Terbit: 13 April 2017 | Diperbarui: 9 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain menjadi simbol kejantanan pria, alat kelamin pria ternyata juga menjadi salah satu titik lemah dari pria itu sendiri. Tak percaya? Kita tentu kerap mendengar jurus bela diri yang menyarankan kita untuk segera menyerang bagian alat vital pria, khususnya pada bagian testisnya untuk melumpuhkannya. Tak hanya itu, kita tentu juga sering melihat olahragawan yang kesakitan andai testisnya terkena tendangan atau terkena bola yang cukup kencang hingga terjatuh dalam waktu yang lama. Sebenarnya, mengapa pria bisa merasakan kesakitan andai testisnya ditendang?

Mengapa Banyak Pria yang Kesakitan Andai Ditendang Bagian Testisnya?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa tendangan atau pukulan pada bagian testis ternyata memang bisa menyebabkan rasa sakit pada pria. Bahkan, rasa sakit ini disebut-sebut setara dengan nyeri saat melahirkan. Hal ini terjadi karena saat testis terkena kontak, maka pria juga bisa merasakan nyeri pada bagian perutnya meskipun benturan itu tidak berasal pada perut tersebut.

Menurut seorang vlogger bernama Simon Whistler, diketahui bahwa saat pria masih berada dalam kandungan, pembentukan testis ini terjadi pada bagian bawah pinggang, tepatnya pada perut dan berdekatan dengan lambung dan juga ginjal. Setelah pria memasuki masa pubertas, maka testis ini akan menurun posisinya, namun, saraf dan pembuluh darah yang berkaitan dengan bagian perut ini masih berada di tempat yang sama. Karena alasan inilah jika testis terkena benturan yang keras, maka rasa sakitnya bisa menjalar hingga ke rongga perut melalui saraf tersebut dan cenderung lebih terasa nyeri.

Dalam banyak kasus, rasa sakit karena tendangan pada testis ini bisa diikuti dengan mual-mual karena pada sistem saraf pusat juga terjadi dorongan yang sangat kuat. Andai tendangan pada testis ini sangat keras, maka pria pun bisa terjatuh dan tak berdaya. Selain itu, dalam beberapa kasus yang langka, tendangan pada testis ini juga bisa memicu gangguan kesuburan atau membuat pria harus melakukan operasi untuk penyembuhan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi