Terbit: 8 May 2019
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Antidepresan obat apa? Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk meringankan gejala depresi klinis dan kondisi lain yang terkait dengan depresi seperti gangguan kecemasan, obsesif kompulsif (OCD), PTSD, distimia, dan masih banyak lagi. Kegunaan lainnya adalah untuk mengatasi nyeri jangka panjang.

Antidepresan: Kegunaan, Jenis, Efek Samping, dll

Ketahui tentang cara kerja, jenis dan kegunaan, dosis, dan risiko dari penggunaan antidepresan melalui artikel ini!

Cara Kerja Antidepresan

Cara kerja obat antidepresan diduga adalah dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitter di otak.

Neurotransmitter juga berpengaruh terhadap sinyal nyeri yang dikirim oleh saraf. Hal ini yang menyebabkan beberapa jeni antidepresan digunakan untuk meringankan nyeri.

Antidepresan dapat meringankan gejala depresi, tapi belum tentu dapat mengatasi penyebabnya. Sehingga penggunaan antidepresan sering kali harus dikombinasikan dengan terapi lainnya agar dapat efektif mengatasi depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Kegunaan Antidepresan

Antidepresan digunakan untuk mengatasi depresi dan juga beberapa kondisi lainnya. Kondisi yang paling umum diperbolehkan untuk penggunaan antidepresan adalah seperti:

  • Depresi dan gangguan depresi berat
  • Obsesif kompulsif (OCD)
  • Posttraumatic stress disorder (PTSD)
  • Gangguan kecemasan sosial
  • Gangguan kecemasan umum
  • Gangguan bipolar
  • Enuresis, kebiasaan mengompol

Antidepresan juga sering kali digunakan untuk mengatasi kondisi lain di luar indikasi obat ini. Contohnya adalah seperti untuk mengatasi insomnia, migraine, dan sebagai obat nyeri. Penggunaan di luar indikasi harus berdasarkan keputusan dokter dan harus dipastikan bahwa obat tersebut memang merupakan pilihan pengobatan yang paling efektif.

Jenis Antidepresan dan Efek Sampingnya

Antidepresan dibagi menjadi beberapa jenis dan memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Efek samping yang dapat terjadi dari setiap jenis antidepresan ini juga dapat berbeda. Berikut adalah 6 jenis obat antidepresan:

1. Serotonin-noradrenaline reuptake inhibitor (SNRIs)

Serotonin-noradrenaline reuptake inhibitor (SNRIs) bekerja dengan cara meningkatkan kadar serotonin dan noradrenalin atau norephinephrine, kedua neurotransmitter ini memiliki peran utama dalam kestabilan suasana hati. Antidepresan ini termasuk yang paling sering diresepkan oleh dokter.

Penggunaan SNRI paling umum adalah untuk depresi berat dan gangguan suasana hati. Kondisi lain yang mungkin di atasi dengan obat ini namun tidak terlalu umum adalah seperti ADHD, OCD, gangguan kecemasan, gejala menopause, fibromyalgia, dan nyeri neuropatik kronis.

Jenis obat SNRI adalah seperti duloxetine, venlafaxine, dan desvenlafaxine. SNRI dapat menimbulkan efek samping seperti:

  • Mual (terutama pada 2 minggu pertama penggunaan)
  • Kecemasan dan gugup
  • Sakit kepala
  • Selera makan menurun
  • Kesulitan tidur
  • Energi menurun
  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Penurunan berat badan
  • Gangguan seksual
  • Denyut nadi meningkat
  • Kolesterol meningkat.

2. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

Selain SNRI, SSRI juga termasuk antidepresan yang paling sering diresepkan dan dianggap memiliki lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan antidepresan lainnya. Obat ini bekerja dengan menghambat penyerapan serotonin di otak.

Hal ini menyebabkan sel-sel otak lebih mudah dalam menerima dan mengirim pesan sehingga suasana menjadi lebih baik dan stabil. Penggunaan obat ini paling umum adalah untuk depresi, tapi kadang digunakan juga untuk OCD, gangguan makan, ejakulasi dini, hingga pemulihan stroke.

Jenis SSRI adalah seperti citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline. Efek samping yang mungkin terjadi dari SSRI adalah seperti:

  • Mulut kering
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Gugup
  • Gelisah
  • Kesulitan tidur
  • Masalah seksual

3. Tricyclic antidepressants (TCAs)

Tricyclic antidepressants (TCAs) atau antidepresan trisiklik adalah antidepresan yang memiliki tiga cincin dalam struktur kimianya. Antidepresan ini memengaruhi 3 neurotransmitter dalam otak yaitu serotonin, noradrenalin, dan dopamin.

Obat ini efektif, tapi jarang digunakan karena efek sampingnya. Kondisi yang dapat diatasi dengan antidepresan trisiklik adalah seperti depresi, fibromyalgia, gangguan kecemasan, dan nyeri kronis.

Jenis antidepresan trisiklik termasuk amitriptyline, amoxapine-clomipramine, desipramine, doxepin, imipramine, nortriptyline, protriptyline, dan trimipramine. Efek samping yang mungkin timbul dari obat ini adalah seperti:

  • Insomnia
  • Kejang
  • Kegelisahan
  • Aritmia
  • Ruam
  • Mual dan muntah
  • Hipertensi
  • Kram perut
  • Penurunan berat badan
  • Retensi urin
  • Sembelit
  • Peningkatan tekanan pada mata
  • Disfungsi seksual

4. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) adalah jenis antidepresan yang paling umum setelah SSRI dan SNRI. Obat ini bekerja dengan cara menghambat aksi monoamine oksidase, enzim yang ada pada otak. Enzim ini bekerja membantu memecah neurotransmitter seperti serotonin.

Lebih sedikit serotonin yang dipecah, maka suasana hati dapat lebih stabil. Jenis antidepresan ini umumnya digunakan ketika jenis antidepresan lain tidak bekerja dengan baik.

Jenis MAOI termasuk fenelzin, tranylcypromine, isocarboxazid, dan selegilin. Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan obat ini adalah seperti:

  • Ruam
  • Penglihatan kabur
  • Penurunan berat badan
  • Kejang
  • Busung
  • Mual
  • Diare
  • Sembelit
  • Gelisah
  • Insomnia
  • Disfungsi seksual
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Aritmia
  • Pingsan
  • Hipertensi

5. Noradrenaline and specific serotoninergic antidepressants (NASSAs)

Noradrenaline and specific serotoninergic antidepressants (NASSAs) mungkin efektif untuk pasien yang tidak dapat menggunakan SSRI.

Efek samping obat ini tidak jauh berbeda dengan SSRI, bahkan dianggap menyebabkan lebih sedikit masalah seksual. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan, gangguan kepribadian dan depresi.

Jenis NASSA adalah seperti mianserin dan mirtazapine. Efek samping dari obat ini dapat berupa:

  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Peningkatan berat badan
  • Mengantuk
  • Penglihatan kabur
  • Pusing
  • Kejang
  • Pengurangan sel darah putih
  • Pingsan
  • Reaksi alergi

6. Antidepresan atipikal

Antidepresan atipikal adalah jenis antidepresan yang tidak termasuk dalam salah satu kategori antidepresan di atas.

Obat yang termasuk antidepresan atipikal adalah seperti bupropion, trazodone, dan mirtazapine. Obat-obatan ini memiliki efek samping yang berbeda-beda, namun yang paling umum muncul adalah seperti:

  • Pusing
  • Mulut kering
  • Insomnia
  • Mual
  • Muntah
  • Sembelit
  • Penglihatan kabur
  • Kenaikan berat badan
  • Disfungsi seksual

Efektivitas Penggunaan Antidepresan

Obat antidepresan mungkin membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengetahui apakah obat tersebut bekerja atau tidak. Terdapat beberapa faktor yang mungkin menyebabkan tidak terlihatnya peningkatan dari penggunaan obat ini seperti:

  • Obat tidak cocok dengan kondisi pasien.
  • Kurangnya pengawasan dari penyedia layanan kesehatan.
  • Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
  • Pasien membutuhkan terapi lain seperti terapi perilaku kognitif.

Sebagian orang mungkin baru dapat melihat efektivitas obat ini setelah penggunaan selama 1 hingga 2 bulan. Dibutuhkan konsistensi dan ketekunan dalam penggunaan obat antidepresan demi mendapatkan hasil yang diinginkan.

Lamanya pengobatan dengan obat antidepresan sangat bergantung pada kemajuan pasien. Beberapa orang mungkin harus menggunakannya hingga beberapa tahun untuk dapat benar-benar membaik. Penggunaan jangka panjang obat ini harus dikonsultasikan dengan dokter.

Penggunaan Antidepresan pada Ibu Hamil dan Menyusui

Penggunaan antidepresan pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti:

  • Keguguran
  • Kelahiran prematur
  • Berat lahir rendah
  • Cacat bawaan lahir
  • Pendarahan berlebihan saat melahirkan

Penggunaan antidepresan pada ibu hamil hanya dapat dilakukan apabila manfaat obat lebih besar daripada efek samping yang mungkin terjadi atau pada kondisi yang mengancam jiwa. Terapi lain seperti terapi perilaku kognitif, meditasi, dan yoga akan lebih direkomendasikan untuk mengatasi depresi yang terjadi saat kehamilan.

Penggunaan antidepresan pada ibu menyusui juga mungkin dapat memberikan berbagai risiko. Sebagian jenis obat antidepresan dapat masuk melalui ASI. Selain itu, terdapat jenis obat yang mungkin menghambat produksi ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan antidepresan selama menyusui.

 

Sumber:

  1. All about antidepressants – https://www.medicalnewstoday.com/kc/antidepressants-work-248320 diakses 8 Mei 2019
  2. Antidepressants – https://www.nhs.uk/conditions/antidepressants/ diakses 8 Mei 2019
  3. The 5 Major Classes of Antidepressants – https://www.verywellmind.com/what-are-the-major-classes-of-antidepressants-1065086  diakses 8 Mei 2019
  4. Types of Antidepressants – https://familydoctor.org/types-of-antidepressants/  diakses 8 Mei 2019

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi