Terbit: 12 November 2020 | Diperbarui: 18 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Terapi ozon adalah praktik pengobatan yang mengacu pada proses pemberian gas ozon (O3) ke dalam tubuh untuk mengatasi penyakit. Simak penjelasan selengkapnya mengenai manfaat hingga risiko yang bisa terjadi jika Anda melakukan terapi ini.

Terapi Ozon: Fungsi, Prosedur, dan Risiko

Apa Itu Terapi Ozon?

Terapi ozon adalah pemberian gas ozon pada tubuh untuk tujuan terapeutik, baik sebagai terapi tunggal maupun sebagai terapi pelengkap pengobatan lainnya. Gas ozon adalah salah satu bentuk oksigen. Gas yang tidak berwarna ini terdiri dari tiga atom oksigen.

Pada atmosfer, lapisan gas ozon melindungi bumi dari radiasi sinar matahari. Namun di permukaan tanah, ozon adalah ‘polutan udara yang berbahaya’. Gas ozon berbahaya ketika seseorang menghirupnya, hal itu menyebabkan iritasi paru-paru dan tenggorokan, batuk, dan membuat asma semakin memburuk.

Namun, beberapa peneliti percaya bahwa ozon dapat memiliki efek terapeutik dalam konteks medis. Beberapa manfaat yang diduga berguna bagi tubuh, antara lain:

  • Mengatasi radang sendi.
  • Melawan penyakit virus, seperti HIV dan SARS.
  • Membantu menyembuhkan luka.
  • Mengaktifkan sistem kekebalan.
  • Mengatasi penyakit jantung iskemik.
  • Mengobati degenerasi makula.
  • Mengobati kanker.

Sejauh ini hanya ada sedikit penelitian tentang efektivitas dan keamanan dari terapi ozon. Karena alasan ini, penggunaannya untuk mengatasi masalah medis belum disetujui.

Persiapan sebelum Melakukan Terapi Ozon

Konsultasi dengan penyedia layanan terapi tentang cara terbaik sebelum melakukan perawatan. Jika terapi ini dilakukan dengan mengambil darah dari tubuh, lalu mencampurnya dengan gas ozon dan menggantinya, maka Anda harus tidur malam yang cukup dan konsumsi makanan sehat pada hari itu. Pastikan juga untuk meningkatkan asupan cairan tubuh.

Prosedur Terapi Ozon

Terapi ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Sebelum melakukan perawatan, penyedia layanan akan mendiskusikan pilihan yang terbaik untuk Anda. Berikut adalah tiga bentuk perawatan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Langsung ke jaringan. Jika Anda menjalani terapi untuk masalah ekstremitas atau luka, kemungkinan besar gas ozon akan langsung diarahkan ke jaringan tubuh yang terkena.
  • Secara intravena. Guna mengobati gangguan internal seperti HIV, gas ozon biasanya dilarutkan ke dalam darah yang diambil tubuh. Kemudian darah dengan gas terlarut disuntikkan kembali ke tubuh melalui infus.
  • Secara intramuskular. Terapi ini juga tersedia sebagai injeksi intramuskular. Gas ozon sering kali dicampur dengan oksigen sebelum dimasukkan ke dalam tubuh.

Efektivitas Terapi Ozon

Penelitian untuk menguji efektivitas terapi ini masih beragam. Beberapa uji klinis terapi sedang berlangsung untuk kondisi penyakit jantung hingga artritis. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat membantu mengatasi osteoarthritis lutut dengan meningkatkan rentang gerak sendi dan menunda degenerasi sendi.

Orang dengan rheumatoid arthritis atau sakit punggung akibat herniasi diskus juga mendapat manfaat dari terapi ini. Namun, belum ada penelitian yang cukup untuk mendukung klaim ini.

Penelitian lain mengungkapkan, gas ozon dapat membantu mengurangi kepekaan dentin, struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini lebih lunak dibanding email karena komposisi material organiknya lebih banyak. Sebagian besar material organik tersebut adalah kolagen.

Banyak produk yang beredar di pasaran mengklaim menyediakan terapi gas ozon, tetapi tidak ada yang terbukti efektif. Terapi harus dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terlatih atau ahli naturopati.

Efek Samping Terapi Ozon

Efek samping yang terkait dengan terapi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis perawatan yang Anda gunakan. Apabila gas ozon masuk ke mulut, hidung, atau mata, gas tersebut bisa menyebabkan batuk, mual, muntah, atau sakit kepala. Dampak terburuknya bisa menyebabkan komplikasi pernapasan.

Orang yang menjalani terapi ini juga terkadang mengalami reaksi Herxheimer, kondisi yang membuat tubuh memiliki gejala yang mirip dengan flu, namun terjadi lebih parah dan terjadi dalam jangka waktu yang singkat.

Beberapa prosedur terapi ozon melibatkan penghembusan gas ke dalam tubuh. Jika seseorang menerima terapi ini melalui rektum, Anda mungkin mengalami ketidaknyamanan, kram, dan perasaan ingin buang angin. Efek samping ini bersifat sementara.

Apakah Terapi Ozon Aman Digunakan?

Meskipun beberapa penelitian melaporkan bahwa efek menguntungkan dari terapi ini, sumber lain mengatakan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mengetahui keefektifan atau keamanannya.

Food and Drug Administration (FDA) juga melarang penggunaan ozon sebagai terapi medis. Menurutnya, ozon adalah gas beracun dan tidak diketahui kegunaannya dalam pengobatan suportif ataupun preventif

Mengenai penggunaannya sebagai disinfektan, FDA menyatakan bahwa ozon bisa efektif membasmi kuman namun dalam konsentrasi yang lebih besar—daripada yang dapat ditoleransi—oleh manusia dan hewan.

Pada beberapa kasus, terapi ini menyebabkan emboli paru, kehilangan bidang penglihatan bilateral, hingga infeksi yang ditularkan melalui darah. Paparan ozon juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian yang signifikan akibat penyakit pernapasan.

Bahkan sejumlah kecil gas ozon dapat mengiritasi paru-paru dan tenggorokan, mengakibatkan batuk, sesak napas, dan kerusakan jaringan paru-paru.

Masih Kontroversial

Pada akhirnya, terapi ini adalah praktik pengobatan alternatif yang masih kontroversial karena kekhawatiran seputar efektivitas dan keamanannya. Penelitian efek terapi pada tubuh manusia masih dilakukan untuk mengidentifikasi potensi manfaat terapeutik.

Saat ini hanya ada sedikit penelitian tentang keamanan terapi ini. Karena alasan ini, FDA tidak mendukung penggunaannya. Menurutnya, studi jangka panjang yang besar juga tidak cukup untuk memahami semua potensi efek samping.

Oleh karena itu, langkah terbaik sebelum melakukan perawatan ini adalah konsultasi dengan dokter terlebih terlebih dahulu. Jika Anda ingin mencobanya, pastikan memilih tempat yang berpengalaman dalam terapi ozon.

 

  1. Madormo, Carrie. 2020. What Is Ozone Therapy?. https://www.healthline.com/health/ozone-therapy#preparation. (Diakses pada 12 November 2020).
  2. Seymour, Tom. 2020. What is ozone therapy? Benefits and risks. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320759#does-it-work. (Diakses pada 12 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi