Terbit: 15 January 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa dan serangan tidur yang mendadak. Terlepas dari keadaan, seseorang dengan narkolepsi sering merasa sulit untuk tetap terjaga dalam waktu yang lama. Simak penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan narkolepsi selengkapnya di bawah ini.

Narkolepsi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Narkolepsi

Sebelum menjelaskan mengenai penyebab, perlu diketahui bahwa narkolepsi adalah kondisi yang dapat disertai dengan hilangnya otot secara mendadak (cataplexy) yang bisa dipicu oleh emosi yang kuat. Narkolepsi yang terjadi dengan cataplexy disebut narkolepsi tipe 1. Narkolepsi yang terjadi tanpa cataplexy dikenal sebagai narkolepsi tipe 2.

Sementara itu, sampai saat ini penyebab narkolepsi belum diketahui dengan pasti. Seseorang yang memiliki narkolepsi tipe 1 memiliki kadar hipokretin yang rendah. Hipokretin adalah neurokimia penting dalam otak yang membantu mengatur waktu bangun dan tidur. Sementara itu, kondisi yang menyebabkan hilangnya sel-sel yang memproduksi hipokretin di otak tidak diketahui, namun beberapa pakar menduga hal itu disebabkan karena reaksi autoimun.

Selain autoimun, narkolepsi juga bisa dipengaruhi oleh gen, akan tetapi risiko orang tua yang menularkan kondisi ini pada anak sangat rendah yakni sekitar 1 persen.

Pola Tidur Normal vs Narkolepsi

Proses normal tertidur dimulai dengan fase yang disebut non-rapid eye movement (NREM) sleep. Selama fase ini, gelombang otak Anda sangat lambat. Setelah sekitar satu jam fase NREM, aktivitas otak berubah dan fase REM sleep dimulai. Sebagian besar mimpi terjadi selama fase REM.

Narkolepsi membuat Anda tiba-tiba masuk ke dalam fase REM sleep tanpa terlebih dahulu mengalami fase NREM sleep, baik di malam hari maupun siang hari. Beberapa karakteristik narkolepsi seperti cataplexy, sleep paralysis, dan halusinasi—mirip dengan perubahan yang terjadi pada REM sleep, namun terjadi pada saat terjaga atau mengantuk.

Faktor Risiko

Beberapa kondisi yang diketahui meningkatkan terjadinya narkolepsi adalah:

  • Usia. Narkolepsi biasanya dimulai antara usia 10 dan 30 tahun.
  • Riwayat keluarga. Risiko narkolepsi meningkat 20 hingga 40 kali lebih tinggi jika Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami kondisi ini.

Gejala Narkolepsi

Tidak semua orang dengan narkolepsi memiliki gejala serangan tidur yang sama. Beberapa orang memiliki gejala secara teratur, sementara yang lain lebih jarang terkena. Gejala dapat berkembang secara perlahan selama beberapa tahun atau tiba-tiba selama beberapa minggu.

Berikut adalah gejala yang bisa Anda kenali, di antaranya:

  • Kantuk Berlebihan di Siang Hari

Seseorang yang mengalami serangan tidur, membuatnya dapat tertidur tanpa peringatan, di mana saja, dan kapan saja selama beberapa menit hingga setengah jam. Ketika terbangun Anda merasa segar, akan tetapi hal itu tetap tidak menghilangkan rasa kantuk yang kembali menyerang.

Anda juga mungkin mengalami penurunan tingkat kewaspadaan dan fokus sepanjang hari. Kantuk di siang hari yang berlebihan biasanya merupakan gejala pertama yang muncul dan paling menyusahkan, sehingga menyulitkan Anda untuk berkonsentrasi dan berfungsi penuh.

  • Tiba-Tiba Kehilangan Tonus Otot

Kondisi yang disebut cataplexy ini dapat menyebabkan sejumlah perubahan fisik, misalnya berbicara tidak jelas yang berlangsung beberapa menit. Cataplexy bisa dipicu oleh emosi yang kuat seperti tertawa, akan tetapi kondisi ini juga dapat terjadi karena ketakutan, terkejut atau marah.

Beberapa orang yang mengalami narkolepsi hanya mengalami satu atau dua episode cataplexy dalam setahun, sementara yang lain mengalami banyak episode setiap hari. Tidak semua orang dengan narkolepsi mengalami cataplexy.

  • Kelumpuhan

Narkolepsi adalah keadaan yang sering membuat seseorang mengalami ketidakmampuan sementara untuk bergerak atau berbicara ketika tertidur atau saat bangun tidur. Fase ini biasanya singkat—berlangsung beberapa detik atau menit, tetapi juga bisa menjadi sesuatu yang membahayakan.

Kelumpuhan tidur ini meniru jenis kelumpuhan sementara yang biasanya terjadi selama periode tidur yang disebut rapid eye movement (REM). Imobilitas sementara selama REM dapat mencegah Anda untuk bermimpi.

Namun, tidak semua orang dengan kelumpuhan tidur mengalami narkolepsi. Banyak orang tanpa narkolepsi mengalami beberapa episode kelumpuhan tidur. Fase REM sleep dapat terjadi kapan saja sepanjang hari pada orang-orang dengan narkolepsi. Orang-orang dengan narkolepsi sering beralih dengan cepat ke fase REM sleep, biasanya dalam 15 menit setelah tertidur.

  • Halusinasi

Khayalan ini dapat terjadi kapan saja dan sering kali jelas dan menakutkan. Jika kondisi terjadi ketika Anda tertidur, hal itu disebut hypnagogic hallucinations. Jika kondisi terjadi ketika Anda bangun, hal itu disebut hypnopompic hallucinations.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami kantuk berlebihan di siang hari yang mengganggu semua aktivitas sehari-hari.

 

Diagnosis Narkolepsi

Diagnosis awal narkolepsi berdasarkan kantuk berlebihan di siang hari dan hilangnya tonus otot (cataplexy) secara tiba-tiba. Selain itu, diagnosis formal mengharuskan Anda bermalam di sleep center untuk menganalisis tidur dengan lebih mendalam.

Diagnosis mungkin melibatkan:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat medis.
  • Catatan tidur: Dokter mungkin meminta Anda untuk melacak gejala dan kapan Anda tidur selama beberapa minggu.
  • Polysomnogram (PSG): Pemeriksaan ini dilakukan di klinik gangguan tidur atau laboratorium tidur. Ini adalah tes semalam yang melakukan pengukuran konstan saat tidur untuk mencatat masalah dalam siklus tidur. PSG dapat membantu mengungkapkan apakah Anda memasuki fase REM sleep pada waktu yang tidak biasa dalam siklus tidur. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan masalah lain yang mungkin menyebabkan gejala yang sama.
  • Multiple latency sleep test (MSLT): Pemeriksaan ini juga dilakukan di klinik atau laboratorium khusus. Tes berlangsung siang hari untuk mengukur kecenderungan Anda untuk tertidur dan mencari tahu apakah unsur-unsur tertentu dari REM sleep terjadi pada waktu yang tidak biasa di siang hari.

Pengobatan Narkolepsi

Pada dasarnya tidak ada obat narkolepsi yang bisa membantu menghilangkan gangguan ini. Namun obat-obatan dapat membantu mengelola gejala.

Obat-Obatan

Obat-obatan untuk narkolepsi meliputi:

  • Stimulan

Obat-obatan yang merangsang sistem saraf pusat adalah pengobatan utama untuk membantu orang-orang dengan narkolepsi tetap terjaga di siang hari. Dokter sering menyarankan modafinil atau armodafinil terlebih dahulu. Kedua obat ini tidak adiktif dan jarang menimbulkan efek samping. Meski begitu, Anda mungkin merasakan sakit kepala, mual atau kecemasan.

Beberapa orang memerlukan pengobatan dengan methylphenidate atau berbagai amfetamin. Obat-obatan ini sangat efektif tetapi bisa membuat ketagihan dan menyebabkan efek samping seperti gugup dan jantung berdebar.

  • Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) or serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)

Dokter sering meresepkan obat-obatan ini untuk menekan REM sleep, membantu meringankan gejala cataplexy, hypnagogic hallucinations dan sleep paralysis. Obat tersebut adalah fluoxetine dan venlafaxine. Efek samping dapat termasuk penambahan berat badan, insomnia dan masalah pencernaan.

  • Tricyclic antidepressants

Jenis antidepresan ini seperti protriptyline, imipramine, dan clomipramine, efektif untuk mengatasi cataplexy. Namun banyak orang mengeluhkan efek samping seperti mulut kering dan sakit kepala ringan.

  • Sodium oxybate

Obat ini sangat efektif untuk mengatasi cataplexy dan dalam dosis tinggi juga dapat membantu mengendalikan kantuk di siang hari. Obat harus dikonsumsi dalam dua dosis, satu sebelum tidur dan satu lagi dikonsumsi empat jam kemudian. Obat ini memiliki efek samping seperti mual, mengompol dan memperburuk sleepwalking.

Hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah jika Anda memiliki masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, tanyakan pada dokter apakah obat yang dikonsumsi dapat berinteraksi dengan obat narkolepsi.

Obat-obatan bebas seperti obat alergi dan flu dapat menyebabkan kantuk. Jika Anda menderita gangguan ini dokter kemungkinan akan menyarankan untuk menghindari konsumsi obat ini.

Komplikasi Narkolepsi

  • Kesalahpahaman Memahami Kondisi

Narkolepsi dapat menyebabkan masalah serius karena mengganggu semua aktivitas sehari-hari Anda. Orang lain mungkin melihat Anda sebagai pemalas atau orang yang cepat lelah.

  • Mengganggu Hubungan Sosial

Perasaan yang intens seperti kemarahan atau kegembiraan dapat memicu tanda-tanda narkolepsi seperti cataplexy. Kondisi ini menyebabkan orang-orang di sekitar Anda untuk menarik diri dari interaksi emosional.

  • Cedera

Serangan tidur dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada orang-orang dengan gangguan ini. Anda berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan mobil jika mengalami serangan saat mengemudi.

  • Obesitas

Seseorang yang memiliki gangguan ini lebih cenderung kelebihan berat badan. Pertambahan berat badan mungkin terkait dengan metabolisme yang rendah.

Pencegahan Narkolepsi

Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mengelola gejala. Berikut ini adalah langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Memiliki jadwal tidur. Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
  • Tidur siang. Jadwalkan tidur siang singkat secara berkala. Tidur siang 20 menit pada waktu-waktu strategis di siang hari mungkin menyegarkan dan mengurangi rasa kantuk selama satu hingga tiga jam. Beberapa orang mungkin perlu tidur siang lebih lama.
  • Hindari nikotin dan alkohol. Menggunakan zat-zat ini, terutama di malam hari dapat memperburuk gejala.
  • Olahraga teratur. Olahraga ringan dan teratur setidaknya empat hingga lima jam sebelum tidur dapat membantu Anda merasa lebih terjaga di siang hari dan tidur lebih nyenyak di malam hari.

 

 

  1. Anonim. Narcolepsy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcolepsy/symptoms-causes/syc-20375497. (Diakses pada 15 Januari 2020).
  2. Anonim. Narcolepsy. https://www.webmd.com/sleep-disorders/guide/narcolepsy#1. (Diakses pada 15 Januari 2020).
  3. Anonim. Narcolepsy. https://www.nhs.uk/conditions/narcolepsy/. (Diakses pada 15 Januari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi