Ketika digunakan dengan cara terapi, prosedur apheresis akan menyesuaikan dengan individu tentang frekuensi perawatan, volume darah atau komponen yang akan diambil, dan jenis larutan yang digunakan untuk penggantian volume.
Berikut daftar kondisi penyakit tertentu yang sekiranya membutuhkan apheresis. Apheresis dapat digunakan dalam pengobatan:
- Myasthenia gravis
- Macroglobulinemia waldenstrom
- Sindrom goodpasture
- Hiperkolesterolemia familial
- Sindrom hiperviskositas (seperti cryoglobulinemia, trombotik thrombocytopenic purpura),
- Sindrom HELLP pada kehamilan
- Penyumbatan pembuluh darah (leukostasis) disebabkan oleh jumlah darah putih sangat tinggi pada leukemia
- Jumlah trombosit yang sangat meningkat pada leukemia atau gangguan myeloproliferatif
Apheresis juga dapat efektif dalam kasus-kasus tertentu:
- Systemic lupus dengan komplikasi yang mengancam jiwa
- Vaskulitis parah
- Polymyositis atau dermatomyositis
- Rheumatoid arthritis yang parah
- Glomerulonefritis progresif
- Polineuropati autoimun kronis
- Dalam kasus transplantasi organ padat dengan risiko tinggi penolakan yang dimediasi antibodi dari transplantasi
Apa kontraindikasi untuk hemapheresis?
Hemapheresis umumnya dihindari jika pasien memiliki infeksi aktif, kondisi jantung atau paru-paru yang tidak stabil, kadar sel darah putih atau platelet yang sangat rendah, kecenderungan perdarahan, atau tekanan darah secara signifikan rendah. Kondisi keseluruhan pasien serta keseriusan dan perkembangan penyakit perlu dipertimbangkan secara keseluruhan sehingga kontraindikasi memang berbeda-beda untuk setiap pasien.