Terbit: 14 June 2022 | Diperbarui: 22 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Omicron BA.4 dan BA.5 adalah mutasi baru dari COVID-19 yang telah terdeteksi masuk ke Indonesia. Varian baru virus corona ini teridentifikasi di Afrika Selatan pada awal tahun 2022. Lantas, seberapa bahaya dengan varian lain? Selengkapnya simak dalam penjelasan di bawah ini!

Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Masuk Indonesia, Lebih Berbahaya?

Dari Mana Asal Omicron BA.4 dan BA.5?

Setelah varian SARS-CoV-2 terus berkembang, termasuk Alpha, Beta, Gamma, Delta, Omicron, kini muncul varian baru yang kasusnya sedang meningkat.

Varian yang terbaru ini adalah subvarian BA.4 dan BA.5, yang teridentifikasi di Afrika Selatan. Negara ini telah mengalami peningkatan pesat dalam tes positif untuk COVID-19, dan pihaknya meyakini bahwa BA.4 dan BA.5 menjadi penyebabnya.

Para ilmuwan Afrika Selatan pertama kali mendeteksi BA.4 pada 10 Januari 2022, dan sejak itu menyebar ke seluruh Afrika Selatan. Sementara BA.5 diidentifikasi pada 25 Februari, dan sekarang menyebabkan 20% kasus di beberapa wilayah Afrika Selatan.

Varian Omicron ini diketahui telah terdeteksi di 58 negara dan 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Denmark, Inggris, dan Israel.

Di Indonesia, ada 4 kasus subvarian BA.4 dan BA.5 yang pertama dilaporkan pada 6 Juni 2022. Sebanyak 4 kasus ini terdiri dari 1 orang positif BA.4, merupakan seorang WNI dengan kondisi tidak bergejala dan sudah vaksinasi dua kali.

Tanda dan Gejala Omicron BA.4 dan BA.5

Secara keseluruhan, gejala COVID-19 tetap cukup stabil, dan varian BA.4 dan BA.5 menimbulkan gejala yang tidak berbeda dengan gejala Omicron lainnya. Bahkan, varian ini juga tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak lebih parah daripada varian sebelumnya dari Omicron.

Gejala COVID-19 yang paling umum, meliputi:

  • Demam.
  • Hidung tersumbat atau pilek.
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Hilangnya penciuman atau mengecap rasa.
  • Kelelahan.
  • Nyeri otot atau tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Mual atau muntah.
  • Diare.

Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pasien dengan omicron umumnya memiliki gejala berikut:

  • Batuk.
  • Kelelahan.
  • Penyumbatan saluran napas.
  • Pilek.

Meskipun prevalensi gejala jangka panjang (Long COVID syndrome) masih dievaluasi. Penyakit serius jarang terjadi tetapi mungkin terjadi, terutama untuk mereka yang tidak divaksinasi.

Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5

Keparahan penyakit adalah faktor penting lain yang memicu penyebaran;  apakah varian tersebut menyebabkan gejala klinis yang berat

Apabila menyebabkan gejala yang ringan, varian ini mungkin akan beredar luas dan cepat. Jika menyebabkan gejala penyakit klinis yang berat, tidak akan ada cukup virus yang tersisa untuk melanjutkan penularan.

Biasanya varian BA.4 dan BA.5 menyebabkan penyakit ringan tetapi berpotensi menyebar dalam jumlah besar, karena tidak seperti yang berkembang di Wuhan—yang berkembang di paru-paru—karena varian ini mungkin menempel di saluran hidung bagian atas yang lebih ringan.

Apakah Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Menular?

Menurut data urutan genetik yang diunggah ke database global initiative on sharing avian flu data (GISAID), serta laporan dari WHO, jumlah negara yang melaporkan deteksi varian ini dan jumlah kasus meningkat.

Di Afrika Selatan sendiri, persentase urutan yang terkena BA.4 telah tumbuh mulai kurang dari 1% pada Januari 2022 menjadi lebih dari 35% pada 29 April 2022. Persentase urutan yang terkena BA.5 mencapai 20% di akhir April 2022.

Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa varian BA.4 dan BA.5 lebih menular daripada varian omicron yang ada (BA.1 dan BA.2), atau mungkin akibat berkurangnya imun dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.

Baca Juga: Isoman Omicron: Syarat dan Panduan Menjalaninya

Apakah Vaksin Efektif untuk Mencegah Omicron BA.4 dan BA.5?

Penelitian yang mengaitkan apakah vaksin COVID-19 dengan varian ini masih terbatas. Namun, dalam salah satu studi yang dipimpin oleh Alex Sigal di Africa Health Research Institute di Durban, Afrika Selatan, menyelidiki sejauh mana antibodi dari 39 orang yang telah pulih dari varian Omicron asli dapat mencegah sel terinfeksi virus varian BA.4 dan BA.5.

Penelitian menemukan antibodi orang yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 lebih efektif daripada orang yang mengalami COVID sebelumnya tetapi belum divaksin.

 

  1. Anonim. 2022. Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Tingkat Kesakitan Rendah. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220610/2440100/subvarian-baru-omicron-ba-4-dan-ba-5-terdeteksi-di-indonesia-tingkat-kesakitan-rendah/. (Diakses pada 14 Juni 2022)
  2. Geddes, Linda. 2022. Five things we’ve learned about the BA.4 and BA.5 Omicron variants. https://www.gavi.org/vaccineswork/five-things-weve-learned-about-ba4-and-ba5-omicron-variants. (Diakses pada 14 Juni 2022)
  3. Katona, Peter. 2022. Omicron BA.4 and BA.5: Starting From Scratch Yet Again. https://www.medpagetoday.com/opinion/second-opinions/99082. (Diakses pada 14 Juni 2022)
  4. Lang, Katharine. 2022. New Omicron subvariants are spreading: Should we worry?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/new-omicron-subvariants-are-spreading-should-we-worry. (Diakses pada 14 Juni 2022)
  5. Miller, Korin. 2022. What Are the New COVID-19 Omicron Variants BA.4 and BA.5? Experts Explain. https://www.prevention.com/health/health-conditions/a40179304/omicron-ba-4-ba-5-new-variants-covid-19/. (Diakses pada 14 Juni 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi