Terbit: 23 July 2025
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengeluarkan pedoman baru yang merekomendasikan obat lenacapavir suntik untuk mencegah penularan HIV. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

WHO Anjurkan Lenacapavir Suntik untuk Mencegah HIV

WHO Rekomendasikan Lenacapapavir untuk Cegah HIV

Organisasi Kesehatan Dunia atau disebut WHO mencatat ada sekitar 1,3 juta kasus baru HIV dan sekitar 630.000 kematian terkait HIV di tahun 2024. Menurut UNAIDS, pada tahun 2024 terdapat sekitar 40,8 juta orang di dunia yang hidup dengan HIV, virus penyebab AIDS jika tidak diobati.

Meski vaksin HIV belum tersedia, WHO kini merekomendasikan obat lenacapavir suntik sebagai metode baru untuk membantu mencegah infeksi HIV, seperti diumumkan di Konferensi IAS 2025.

Cara Kerja Lenacapavir

Lenacapavir adalah obat antivirus terbaru untuk HIV yang tersedia dalam dua merek: Sunlenca untuk pengobatan dan Yeztugo untuk pencegahan (PrEP). Obat ini bekerja dengan cara menghambat kapsid HIV, yaitu bagian penting yang membantu virus berkembang di dalam tubuh.

Sunlenca disetujui pada akhir 2022 setelah terbukti efektif mengobati HIV yang sudah resisten terhadap banyak obat, berdasarkan Studi CAPELLA. Sementara itu, dalam uji klinis PURPOSE, suntikan lenacapavir dua kali setahun terbukti hampir 100% efektif mencegah infeksi HIV, sehingga Yeztugo pun disetujui sebagai metode PrEP jangka panjang terbaru.

Dosis awal lenacapavir untuk pengobatan HIV atau PrEP terdiri dari suntikan dan tablet lenacapavir, diikuti dengan 2 suntikan lenacapavir setiap 6 bulan (dua kali setahun) setelahnya.

Lenacapavir untuk Orang yang Khawatir Terhadap Infeksi HIV

Menurut pedoman baru WHO, pemberian obat lenacapavir suntik dua kali setahun bisa membantu mengatasi potensi hambatan terhadap pilihan PrEP saat ini, seperti keengganan untuk mengonsumsi pil oral secara teratur dan keinginan untuk mengurangi frekuensi kunjungan ke klinik.

Penggunaan lenacapavir adalah strategi pencegahan HIV suntik jangka panjang pertama yang hanya membutuhkan dosis dua kali setahun, menurut Paul E. Sax, MD, direktur klinis Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Brigham and Women’s, dan profesor kedokteran di Harvard Medical School.

Bagi sebagian individu, Paul E menambahkan, terutama mereka yang kesulitan mematuhi strategi pencegahan harian atau bahkan dua bulanan seperti PrEP oral atau cabotegravir, hal ini akan sangat disambut baik.

Menurut Edward Liu, kepala penyakit menular di Hackensack Meridian Jersey Shore University Medical Center, HIV masih menjadi ancaman serius di seluruh dunia. Dengan demikian, pencegahan infeksi baru sangat penting.

Kendati cukup diberikan setiap 6 bulan sekali, lenacapavir suntik lebih praktis dibanding obat HIV oral yang harus diminum setiap hari. Namun, banyak orang enggan menyimpan obat HIV di rumah karena stigma, atau lupa minum obat secara rutin.

Liu menambahkan, penggunaan lenacapavir secara luas bisa menjadi langkah paling efisien dalam mencegah HIV – setidaknya sampai vaksin yang benar-benar efektif tersedia.

Jika Anda merasa berisiko tinggi tertular HIV, lenacapavir bisa menjadi pilihan pencegahan yang tepat. Namun, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter guna memastikan keamanan dan kesesuaian penggunaannya bagi Anda.

Konsultasi mudah tanpa perlu keluar rumah! Cukup menggunakan layanan melalui Farmaku.com atau aplikasi Farmaku untuk mendapatkan saran medis yang aman, praktis, dan terpercaya sesuai kondisi kesehatan Anda.

 

  1. Drugs. Lenacapavir. https://www.drugs.com/lenacapavir.html (Diakses pada 22 Juli 2025)
  2. Pelc, Corrie. 2025. WHO recommends lenacapavir as twice yearly injection to help prevent HIV. https://www.medicalnewstoday.com/articles/who-recommends-lenacapavir-twice-yearly-injection-help-prevent-hiv (Diakses pada 22 Juli 2025)


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi