DokterSehat.Com – Salah mitos yang hingga kini banyak dipercaya khususnya oleh para wanita adalah meremas payudara bisa membuatnya lebih besar. Apakah hal ini dapat dibuktikan kebenarannya?
Pakar seksologi menyebutkan bahwa meremas payudara memang akan membuat ukuran payudara menjadi lebih besar. Namun, ukuran payudara ini membesar hanya untuk sementara saja karena efek yang ditimbulkan dari perangsangan.
Perlu diketahui, perubahan ukuran ini sebenarnya tidak benar-benar terjadi karena sebenarnya payudara akan terasa lebih penuh saja sebagai respons yang dilakukan oleh sistem saraf saat terkena rangsangan dari luar.
Dengan adanya rangsangan ini, maka aliran darah yang menuju ke payudara akan meningkat dengan signifikan sehingga membuat payudara menjadi lebih penuh (sekitar 25 persen lebih besar). Selain itu, payudara juga akan cenderung lebih sensitif dengan adanya sentuhan atau belaian dan bagian putingnya akan menjadi lebih keras.
Jadi, sama apakah meremas payudara bisa membuat lebih lebih besar secara permanen? Tentu jawabannya adalah tidak. Meremas payudara tidak lantas menambah ukuran payudara secara langsung.
Pada dasarnya bentuk payudara ditentukan oleh ligamen Cooper’s, struktur tulang dada, otot yang menyangga, dan kulit yang membungkusnya.
Pertumbuhan payudara dapat dipengaruhi oleh hormon estrogen yang berkolaborasi dengan hormon pertumbuhan yang merangsang perkembangan kelenjar susu pada payudara. Pada tahap ini, bisa jadi dapat terlihat bahwa salah satu payudara berukuran sedikit lebih besar daripada sebelahnya.
Selain itu, hormon estrogen dan hormon pertumbuhan menstimulasi perkembangan jaringan pendukung, kelenjar, dan lemak yang menyusun payudara. Perkembangan ini terus berjalan setidaknya hingga wanita berusia kira-kira 21 tahun. Pada usia ini, ukuran, kepadatan, dan volume payudara telah terbentuk sempurna.
Sementara saat siklus menstruasi tiba, payudara akan membesar karena timbunan cairan premenstrual yang bersifat sementara. Selain mitos meremas payudara membuatnya lebih besar, terdapat mitos lainnya mengatakan bahwa terdampat efek samping meremas payudara bisa membuatnya kendur.
Lantas, apakah yang sesungguhnya membuat payudara bisa kendur?
Seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya usia maka bentuk payudara juga bisa berubah menjadi lebih kendur ataupun lebih turun. Selain itu, beberapa kebiasaan seperti merokok dan perubahan berat badan secara drastis bisa menyebabkan payudara lebih turun.
Rokok adalah salah satu musuh terbesar payudara. Kebiasaan merokok tanpa disadari bisa memengaruhi bentuk payudara Anda. Racun-racun yang terkandung dalam rokok seperti nikotin bisa menghancurkan kolagen dalam kulit.
Padahal, persediaan kolagen dalam tubuh wanita jumlahnya lebih sedikit dari laki-laki. Selain itu, rokok juga akan mengganggu peredaran darah ke permukaan kulit. Akibatnya, payudara akan mengalami proses penuaan dini dan cepat mengendur.
Sedangkan bagi Anda yang memiliki berat badan tidak stabil juga berisiko membuat payudara kendur. Kulit di sekitar payudara akan meregang mengikuti bentuk tubuh saat berat badan Anda naik.
Namun, ketika berat badan turun lagi, kulit Anda membutuhkan waktu beberapa lama agar bisa kencang kembali. Jika sebelum kulit mengencang Anda sudah tambah berat badan lagi, kulit Anda akan jadi kendur karena terlalu sering meregang.
Jadi, sebaiknya Anda menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur supaya berat badan tak mudah naik turun sehingga payudara Anda tetap ideal dan kencang.
Manfaat Meremas Payudara
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of California, Berkeley mengungkapkan, bahwa meremas payudara selain berguna untuk memberikan rangsangan seksual, ternyata bisa menurunkan risiko terkena kanker. Tekanan fisik berupa remasan ini ternyata mampu membunuh sel kanker dan mencegah pertumbuhan abnormal pada payudara.
Senada dengan hal ini, penelitian lain yang dilakukan oleh Tim Murrell dari Department of Community Medicine di University of Adelaide mengungkapkan, pijatan yang diberikan pada payudara dapat memuat perubahan jaringan pada payudara, yang pada akhirnya mendorong sel-sel untuk mengeluarkan bahan kimia penyebab kanker.