Terbit: 19 February 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Obesitas adalah kondisi kronis yang didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak di dalam tubuh. Menggunakan indeks massa tubuh (IMT) adalah langkah yang paling baik untuk mendefinisikan obesitas. Cara mengukur IMT adalah berat badan (kg) dibagi dua kali tinggi badan (m). Jika orang dewasa memiliki IMT 30 atau lebih, hal itu menandakan obesitas.

Obesitas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Obesitas?

Perlu Anda pahami bahwa obesitas bukan hanya perkara penampilan fisik saja, ini adalah penyakit medis kronis yang dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, batu empedu, dan penyakit kronis lainnya.

Ada banyak alasan mengapa beberapa orang mengalami kesulitan menghindari obesitas. Biasanya, obesitas adalah  kombinasi faktor-faktor bawaan, dikombinasikan dengan lingkungan, dan diet pribadi serta pilihan olahraga. Perlu diketahui bahwa tingginya indeks massa tubuh adalah faktor risiko untuk sejumlah kanker. Kondisi ini sulit diobati dan memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.

Gejala Obesitas

Orang dewasa yang memiliki IMT 25-29,9 hal itu menandakan bahwa dirinya kelebihan berat badan. Orang dewasa dengan IMT lebih dari 30 menandakan obesitas. Sementara seseorang dengan IMT 18.5-24.9 memiliki berat badan normal.

Bagi kebanyakan orang, IMT hanya memberikan perkiraan lemak tubuh yang wajar. Namun, IMT tidak secara langsung mengukur lemak tubuh, sehingga beberapa orang seperti atlet berotot, mungkin masuk dalam kategori obesitas meskipun tubuhnya tidak memiliki kelebihan lemak tubuh.

Perlu diketahui juga bahwa obesitas bisa berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.  Berikut adalah beberapa gejala obesitas yang sering terjadi, antara lain:

  • Napas tersengal-sengal
  • Berkeringat lebih dari biasanya
  • Mendengkur
  • Sulit tidur
  • Muncul masalah kulit, akibat kelembapan di lipatan kulit
  • Ketidakmampuan untuk melakukan tugas fisik sederhana (yang dapat dilakukan dengan mudah sebelum penambahan berat badan)
  • Kelelahan (dari ringan ke ekstrim)
  • Nyeri (umumnya di punggung dan sendi)
  • Dampak psikologis (negatif memandang diri, depresi, rasa malu, isolasi sosial).

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda khawatir tentang masalah kesehatan terkait berat badan, konsultasikan pada dokter tentang manajemen obesitas. Anda dan dokter dapat mengevaluasi risiko kesehatan dan mendiskusikan opsi penurunan berat badan yang sesuai.

Penyebab Obesitas 

Makan lebih banyak kalori daripada yang Anda bakar dalam aktivitas sehari-hari dan olahraga (dalam jangka panjang) dapat menyebabkan obesitas. Seiring waktu, kalori ekstra ini bertambah dan menyebabkan berat badan bertambah.

Penyebab spesifik obesitas yang umum termasuk:

  • Konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori.
  • Memiliki gaya hidup yang tidak aktif.
  • Kurang tidur, hal ini menyebabkan perubahan hormon yang membuat Anda merasa lebih lapar dan menginginkan makanan berkalori tinggi.
  • Genetika, kondisi ini dapat memengaruhi cara tubuh memproses makanan menjadi energi dan bagaimana lemak disimpan.
  • Usia, semakin bertambahnya usia hal itu  menyebabkan massa otot lebih sedikit dan laju metabolisme lebih lambat, sehingga membuatnya lebih mudah untuk menambah berat badan.
  • Kehamilan, berat badan yang naik selama kehamilan bisa sulit hilang dan akhirnya bisa menyebabkan obesitas.

Selain beberapa penyebab seperti di atas, kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan penambahan berat, di antaranya:

  • Sindrom polikistik ovarium (PCOS): suatu kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi pada wanita.
  • Sindrom Prader-Willi: suatu kondisi langka di mana seseorang dilahirkan dengan kondisi kelaparan berlebihan.
  • Sindrom Cushing: suatu kondisi di mana jumlah hormon kortisol yang berlebihan dalam tubuh.
  • Hipotiroidisme: suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon-hormon penting tertentu.
  • Osteoartritis (dan kondisi lain yang menyebabkan rasa sakit di mana membuat tubuh menjadi tidak aktif).

Faktor Risiko

  • Berhenti Merokok

Berhenti merokok sering dikaitkan dengan penambahan berat badan. Bagi sebagian orang, hal itu dapat menyebabkan penambahan berat badan yang cukup untuk memenuhi syarat sebagai obesitas. Sering kali, kondisi ini terjadi ketika seseorang menggunakan makanan sebagai pengganti ketika keinginan merokok itu muncul.

Namun dalam jangka panjang, berhenti merokok masih memberi manfaat lebih besar bagi kesehatan daripada terus merokok.

  • Kurang Tidur

Tidak cukup tidur atau terlalu banyak tidur dapat menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan. Anda juga mungkin menginginkan makanan tinggi kalori dan karbohidrat, di mana hal ini dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.

  • Stres

Banyak faktor eksternal yang memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan dapat berkontribusi terhadap obesitas. Seseorang lebih sering mencari banyak makanan berkalori tinggi ketika mengalami situasi stres.

  • Mikroba

Bakteri usus dipengaruhi oleh apa yang Anda makan. Selain itu, kondisi bakteri di sistem pencernaan juga dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.

  • Tindakan Sebelumnya

Upaya penurunan berat badan sebelumnya yang diikuti dengan mendapatkan kembali berat badan secara cepat dapat berkontribusi pada penambahan berat badan lebih lanjut. Fenomena ini kadang-kadang disebut diet yo-yo, di mana dapat memperlambat kerja metabolisme.

Pada akhirnya, jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, tidak berarti bahwa Anda ditakdirkan untuk mengalami obesitas. Anda dapat menangkal sebagian besar faktor risiko melalui diet, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku.

Diagnosis Obesitas

Seperti penjelasan sebelumnya, obesitas didefinisikan jika Anda memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih. Pengukuran lemak tubuh yang lebih akurat termasuk ketebalan lipatan kulit, perbandingan pinggang ke pinggul, dan tes skrining seperti ultrasound, computed tomography (CT), dan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI).

Dokter juga bisa menyarankan Anda untuk menjalani tes tertentu untuk membantu diagnosis obesitas serta risiko kesehatan terkait. Tes itu mungkin termasuk tes darah untuk memeriksa kadar kolesterol dan glukosa, tes fungsi hati, skrining diabetes, tes tiroid, dan tes jantung.

Ukuran lemak di sekitar pinggang Anda juga merupakan prediktor yang baik untuk risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Pengobatan Obesitas

Tujuan dari perawatan obesitas adalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Selain itu, pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan menurunkan risiko terkena komplikasi terkait penyakit obesitas. Anda mungkin perlu bekerja dengan tim profesional kesehatan untuk membantu Anda memahami dan membuat perubahan dalam kebiasaan makan dan aktivitas.

Berikut adalah cara mengatasi obesitas yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Perubahan Gaya hidup dan Perilaku

Program olahraga yang terstruktur dan peningkatan aktivitas harian hingga 300 menit seminggu akan membantu membangun kekuatan, daya tahan, dan metabolisme. Selain itu, melakukan konseling juga dapat mengidentifikasi pemicu yang tidak sehat dan membantu Anda mengatasi masalah kecemasan, depresi, atau emosional.

  • Obat Penurunan Berat Badan

Dokter mungkin akan meresepkan obat penurun berat badan yang diresepkan sebagai tambahan selain makan sehat dan rencana olahraga. Obat biasanya diresepkan hanya jika metode penurunan berat badan lain tidak berhasil, dan jika Anda memiliki IMT 27 atau lebih, selain masalah kesehatan terkait obesitas.

Obat penurun berat badan resep baik mencegah penyerapan lemak atau menekan nafsu makan. Obat-obatan ini dapat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Misalnya, obat orlistat dapat menyebabkan sering buang air besar. Dokter akan memantau dengan seksama saat Anda meminum obat-obatan ini.

  • Operasi

Operasi penurunan berat badan yang biasa disebut operasi bariatrik, membutuhkan komitmen dari pasien bahwa mereka akan mengubah gaya hidupnya. Jenis operasi ini bekerja dengan membatasi seberapa banyak makanan yang dapat Anda makan dengan nyaman atau dengan mencegah tubuh menyerap makanan dan kalori. Terkadang keduanya juga bisa dilakukan bersamaan.

Operasi penurunan berat badan bukanlah perbaikan cepat. Ini adalah operasi besar dan dapat memiliki risiko serius. Setelah operasi, pasien perlu mengubah cara mereka makan dan berapa banyak mereka makan.

Seseorang yang menjalani operasi penurunan berat badan jika IMT 40 atau lebih atau memiliki IMT 35 hingga 39,9 bersama dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas serius.

Pasien biasanya harus menurunkan berat badan sebelum menjalani operasi. Selain itu, pasien biasanya akan menjalani konseling untuk memastikan bahwa mereka siap secara emosional untuk operasi dan bersedia untuk membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan.

Sementara, pilihan bedah meliputi:

  • Operasi lambung, operasi yang menciptakan kantong kecil di bagian atas perut yang menghubungkan langsung ke usus kecil. Makanan dan cairan melewati kantung dan masuk ke usus, melewati sebagian besar lambung.
  • Laparoscopic adjustable gastric banding (LAGB), operasi yang memisahkan perut menjadi dua kantong menggunakan pita.
  • Gastric sleeve, operasi untuk pengurangan ukuran lambung.
  • Biliopancreatic diversion with duodenal switch, operasi mengangkat dan memodifikasi bagian organ di perut agar menjadi kantong yang lebih kecil.

Komplikasi Obesitas

Orang dengan obesitas lebih mungkin mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius, termasuk:

  • Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, hal ini merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke.
  • Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
  • Kanker tertentu. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kantong empedu, pankreas, ginjal dan prostat.
  • Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan Anda mengalami sakit maag, penyakit kandung empedu, dan masalah hati.
  • Masalah ginekologis dan seksual. Obesitas dapat menyebabkan infertilitas dan menstruasi tidak teratur pada wanita. Obesitas juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
  • Sleep apnea. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, suatu gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan mulai selama tidur.
  • Osteoartritis. Obesitas meningkatkan stres pada sendi yang menahan beban dan meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoartritis.

Pencegahan Obesitas

Tidak mengherankan, langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan sama dengan langkah-langkah untuk menurunkan berat badan yaitu: olahraga setiap hari, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang Anda makan dan minum.

  • Berolahraga Secara Teratur

Anda perlu melakukan 150 hingga 300 menit aktivitas intensitas sedang seminggu untuk mencegah penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang.

  • Makan Sehat

Fokus pada makanan rendah kalori, padat nutrisi seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh, batasi asupan manis dan alkohol. Makanlah tiga kali sehari secara teratur dengan kudapan terbatas. Pastikan untuk memilih makanan yang mempromosikan berat badan yang sehat dan kesehatan yang baik.

Identifikasi situasi yang memicu makan tidak terkendali. Cobalah membuat jurnal dan tulis apa yang Anda makan, berapa banyak yang Anda makan, kapan Anda makan, bagaimana perasaan dan seberapa lapar Anda. Setelah itu, rancang strategi untuk menangani situasi yang dialami dan tetap mengendalikan perilaku makan.

  • Rutin Memantau Berat Badan

Orang yang menimbang berat badan setidaknya sekali seminggu lebih sukses dalam mencegah kelebihan berat badan. Memantau berat badan dapat memberitahu Anda apakah usaha yang dilakukan berhasil dan dapat membantu mendeteksi kenaikan berat badan kecil sebelum menjadi masalah besar.

  • Konsisten

Berpegang teguhlah pada rencana membentuk berat badan sehat selama seminggu, di akhir pekan, dan di tengah liburan selama mungkin untuk meningkatkan peluang sukses jangka panjang.

 

  1. Anonim. Obesity. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742. (Diakses pada 19 Februari 2020).
  2. Balentine, Jerry R. DO, FACEP. Obesity. https://www.medicinenet.com/obesity_weight_loss/article.htm. (Diakses pada 19 Februari 2020).
  3. Moores, Danielle. 2018. Obesity. https://www.healthline.com/health/obesity#treatment. (Diakses pada 19 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi