Terbit: 13 August 2020 | Diperbarui: 23 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Konjungtivitis adalah kondisi mata merah akibat peradangan dan infeksi pada selaput bola mata. Simak informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Konjungtivitis (Mata Merah): Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Konjungtivitis?

Konjungtivitis adalah mata merah yang disebabkan oleh peradangan atau infeksi pada selaput (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata bagian dalam dan menutupi bagian putih bola mata.

Mata merah atau juga disebut pink eye biasanya akibat infeksi bakteri atau virus, reaksi alergi, atau saluran air mata yang tidak terbuka sepenuhnya (biasanya pada bayi).

Meskipun konjungtivitis menyebabkan iritasi, tetapi jarang mengganggu penglihatan. Perawatan dapat membantu meringankan ketidaknyamanan mata merah. Mata merah dapat menular, sehingga diagnosis dan pengobatan dini mampu membantu mencegah penularan.

Tanda dan Gejala Konjungtivitis

Mengingat mata merah akibat bakteri atau virus sangat mudah menular, jadi penting untuk mengenali berbagai gejalanya. Mata merah dapat menular ke orang lain hingga 2 minggu setelah berkembang.

Berikut ini gejala konjungtivitis yang menular:

  • Mata merah muda (pink eye) atau merah.
  • Sensasi mata berpasir.
  • Penumpukan kotoran kental berwarna kuning dan mengering di mata ketika malam. Ini bisa membuat kelopak mata menempel saat bangun tidur.
  • Mata terasa gatal.
  • Keluar air mata lebih banyak dari biasanya.
  • Sensasi terbakar pada mata.
  • Penglihatan kabur.
  • Lebih peka terhadap cahaya.
  • Kelenjar getah bening yang membengkak (biasanya akibat infeksi virus).

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Segera dapatkan perawatan medis jika mengalami beberapa gejala konjungtivitis berikut ini:

  • Perasaan ada sesuatu yang mengganjal di mata.
  • Penglihatan kabur.
  • Sensitivitas terhadap cahaya.

Orang yang memakai lensa kontak harus segera berhenti menggunakannya setelah gejala mata merah mulai muncul. Jika gejala tidak kunjung membaik dalam 12-24 jam, segera kunjungi dokter mata untuk memastikan tidak mengalami infeksi mata yang lebih serius terkait dengan penggunaan lensa kontak.

Penyebab Konjungtivitis

Mata merah paling sering disebabkan oleh virus dan bakteri, alergi, dan bahan kimia yang mengiritasi mata, berikut penjelasannya:

1. Virus atau Bakteri

Konjungtivitis bakteri paling sering disebabkan oleh jenis bakteri yang juga menyebabkan radang tenggorokan dan infeksi bakteri Staphylococcus. Sebaliknya, mata merah yang disebabkan oleh virus sering kali disebabkan salah satu virus yang menyebabkan flu biasa.

Mata merah akibat virus dan bakteri dianggap sangat menular, sehingga mudah ditularkan dari orang ke orang hanya dengan kontak tangan.

2. Alergi

Alergen seperti serbuk sari bunga dapat menyebabkan mata merah dan biasanya disertai gatal di salah satu atau kedua mata. Bahan alergen lainnya yang menjadi pemicu, termasuk tungau debu, bulu hewan peliharaan, obat, atau kosmetik.

Alergen dapat merangsang tubuh untuk membuat lebih banyak histamin, yang menyebabkan peradangan sebagai respons tubuh terhadap sesuatu yang dianggap sebagai infeksi. Ini kemudian menyebabkan konjungtivitis alergi.

3. Iritan

Iritan termasuk bahan kimia seperti klorin yang ditemukan di kolam renang dapat menyebabkan mata merah. Jika mata terkena bahan ini, bilas dengan air adalah cara sederhana yang efektif mencegah iritan kimiawi yang menyebabkan mata merah.

Bahan iritan lainnya yang menjadi penyebab konjungtivitis adalah debu, asap, uap, kotoran, atau sampo.

Faktor Risiko Konjungtivitis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami mata merah muda, di antaranya:

  • Paparan dari seseorang yang terinfeksi virus atau bakteri.
  • Paparan sesuatu yang menyebabkan alergi.
  • Menggunakan lensa kontak, terutama telah lama dipakai.

Diagnosis Konjungtivitis

Dokter biasanya dapat mendiagnosis mata merah dengan memeriksa mata dan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala dirasakan. Terkadang dokter akan menggunakan kapas untuk mengambil sedikit sampel cairan dari sekitar mata untuk mendeteksi virus atau bakteri.

Beberapa kasus konjungtivitis infektif akan sembuh dalam beberapa hari sampai dua minggu tanpa pengobatan, tetapi beberapa kasus bisa memakan waktu sampai satu bulan.

Jika mengalami mata merah akibat bakteri, antibiotik mampu mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi penularan infeksi ke orang lain.

Jika gejala konjungtivitis bertahan selama dua minggu atau lebih, sebaiknya hubungi dokter untuk mengkaji ulang diagnosis dan menyesuaikan pengobatan dengan penyebabnya.

Pengobatan Konjungtivitis

Perawatan untuk mata merah tergantung pada penyebabnya. Jika terjadi akibat bahan kimia yang mengiritasi, biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika terjadi akibat bakteri, virus, atau alergen, ada beberapa pilihan pengobatan yang efektif.

Berikut ini cara mengobati konjungtivitis berdasarkan penyebabnya:

1. Konjungtivitis Bakteri

Antibiotik adalah salah satu pengobatan yang paling umum untuk infeksi bakteri pada mata. Orang dewasa biasanya lebih menyukai obat tetes mata. Namun, khusus untuk anak-anak diberikan salep karena lebih mudah dioleskan.

Penggunaan obat antibiotik ini mungkin akan membuat gejala mata merah akibat infeksi bakteri hilang dalam beberapa hari.

2. Konjungtivitis Virus

Mata merah akibat virus tidak ada pengobatan yang tersedia. Namun, gejala mata merah mungkin akan hilang dengan sendirinya sekitar 7 sampai 10 hari.

Meskipun tidak ada obatnya, Anda bisa menerapkan kompres hangat pada kelopak mata untuk membantu meredakan gejalanya.

3. Konjungtivitis Alergi

Jika mata merah disebabkan oleh alergi mungkin dokter akan meresepkan antihistamin untuk menghentikan peradangan pada mata.

Loratadine dan diphenhydramine adalah golongan obat antihistamin yang tersedia di apotek. Obat-obatan ini dapat membantu menghilangkan gejala alergi, termasuk konjungtivitis alergi.

Perawatan lain seperti obat tetes mata antihistamin atau obat tetes mata antiinflamasi. Meskipun obat bebas atau over the counter (OTC), sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau apoteker tentang dosis, efek samping, dan kontraindikasi.

4. Pengobatan Konjungtivitis di Rumah

Selain menerapkan kompres hangat, perawatan secara mandiri juga bisa menggunakan obat tetes mata yang bisa Anda dapatkan di apotek. Obat air mata tiruan ini akan membantu meringankan gejala konjungtivitis.

Jika menggunakan lensa kontak, sebaiknya segera lepaskan sampai radang benar-benar hilang. Juga jangan memakai riasan mata hingga mata sembuh.

Komplikasi Konjungtivitis

Mata merah muda menyebabkan peradangan pada kornea yang dapat mengganggu penglihatan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Diagnosis dan perawatan medis sesegera mungkin untuk mengatasi sakit mata, perasaan ada sesuatu mengganjal di mata, penglihatan kabur, atau sensitivitas cahaya, dapat mengurangi risiko komplikasi.

Pencegahan Konjungtivitis

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena mata merah:

  • Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain, termasuk waslap, handuk tangan, atau tisu.
  • Menutupi hidung dan mulut saat batuk atau bersin.
  • Hindari menggosok atau menyentuh mata.
  • Rajin mencuci tangan, terutama setelah beraktivitas di luar seperti di sekolah atau di tempat umum lainnya.
  • Pastikan selalu membawa pembersih tangan di mana pun dan menggunakannya sesering mungkin.
  • Sering membersihkan permukaan benda menggunakan antiseptik, seperti meja dapur, permukaan kamar mandi, gagang keran, gagang pintu, dan telepon.
  • Jika menderita alergi musiman, konsultasikanlah kepada dokter tentang langkah-langkah apa harus Anda lakukan untuk mengurangi gejalanya.
  • Jika memakai lensa kontak, ikuti saran dokter mata untuk perawatan dan penggantian lensa, dan menggunakan larutan lensa kontak dengan benar atau mempertimbangkan beralih ke lensa kontak sekali pakai.
  • Menggunakan kacamata renang untuk melindungi diri dari bakteri dan mikroorganisme lain di dalam air yang menyebabkan konjungtivitis.
  • Lepaskan lensa kontak sebelum mandi untuk menghindari bakteri yang terperangkap di mata dan lensa.

 

  1. Anonim. 2020. Conjunctivitis (Pinkeye). https://www.webmd.com/eye-health/eye-health-conjunctivitis#1. (Diakses pada 13 Agustus 2020)
  2. Heiting, Gary. 2020. Conjunctivitis Symptoms, Causes, and Treatments. https://www.allaboutvision.com/conditions/conjunctivitis.htm. (Diakses pada 13 Agustus 2020)
  3. Mayo Clinic Staff. 2020. Pink eye (conjunctivitis). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pink-eye/symptoms-causes/syc-20376355. (Diakses pada 13 Agustus 2020)
  4. Roth, Erica. 2012. What You Need to Know About Conjunctivitis. https://www.healthline.com/symptom/conjunctivitis#symptoms. (Diakses pada 13 Agustus 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi