DokterSehat.Com- Daftar 10 obat terlarang paling adiktif mengandung beberapa tersangka biasa, walaupun Anda mungkin melihat beberapa kejutan di antara entri tersebut. Ada yang cukup umum di pasar gelap, sementara yang lain lebih sulit didapat dan sebenarnya obat-obatan berikut dapat diberikan dokter berdasarkan indikasi medis tertentu, dan di Indonesia, peredarannya diberi label berlogo lingkaran merah dengan tanda palang (+) di dalamnya, yang merupakan jenis “Obat Narkotika”.
#4: Garam Mandi
Garam mandi adalah obat sintetis yang menciptakan perasaan euforia dan diambil dengan cara menyuntikkan, menghirup atau mengisap zatnya. Efeknya bisa berlangsung selama beberapa jam, namun penggunaannya sering diulang-ulang dan dapat bertahan beberapa hari. Salah satu zat utama dalam garam mandi, MDPV, ternyata hampir sama adiktifnya dengan metamfetamin.
Garam mandi dianggap alternatif murah dibandingkan kokain, ekstasi atau metamfetamin. Sebagai stimulan, garam mandi mencapai penggunaan tinggi pada pertengahan hingga akhir tahun 2000an, namun Amerika Serikat mulai menindak zat pada tahun 2012. Garam mandi sering menyebabkan insomnia, agitasi, halusinasi dan bahkan perilaku kekerasan pada saat pertama kali digunakan. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, serta hancurnya jaringan otot rangka.
#3: Metamfetamin
Metamfetamin mempengaruhi kadar dopamin dan norepinephrine di otak, membuat pengguna waspada dan hiperaktif. Meth melepaskan sejumlah besar dopamin ke otak dan menekan produksi norepinephrine. Pengguna mengembangkan toleransi dengan cepat dan mengembangkan hasrat untuk mengkonsumsi lebih banyak zat.
Metamfetamin bisa diisap, dihirup atau diminum. Bisa juga dilarutkan dalam air atau alkohol lalu disuntikkan. Kristal meth adalah salah satu bentuk obat yang paling umum, dan sering dianggap sebagai “obat klub.” Meth biasanya menekan selera makan pengguna, dan efek dalam tubuh tidak hilang selama 6 sampai 8 jam. Penggunaan meth jangka panjang dapat menyebabkan kehilangan ingatan, perilaku psikotik, kerusakan jantung dan otak, penurunan berat badan yang berbahaya, kerusakan gigi dan gusi.