DokterSehat.Com – Sebagai salah satu bagian paling penting dari kehidupan pria, penis harus dicek kesehatannya dengan baik. Pria tidak boleh hanya mencucinya lalu membersihkannya lalu prosesnya selesai. Ada banyak hal yang harus diketahui pria dari penisnya sehingga pemeriksaan yang rutin harus dilakukan untuk mencegah berbagai gangguan.
![Mengapa Pemeriksaan Penis Sangat Penting untuk Pria](https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/08/memeriksa-penis-doktersehat.jpg)
Apa saja yang diperiksa saat mengecek penis?
Pemeriksaan pada area penis tidak hanya dilakukan dengan mengecek kondisi batang penisnya saja. Ada banyak hal yang harus dicek pada prosedur genitourinary (GU) dan juga pemeriksaan rektal. Secara umum, bagian yang akan diperiksa terdiri dari:
- area selangkangan secara menyeluruh.
- bagian dari penis mulai dari glans (kepala), batang, hingga ke pangkal.
- skrotum atau buah zakar termasuk testis yang ada di dalamnya.
- anus dan rektum.
- area prostat.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh Anda sendiri secara rutin dan bantuan dokter kalau ada bagian yang tidak terjangkau. Selama tidak ada gangguan atau perubahan berarti, pemeriksaan sendiri sudah cukup. Namun, kalau ada masalah, pemeriksaan ke dokter harus dilakukan.
Pentingnya pemeriksaan penis secara rutin
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan yang belum dirasakan. Misal muncul kutil kelamin yang tidak bisa diperiksa secara langsung karena belum membesar. Lalu masalah kesehatan lain seperti penyakit kulit juga harus diketahui agar pria tidak mudah gatal-gatal dan tidak nyaman.
Intinya, pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah awal di penis dan skrotum serta testis di dalamnya. Kalau ada masalah, penanganan awal bisa segera dilakukan. Jadi, tidak akan langsung parah lalu akhirnya susah sekali diatasi dan menyebabkan gangguan seksual dan reproduksi.
Beberapa gangguan penis yang harus diwaspadai
Pemeriksaan penis secara umum dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah di bawah ini:
- Hernia atau usus turun ke bawah dan menekan area di selangkangan. Kondisi ini membuat penis jadi terasa nyeri dan butuh segera dioperasi.
- Infeksi saluran kemih yang bisa menyebar dan bergerak menuju ginjal kalau parah.
- Pembesaran pada prostat yang tidak bersifat kanker.
- Disfungsi ereksi.
- Penyakit Peyronie.
- Kerusakan jaringan di penis dan skrotum akibat kondisi diabetes dan kolesterol yang tidak bisa dikendalikan.
- Kerusakan pada pembuluh darah.
- Kanker prostat, penis, dan testis.
Kapan pemeriksaan dilakukan?
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan saat pria sudah memasuki usia pubertas saat remaja. Pemeriksaan dilakukan sendiri setiap hari. Kalau Anda memiliki masalah pada penis dan juga rektum, kemungkinan besar pemeriksaan harus dilakukan dengan lebih detail dan rutin termasuk ke dokter.
Kalau Anda belum pernah melakukan pemeriksaan pada area kemaluan, ada baiknya untuk melakukannya saat ini juga. Jangan menundanya lagi karena bisa saja sedang terjadi masalah pada tubuh kalau tanda gangguan sudah ada. Jangan biarkan masalah berkembang dan susah diatasi.
Cara memeriksa penis sendiri
Kalau Anda ingin mulai memeriksa penis sendiri tanpa bantuan dokter, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Pastikan untuk sudah mandi dan area kemaluan sudah jadi relaks. Lakukan dalam kondisi yang santai.
- Coba raih bagian atas dari skrotum untuk membuat testis berada di bawah. Jangan menarik testis ke atas seperti saat mengalami ejakulasi.
- Coba mulai gerakkan tangan di testis untuk mengetahui ada atau tidaknya keanehan di sana. Keanehan ini bisa berupa pembengkakan testis, muncul benjolan, dan hal lain yang memicu rasa sakit.
- Selanjutnya lihat di area penis mulai dari kepala, batang, hingga pangkalnya. Periksa perlahan-lahan dengan santai. Sebisa mungkin untuk tidak membuat penis jadi ereksi. Cek apakah ada masalah di glans seperti bisul kecil atau tidak. Anda yang tidak sunat, coba cek bagian kulupnya juga.
Kalau tidak ditemukan keanehan, pemeriksaan bisa diakhiri. Namun, kalau terjadi keanehan seperti muncul bisul dan sejenisnya, lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter agar tidak terjadi masalah yang lebih parah.
Frekuensi pemeriksaan penis
Pemeriksaan sendiri di rumah bisa dilakukan sebulan sekali. Kalau Anda bisa melakukannya seminggu sekali akan lebih baik. Intinya, lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan. Kalau ada perubahan dan hal itu buruk, Anda segera memeriksakan diri dan mengatasinya.
Perlukah pemeriksaan klinis?
Kalau Anda merasa ada yang aneh pada tubuh dan butuh pemeriksaan lebih lanjut, berarti perlu. Namun, kalau pemeriksaan sendiri dan pemeriksaan dokter secara fisik saja sudah cukup dan tidak ada masalah, pemeriksaan klinis tidak perlu dilakukan.
Pemeriksaan klinis dalam pemeriksaan penis
Dalam pemeriksaan klinis terhadap penis, ada beberapa hal yang dilakukan. Berbagai tes harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang nyata. Berikut beberapa jenis tes yang akan terjadi:
- Pemeriksaan fisik secara umum. Dokter akan bertanya tentang jenis gangguan yang telah dialami dan gejala aneh di sekitar penis.
- Pemeriksaan mental yang juga memengaruhi masalah seksualitas.
- Pemeriksaan darah yang dilakukan di laboratorium. Anda akan diminta untuk memberikan sampel urine untuk diketahui apa saja yang terjadi pada tubuh. Selain urine, darah juga akan diambil untuk dilihat.
- Pemindahan tubuh untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah dari dalam.
- Tes injeksi. Dibutuhkan kalau Anda mengalami masalah dengan ereksi.
- Tes ereksi overnight. Dokter akan memasangkan semacam cincin di penis. Kalau cincin itu rusak kemungkinan besar terjadi ereksi di malam hari dan masalah penis tidak terjadi secara fisik, tapi psikologi.
Inilah beberapa ulasan tentang masalah pemeriksaan penis yang bisa dilakukan oleh diri sendiri atau pemeriksaan fisik dan klinis dari dokter. Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas kalau pemeriksaan penis sangat penting. Meski Anda tidak harus melakukannya setiap saat, begitu ada perubahan atau gangguan di kemaluan, segera lakukan pemeriksaan.