Poxvirus adalah virus berbentuk bata atau oval dengan genom DNA untai ganda yang besar. Virus jenis ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Infeksi virus ini biasanya mengakibatkan pembentukan lesi, nodul di kulit, atau ruam yang menyebar. Bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Penyakit yang Disebabkan oleh Poxvirus
Poxvirus adalah anggota keluarga Poxviridae yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Infeksi pada manusia biasanya terjadi karena kontak dengan hewan, manusia, atau bahan yang terkontaminasi.
Berikut adalah berbagai penyakit yang disebabkan poxvirus, di antaranya:
1. Moluskum Kontagiosum
Ini adalah infeksi yang disebabkan oleh poxvirus (molluscum contagiosum virus). Hasil infeksi biasanya berupa penyakit kulit ringan dan jinak yang ditandai dengan lesi yang dapat muncul di bagian tubuh mana pun.
Lesi yang dikenal sebagai moluska, berukuran kecil, menonjol, dan biasanya berwarna putih/merah muda dengan lubang di tengahnya. Pada banyak kasus, lesi memiliki ukuran sebesar 2 hingga 5 milimeter. Terkadang, rasa gatal, sakit, memerah, atau bengkak juga menyertai keadaan ini.
Moluska dapat terjadi di bagian tubuh manapun termasuk wajah, leher, lengan, kaki, perut, dan area genital, akan tetapi jarang ditemukan pada telapak tangan atau telapak kaki.
Moluskum kontagiosum biasanya dapat sembuh dalam waktu 6 sampai 12 bulan, sedangkan sembuh tanpa jaringan parut bisa memakan waktu hingga 4 tahun.
2. Cacar Monyet
Monkeypox atau cacar monyet kali ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Namun, kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Gejala awal dari cacar monyet seperti demam, lemas, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening, dapat berlangsung 1 sampai 3 hari atau lebih.
Setelah itu, ruam dapat muncul di wajah serta menyebar ke bagian tubuh lain seperti tungkai dan lengan. Ruam dapat berkembang dari bintil yang berisi cairan hingga berisi nanah, kemudian pecah dan berkerak. Hal ini menimbulkan borok di permukaan kulit. Kondisi ini dapat berlangsung 2 hingga 4 minggu.
3. Orf Virus (Sore Mouth Infection)
Virus orf adalah anggota dari genus parapoxvirus dalam keluarga poxvirus. Virus ini sering ditemukan menyebabkan infeksi pada domba dan kambing, serta dapat ditularkan ke manusia.
Infeksi virus orf pada hewan biasa disebut dengan sore mouth, scabby mouth, atau contagious ecthyma. Manusia yang terinfeksi biasanya mengembangkan lesi ulseratif atau nodul di tangan. Infeksi virus ini umum terjadi di area di mana hewan memamah biak berada.
Pengobatan Poxvirus
Beberapa analog nukleosida dan nukleotida telah menunjukkan aktivitas antivirus in vitro dan in vivo yang kuat terhadap banyak poxvirus, termasuk variola, vaccinia, monkeypox, cowpox, molluscum contagiosum dan orf. Cidofovir dan sejumlah turunannya sejauh ini terbukti paling manjur.
Cidofovir telah berhasil digunakan untuk mengobati moluskum kontagiosum pada pasien dengan AIDS. Obat ini juga telah berhasil dalam mengobati orf pada pasien immunocompromised. Sementara vaksin cacar memberikan setidaknya perlindungan jangka pendek (sampai 10 tahun) dari cacar.
Selain itu, metode kuretase dapat digunakan untuk mengobati moluskum kontagiosum tetapi biasanya tidak efektif pada pasien dengan gangguan sistem imun.
Pengenalan dini infeksi poxvirus sangat penting untuk mencegah penyebaran sekunder yang tidak disengaja.
- Anonim. Poxvirus. https://www.cdc.gov/poxvirus/index.html. (Diakses pada 22 Februari 2022).
- Shanley, John D. 2019. Poxviruses. https://emedicine.medscape.com/article/226239-overview. (Diakses pada 22 Februari 2022).