fakta-faktanya.

Penderita Anemia Tak Boleh Minum Susu?

Dampak Minum Susu bagi Pengidap Anemia

Banyak masyarakat yang menganggap kandungan kalsium di dalam susu yang tinggi bisa membuat proses penyerapan zat besi dari makanan-makanan lainnya akan terganggu. Padahal, jika sampai tubuh tidak menyerap zat besi dengan cukup, maka akan membuat anemia muncul.

Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan penderita anemia untuk tidak serta merta menghindari semua jenis susu. Mereka hanya perlu menghindari susu sapi segar. Tak hanya tinggi kalsium, biasanya susu sapi segar rendah kandungan zat besi. Sementara itu, susu jenis lainnya masih aman untuk dikonsumsi oleh mereka.

Sebagai contoh, susu formula bubuk telah banyak yang diolah dengan tambahan kandungan zat besi, kalsium, seng, magnesium, serta vitamin yang tinggi. Susu-susu ini cocok untuk dikonsumsi siapa saja, termasuk pengidap anemia. Bahkan, bagi anak-anak, kandungan nutrisi yang beragam dan tinggi ini bisa membantu pertumbuhan dan perkembangannya.

Selain itu, kini juga telah ada banyak susu yang diberi tambahan asam folat. Kandungan ini bisa mendukung kesehatan, regenerasi, dan pembangunan sel-sel di dalam tubuh.

Berbagai Cara Untuk Mengatasi Anemia

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan demi mengatasi anemia.

Berikut adalah berbagai hal yang bisa dilakukan tersebut.

  1. Mengonsumsi Makanan yang Tinggi Kandungan Zat Besi

Zat besi sangatlah penting bagi proses pembentukan sel darah merah. Tanpa adanya sel darah merah yang cukup, maka kita pun akan mengalami gejala anemia. Pakar kesehatan menyebut ada beberapa makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti sayur bayam, tahu, kacang-kacangan, serta daging. Rutin mengonsumsinya tentu bisa mengatasi anemia.

  1. Mengonsumsi Suplemen

Selain mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, penderita anemia juga bisa mengonsumsi suplemen zat besi. Meski bisa didapatkan dengan mudah di toko-toko atau apotek, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mendapatkan suplemen berdasarkan rekomendasi dari dokter.

  1. Mengonsumsi Makanan Tinggi Vitamin C

Vitamin C tak hanya akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dalam realitanya rutin mengonsumsinya akan membantu proses penyerapan zat besi sehingga produksi sel darah merah di dalam tubuh akan terjaga. Tak hanya mengonsumsi buah-buahan yang tinggi vitamin C, kita juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin C yang bisa dengan mudah didapatkan di mana saja.

Selain suplemen vitamin C, suplemen vitamin B12 juga bisa dijadikan pilihan lain untuk mengatasi masalah anemia.

  1. Makan Cokelat

Jangan salah, makan cokelat ternyata juga bisa membantu mengatasi masalah anemia, lho. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan zat besi yang cukup tinggi di dalamnya. Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan kita untuk cermat dalam memilih cokelat demi mendapatkan manfaatnya dengan maksimal.

Cokelat yang direkomendasikan adalah cokelat yang memiliki kandungan kakao lebih dari 70 persen. Cokelat ini biasanya adalah cokelat hitam. Selain itu, pastikan bahwa cokelat yang dikonsumsi tidak memiliki tambahan gula yang terlalu tinggi.

  1. Mengonsumsi Cuka Apel

Cuka apel sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang baik bagi kesehatan, namun tidak banyak orang yang terbiasa mengonsumsinya. Padahal, pakar kesehatan menyebut rutin minum cuka apel bisa membantu mengatasi anemia dan membuat proses pencernaan berjalan dengan lebih baik.

 

Sumber:

  1. Harsono, Fitri Haryanti. 2019. Benarkah Penderita Anemia Harus Menghindari Konsumsi Susu?. com/sehat/benarkah-penderita-anemia-harus-menghindari-konsumsi-susu.html. (Diakses pada 12 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi