Terbit: 1 October 2019 | Diperbarui: 18 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- KB atau Keluarga Berencana adalah program yang dicanangkan pemerintah demi membuat keluarga di Indonesia bisa mengendalikan kehamilan. Sebagai informasi, hal ini ditujukan untuk mengendalikan kenaikan populasi di Indonesia. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali mitos yang terkait dengan KB yang membuatnya dikhawatirkan oleh sebagian masyarakat.

5 Mitos KB Ini Masih Dipercaya Banyak Orang

Beberapa Mitos KB yang Masih Dipercaya oleh Masyarakat

Pakar kesehatan menyebut banyak masyarakat yang akhirnya memilih untuk tidak menjalani program KB yang disediakan oleh dokter atau layanan kesehatan terdekat akibat keberadaan mitos-mitos yang tidak sepenuhnya benar.

Berikut adalah mitos-mitos tersebut.

  1. Pil KB Bisa Membuat Badan Lebih Gemuk

Salah satu mitos yang paling dipercaya oleh banyak orang adalah mengonsumsi pil KB bisa membuat berat badan naik. Hal ini membuat banyak wanita yang takut jika tubuhnya berubah menjadi lebih gemuk dan kurang menarik. Padahal, pakar kesehatan menyebut mitos ini tidak benar.

Pil KB telah dimodifikasi sedemikian rupa demi mengendalikan kadar hormon estrogen di dalam tubuh orang yang mengonsumsinya. Hal ini bisa membantu mencegah kehamilan namun tidak akan mempengaruhi berat badan. Bahkan, pil KB modern disebut-sebut memiliki kandungan drospirenone yang bisa mencegah terjadinya penumpukan cairan, salah satu hal yang bisa membuat badan menjadi lebih gemuk.

Alih-alih mengkhawatirkan pil KB, pakar kesehatan lebih menyarankan pola makan atau gaya hidup yang buruk, sesuatu yang bisa membuat berat badan lebih mudah naik setelah menikah atau memiliki anak.

  1. Pil KB Bisa Memicu Jerawat

Di dalam pil KB terdapat kandungan anti mineralokortikoid serta anti androgenic yang justru bisa memberikan manfaat bagi kesehatan kulit seperti mengurangi minyak alami pada kulit atau sebum, mencegah jerawat, dan menyehatkan rambut. Hal ini berarti tidak benar jika pil KB bisa menyebabkan datangnya jerawat.

Alih-alih menyalahkan pil KB, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih baik dalam merawat atau membersihkan kulit demi mencegah datangnya masalah tersebut.

  1. Bisa Memicu Rahim Kering

Rahim kering adalah sejenis gangguan ketidaksuburan yang disebut-sebut bisa membuat susah memiliki anak. Bahkan, ada yang menyebut hal ini bisa menyebaban datangnya kanker. Pakar kesehatan menyebut tudingan bahwa konsumsi pil KB bisa menyebabkan berbagai hal tersebut tidaklah benar.

Justru, kandungan di dalam pil KB mampu membuat organ kewanitaan memiliki lendir yang lebih pekat. Hal inilah yang diharapkan bisa mencegah sperma masuk hingga ke sel telur. Melihat fakta ini, tak perlu khawatir berlebihan saat mengonsumsi pil KB.

  1. Pil KB bisa Menyebabkan Kanker

Pakar kesehatan menyebut mitos yang menyebut konsumsi pil KB bisa meningkatkan risiko terkena kanker sangat tidak beralasan. Dalam realitanya, kandungan di dalam pil KB justru bisa menurunkan risiko terkena kanker rahim.

  1. Pil KB Hanya Berfungsi Sebagai Alat Kontrasepsi

Banyak orang yang menganggap pil KB hanya berfungsi sebagai alat kontrasepsi saja sehingga tidak perlu digunakan. Padahal, menurut pakar kesehatan, pil KB bisa memberikan manfaat lebih besar. Sebagai contoh, hal ini bisa menurunkan gejala kram perut saat fase menstruasi dan mencegah anemia.

Berbagai Alat Kontrasepsi yang Bisa Kita Gunakan

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa alat kontrasepsi yang bisa kita gunakan. Sebagai contoh, kita bisa mengonsumsi pil KB yang terbuat dari kombinasi progestin serta estrogen, pil KB dari bahan progestin, dan peralatan KB intra-uterine device atau IUD. Selain itu, terdapat beberapa alat kontrasepsi lain yang bisa digunakan seperti kondom, diafragma, dan spermisida.

 

Sumber:

  1. Permana, Rizky Wahyu. 2019. Mengungkap 5 Mitos Seputar KB yang Masih Banyak Dipercaya Masyarakat. merdeka.com/sehat/mengungkap-5-mitos-seputar-kb-yang-masih-banyak-dipercaya-masyarakat.html. (Diakses pada 1 Oktober 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi