Terbit: 1 October 2020 | Diperbarui: 22 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Obat migrain pada dasarnya terbagi dalam dua kategori utama, yang pertama adalah obat untuk menghentikan perkembangannya, sementara yang kedua adalah obat-obatan yang digunakan untuk mencegah terjadinya kondisi ini. Simak penjelasan lengkap mengenai obat apa saja yang bisa Anda gunakan.

11 Obat Migrain yang Bisa Anda Konsumsi (Resep dan Nonresep)

Mengenali Berbagai Obat Migrain

Pada dasarnya, tidak ada pengobatan standar untuk mengatasi kondisi ini, sehingga perawatan biasanya dibuat berdasarkan kondisi masing-masing individu. Perlu diketahui, saat ini terdapat berbagai macam obat yang tersedia untuk mengobati kondisi ini, mulai dari yang dapat dibeli bebas di apotek hingga yang membutuhkan resep dokter.

Berikut adalah berbagai obat migrain yang bisa Anda gunakan, di antaranya:

1. Aspirin

Aspirin bekerja dengan cara menghambat zat alami tertentu di dalam tubuh untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Selain mampu mengatasi nyeri pada satu sisi kepala, obat migran generik ini mampu menurunkan demam dan mencegah penggumpalan darah. Obat ini ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan karena bisa menyebabkan sakit maag.

2. Naproxen

Ini adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengurangi gejala nyeri, kemerahan, dan bengkak. Sama seperti obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa prostaglandin, senyawa yang menyebabkan reaksi peradangan seperti nyeri. Hal itulah yang kemudian menekan atau mengurangi rasa nyeri di kepala.

3. Ibuprofen

Sama seperti kedua obat sebelumnya yang masuk dalam golongan obat antiinflamasi nonsteroid, obat migrain di apotek ini mampu menghambat zat pemicu peradangan di dalam tubuh.  Saat tubuh sakit, nyeri, atau mengalami peradangan, secara alami tubuh akan menghasilkan zat kimiawi yang disebut dengan prostaglandin.

Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh, hal itulah yang membuat rasa nyeri hilang. Selain sering digunakan untuk meredakan nyeri ringan, obat ini juga bisa digunakan untuk meredakan demam.

4. Paracetamol

Obat yang juga dikenal dengan sebutan acetaminophen ini bekerja dengan mengurangi produksi zat peradangan tubuh yaitu prostaglandin. Saat kadar prostaglandin mengalami penurunan, nyeri dan demam akan berkurang.

Penting untuk diketahui, konsultasikan dengan dokter diperlukan untuk mengetahui manfaat dan risiko konsumsi paracetamol pada saat hamil atau menyusui.

5. Diclofenac

Dibanding obat-obat sebelumnya, ini adalah obat untuk meredakan peradangan dan nyeri yang membutuhkan resep dokter. Pada dasarnya, terdapat dua jenis diclofenac, yaitu diclofenac potassium (kalium diklofenak) dan diclofenac sodium (natrium diklofenak).

Sebelum mengonsumsi obat yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri setelah operasi dan radang sendi ini, Anda juga harus konsultasi dengan dokter jika memiliki alergi terhadap obat antiinflamasi nonsteroid, obat lainnya, ataupun makanan tertentu.

6. Ergotamines

Ini adalah obat migrain yang ampuh golongan pertama yang bisa Anda konsumsi. Obat ini menyebabkan pembuluh darah di sekitar otak berkontraksi sehingga dapat meredakan kondisi dalam beberapa menit. Obat ini biasanya diminum saat gejala awal timbul. Beberapa contoh obat ini adalah:

  • Dihydroergotamine.
  • Ergotamine.
  • Ergotamine dan cafein.
  • Metisergida.
  • Methylergonovine.

Jika Anda sedang hamil/menyusui atau menderita penyakit jantung, Anda tidak boleh mengonsumsi ini. Ergotamin juga dapat berinteraksi secara negatif dengan obat lain, termasuk obat antijamur dan antibiotik. Ergotamin dapat memiliki efek samping yang berbahaya karena dapat menyebabkan cacat lahir dan masalah jantung.

7. Triptan

Triptan adalah golongan obat yang meningkatkan kadar serotonin di otak, mengurangi peradangan, dan penyempitan pembuluh darah, di mana semua hal tersebut secara efektif mengakhiri nyeri pada salah satu sisi kepala. Beberapa contoh obat ini adalah:

  • Almotriptan.
  • Eletriptan.
  • Frovatriptan.
  • Naratriptan.
  • Rizatriptan.
  • Sumatriptan.
  • Sumatriptan dan naproxen.
  • Zolmitriptan.

Kemungkinan efek samping mengonsumsi triptan meliputi:

  • Kesemutan atau mati rasa di jari-jari kaki.
  • Mengantuk.
  • Pusing.
  • Mual.
  • Sesak atau tidak nyaman di dada atau tenggorokan.

Jika Anda memiliki masalah jantung atau memiliki risiko terkena stroke, obat ini sebaiknya dihindari. Triptan juga dapat menyebabkan sindrom serotonin yang berpotensi fatal jika dikonsumsi dengan obat lain yang meningkatkan serotonin, seperti antidepresan.

8. Obat Anti Mual

Obat ini mengurangi mual dan muntah yang bisa menyertai migrain parah, dan biasanya diminum bersama dengan obat penghilang rasa sakit karena obat ini tidak mampu mengurangi rasa nyeri. Beberapa contoh obat anti mual, antara lain:

  • Dimenhydrinate.
  • Metoclopramide.
  • Proklorperazine.
  • Promethazine.
  • Trimethobenzamide.

Penting untuk diketahui, obat-obatan ini bisa membuat Anda mengantuk, pusing, dan efek samping lainnya.

9. Lasmiditan

Lasmiditan adalah obat baru disetujui untuk mengatasi migrain. Obat ini dapat dimanfaat untuk mengurangi rasa sakit, mual, serta kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Lasmiditan memiliki efek obat penenang dan menyebabkan pusing, sehingga orang yang mengonsumsinya tidak disarankan mengemudi/mengoperasikan mesin setidaknya selama delapan jam. Lasmiditan tidak boleh dikonsumsi bersama obat lain yang menekan sistem saraf pusat.

10. Ubrogepant

Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kondisi migrain akut dengan atau tanpa aura (fenomena sensorik atau gangguan penglihatan) pada orang dewasa. Obat ini efektif digunakan untuk menghilangkan nyeri dan gejala  lainnya seperti mual, kepekaan terhadap cahaya dan suara, dua jam setelah meminumnya.

Efek samping yang umum terjadi adalah mulut kering, mual, dan rasa kantuk yang berlebihan. Ubrogepant tidak boleh dikonsumsi dengan obat penghambat CYP3A4 yang kuat.

11. Opioid

Jika nyeri yang Anda rasakan pada salah satu sisi kepala tidak merespons obat penghilang rasa sakit dan Anda tidak dapat menggunakan ergotamine atau triptan, dokter mungkin meresepkan opioid, obat penghilang rasa sakit yang jauh lebih kuat. Banyak obat migrain yang merupakan kombinasi opioid dan pereda nyeri. Beberapa contoh obat ini adalah:

  • Codein.
  • Meperidine.
  • Morphine.
  • Oxycodone.

Obat ini bekerja dengan reseptor opioid di dalam sel tubuh seperti di sel otak, sumsum tulang belakang, dan organ lainnya yang memiliki kaitan dengan rasa sakit dan senang. Sel-sel tersebut kemudian melepaskan sinyal untuk meredam rasa sakit dari otak ke tubuh dan memproduksi dopamin dalam jumlah besar untuk menciptakan perasaan senang.

 

  1. Anonim. Migraine. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/migraine-headache/diagnosis-treatment/drc-20360207#:~:text=Triptans.,relieve%20many%20symptoms%20of%20migraine. (Diakses pada 1 Oktober 2020).
  2. Healthline Editorial Team. 2018. Migraine Drugs. https://www.healthline.com/health/migraine-drugs#ergotamines. (Diakses pada 1 Oktober 2020).
  3. Ogbru, Annette (Gbemudu). PRESCRIPTION MIGRAINE MEDICATIONS. https://www.rxlist.com/migraine_medications/drug-class.htm. (Diakses pada 1 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi