Penyakit sinusitis bisa diatasi dengan metode pengobatan sederhana, bisa juga dengan operasi sinusitisi. Apa saja jenis operasi untuk mengatasi masalah yang ditandai dengan gejala hidung sakit dan tersumbat terus-menerus serta disertai oleh gejala lainnya seperti gatal dan berair tersebut? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Operasi Sinusitis?
Operasi sinusitis adalah suatu tindakan operasi yang dilakukan pada penderita sinusitis.
Sinusitis adalah penyakit di mana sinus atau rongga di sekitar mata dan hidung mengalami peradangan (inflamasi) atau infeksi virus maupun bakteri. Akibat hal tersebut, lendir di dalam sinus yang biasanya berfungsi sebagai perangkap kotoran yang masuk ke hidung mengalami penyumbatan. Sinusitis ditandai oleh sejumlah gejala yaitu:
- Rasa sakit di sekitar hidung, mata, dan kening
- Hidung tersumbat
- Lendir mukosa kental dan berubah warna
- Sakit kepala
- Batuk
- Gangguan pendengaran
Seseorang mungkin harus menjalani operasi apabila penyakit sinusitis yang dideritanya tidak juga sembuh setelah melakukan pengobatan biasa, misalnya mengonsumsi obat-obatan steroid atau antibiotik. Operasi bertujuan untuk membersihkan sumbatan lendir pada sinus sekaligus mencegah agar kondisi ini tidak kembali terjadi di kemudian hari.
Operasi ini juga dilakukan pada orang-orang yang mengalami kondisi-kondisi sebagai berikut:
- Infeksi pada sinus sudah menyebar ke area lainnya
- Struktur dinding pembatas hidung (septum) abnormal
- Kerusakan jaringan hidung
- Polip hidung
- Sinusitis akibat infeksi jamur
- Tumor sinus
- Kanker sinus
Sebelum melakukan operasi, dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) harus memastikan terlebih dahulu bahwa sinusitis yang diderita pasien memang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa.
Jenis-Jenis Operasi Sinusitis
Ada beberapa jenis operasi sinusitis yang peruntukannya menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien penderita sinusitis.
Berikut adalah jenis operasi yang perlu Anda ketahui.
1. Operasi Sinusitis Endoskopi Fungsional
Jenis operasi yang pertama adalah endoskopi fungsional.
Metode operasi ini adalah yang paling umum dilaksanakan oleh dokter. Sesuai dengan namanya, jenis operasi ini menggunakan sebuah tabung serat optik tipis bernama endoskop. Endoskop yang dilengkapi dengan alat bedah lantas akan dimasukkan ke dalam hidung untuk membersihkan jaringan obstruktif dan penyumbat sinus lainnya.
Operasi dengan metode endoskopi fungsional ini memiliki kelebihan yaitu tidak meninggalkan jaringan parut atau luka layaknya operasi bedah pada umumnya. Hidung pasien mungkin akan mengalami pembengkakan dan rasa tidak nyaman, namun akan hilang dengan cepat.
Selain itu, endoskopi fungsional tidak membuat pasien harus menjalani rawat inap sehingga pasca operasi pasien sudah diperbolehkan pulang dan melakukan medical check-up pada waktu yang ditentukan oleh dokter.
2. Operasi Sinusitis Endoskopi Image-Guided
Pada perkembangannya, jenis operasi sinusitis dengan metode endoskopi bertambah menjadi endoskopi image-guided.
Alat endoskop yang digunakan dalam metode ini telah dilengkapi oleh kamera beresolusi mendekati 3 dimensi dan tersambung dengan monitor CT scan melalui sinyal infra merah. Teknologi ini membantu dokter untuk mendapatkan gambaran bagian dalam hidung yang lebih jelas sehingga pelaksanaan operasi lebih efektif.
Operasi dengan metode endoskopi image-guided ini dipilih oleh dokter apabila pasien yang ditanganinya menderita penyakit kronis.
3. Operasi Sinusitis Caldwell-Luc
Jenis operasi yang terakhir adalah Coldwell-Luc.
Dibandingkan dengan dua jenis operasi di atas, operasi Coldwell-Luc adalah jenis operasi yang jarang dilakukan. Pasalnya, operasi ini lebih bersifat invasif. Artinya, pembedahan yang dilakukan pembedahan besar (mayor).
Hal tersebut dikarenakan operasi sinusitis Coldwell-Luc diperuntukkan bagi pasien yang mengalami pertumbuhan abnormal pada rongga sinus, misalnya tumor sinus. Tindakan operasi ini nantinya mengangkat jaringan tumor sekaligus mereparasi sinus.
Guna mencapai tujuan tersebut, dokter akan membuat jalur baru di antara rongga mata bagian bawah (sinus maksilaris) dan hidung sehingga aliran lendir menjadi lancar.
Pemulihan Pasca Operasi Sinusitis
Setelah operasi selesai dilakukan, pasien akan menjalani masa pemulihan.
Pada masa pemulihan ini, dokter akan meminta pasien untuk menggunakan alat khusus yang fungsinya untuk mengendalikan perdarahan pada hidung. Lamanya penggunaan alat ini tergantung dari perkembangan kesehatan pasien pasca operasi. Jika dirasa sinus sudah baik-baik saja, dokter akan segera melepas alat tersebut.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan sejumlah jenis obat-obatan pada pasien guna mengoptimalkan pemulihan pasca operasi. Obat-obatan yang dimaksud seperti obat steroid dan obat antibiotik. Pastikan Anda selalu mengikuti instruksi dokter agar proses pemulihan berlangsung cepat.
Efek Samping Operasi Sinusitis
Operasi sinusitis biasanya akan menimbulkan sejumlah efek samping. Beberapa contoh efek samping operasi sinusitis yang mungkin Anda rasakan adalah:
- Rasa tidak nyaman berskala ringan pada hidung
- Kelelahan
- Hidung tersumbat
- Perdarahan kecil (minor bleeding)
Gejala efek samping pasca operasi di atas tidak perlu dikhawatirkan karena merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, lakukan medical check-up secara rutin sesuai dengan arahan dokter yang menangani Anda.
Risiko Operasi Sinusitis
Sayangnya, operasi ini tak lepas dari yang namanya risiko. Beberapa macam risiko akibat tindakan operasi sinus meliputi:
1. Perdarahan
Perdarahan pasca operasi bisa terjadi 24 jam pasca operasi dilaksanakan. Pada beberapa orang, risiko operasi yang satu ini mungkin baru muncul beberapa hari atau minggu setelahnya.
Apabila perdarahan tersebut berujung pada penggumpalan darah di area septum, maka satu-satunya jalan adalah dengan mengangkatnya melalui prosedur khusus.
2. Kerusakan Mata dan Jaringan Sekitar
Lokasi sinus yang dekat dengan mata membuat tindakan operasi juga berisiko menyebabkan masalah pada organ penglihatan tersebut.
Bahkan dalam kasus yang jarang, mata akan mengalami kerusakan serius yang menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan dan kerusakan pada otot yang berfungsi untuk menggerakkan mata. Kendati demikian, kasus ini sangat jarang terjadi.
3. Gangguan Penciuman
Pasien sinusitis juga berisiko untuk kehilangan kemampuan penciumannya pasca melakukan operasi sinusitis, walaupun kasus ini lagi-lagi sangat jarang terjadi. Kalaupun sampai terjadi, pada umumnya gangguan fungsi penciuman tersebut hanya berlangsung sementara dan akan kembali seperti sedia kala.
- Anonim. Do I Need Surgery for Sinusitis. https://www.webmd.com/allergies/sinusitis-do-i-need-surgery#1 (Diakses pada 8 Oktober 2019)
- Rowden, A. 2017. Everything You Need to Know About Sinus Surgery. https://www.medicalnewstoday.com/articles/316953.php (Diakses pada 8 Oktober 2019)
- Watson, K. 2017. Sinus Surgery and Recovery. https://www.healthline.com/health/sinus-surgery (Diakses pada 8 Oktober 2019)