Terbit: 5 April 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Sakit ulu hati adalah rasa tidak nyaman yang dirasakan tepat di bawah tulang rusuk di daerah perut bagian atas. Sakit di ulu hati ini sering terjadi bersamaan dengan gejala umum lainnya dari sistem pencernaan seperti mulas dan perut kembung. Kondisi ini memiliki banyak kemungkinan penyebab akibat dari sesuatu yang tidak berbahaya atau penyakit yang mendasarinya. Simak penjelasan lengkap beberapa penyebabnya di bawah ini.

10 Penyebab Sakit Ulu Hati dan Cara Mengobatinya

Penyebab Nyeri Ulu Hati

Kondisi ini tidak selalu berasal dari lambung atau maag, karena bisa juga berasal dari bagian tubuh lain seperti pankreas, kandung empedu, liver/hati, usus dua belas jari bahkan bisa berhubungan dengan serangan jantung.

Berikut ini adalah hal-hal yang menyebabkan sakit ulu hati yang perlu Anda ketahui, di antaranya:

1. Pankreatitis

Sakit ulu hati yang pertama adalah disebabkan oleh pankreas. Pankreas merupakan organ penghasil enzim yang membantu proses pencernaan dan hormon dalam mengatur tubuh memroses gula. Pankreatitis terjadi ketika pankreas meradang.

Rasa sakit akut bisa dirasakan hingga ke punggung yang biasanya diiringi dengan muntah. Gejala lainnya adalah perubahan warna kulit di sekitar pusar atau pinggang, perut kaku, dan rasa sakit pada perut kian parah seusai makan. Pankreatitis kronis bisa menyebabkan penurunan berat badan dan tinja yang berbau tidak biasa.

Batu empedu yang memblokir saluran kantong empedu dapat menyebabkan kondisi ini. Gejala lain yang meliputi adalah kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, perut kembung, demam tinggi, kulit terlihat kuning (jaundice), feses berwarna tanah liat, dan sakit yang hebat di dekat sisi kanan atas perut setelah makan.

Cara mengobati sakit ulu hati karena pankreatitis adalah dengan operasi kantong empedu, operasi pankreas, obat untuk membantu mengendalikan rasa sakit, mengikuti perawatan untuk ketergantungan alkohol.

2. Sindrom Iritasi Usus

Kondisi yang menyerang usus besar ini juga menyebabkan kram, perut kembung, buang gas, dan perubahan frekuensi buang air besar (BAB), yang mungkin terjadi karena dinding usus yang dilapisi otot, bergerak lebih kuat.

Penyebabnya belum bisa dipastikan, namun ada beberapa hal yang diduga bisa memicu sindrom iritasi usus. Yang berisiko tinggi terkena sindrom ini di antaranya adalah wanita, orang berusia 45 tahun ke bawah, faktor keturunan dari keluarga juga berisiko.

Cara mengobati kondisi ini yang disebabkan sindrom iritasi usus adalah dengan suplemen serat, obat pencahar, obat anti diare, obat antikolinergik, atau antidepresan SSRI.

3. Kanker Lambung

Kanker lambung muncul saat sel kanker ganas terbentuk di lambung. Kalangan yang berisiko tinggi mengalami kanker lambung adalah pria, perokok, berusia 55 tahun ke atas, riwayat penyakit infeksi bakteri H. pylori di lambung.

Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini adalah faktor yang juga meningkatkan seseorang mengalami sakit ulu hati. Kanker lambung juga akan membuat penderitanya tidak dapat makan banyak, muntah dan terjadi penurunan berat badan. Cara mengobati sakit ulu hati karena kanker lambung adalah dengan operasi, terapi radiasi, terapi obat-obatan, kemoterapi, dan imunoterapi.

4. Penyakit Radang Usus

Peradangan dari Inflammatory bowel disease (IBD) dapat menyebabkan jaringan parut dan penyumbatan, kondisi yang dapat menyebabkan sakit di ulu hati bersama dengan diare dan perdarahan rektal.

Gejalanya kronik, tetapi bisa bergejolak dan mereda dalam siklus, sehingga kadang-kadang sulit didiagnosis. IBD perlu dimonitor secara ketat karena dapat menyebabkan masalah yang lebih serius, bahkan kanker, di kemudian hari. Cara mengobati sakit ulu hati karena penyakit radang usus adalah dengan obat antiinflamasi, obat penekan sistem kekebalan tubuh, antibiotik, suplemen kalsium dan vitamin D.

5. Stres

Sakit ulu hati juga bisa terjadi pada seseorang yang mengalami stres. Stres dapat menyebabkan sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan insomnia, yang berkaitan dengan masalah ulu hati.

Sedangkan depresi telah dikaitkan dengan masalah pencernaan (termasuk hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan) serta sindrom iritasi usus. Dengan kata lain, depresi dapat menyebabkan sakit di ulu hati yang konstan karena dengan mudah mengarah seseorang pada kecemasan.

6. Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul, infeksi bakteri pada tuba falopi, rahim, atau indung telur, dapat menyebabkan sakit ulu hati. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran falopi dan berisiko bagi kehamilan. Jadi, jika Anda mengalami gejala lain seperti demam, muntah, atau tanda-tanda pingsan, Anda harus segera ke dokter.

Penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul dan dapat dicegah dengan mempraktikkan seks aman yaitu dengan kondom. Penyebab lain yang kurang mungkin tetapi mungkin dari penyakit radang panggul dan ketidaknyamanan lambung yang dihasilkan termasuk IUD (alat kontrasepsi), kelahiran, atau aborsi, karena hal-hal ini dapat mengganggu leher rahim dan menyebabkan bakteri terbentuk.

7. Sembelit

Sembelit menyebabkan sakit perut karena umumnya disebabkan oleh masalah kurangnya serat. Jika Anda mengalami sakit perut dan merasa susah payah untuk BAB atau jadwal Anda ke kamar mandi tidak teratur, sembelit adalah kemungkinan penyebab sakit ulu hati.

Guna melancarkan sistem pencernaan, minum lebih banyak air dan konsumsi lebih banyak serat. Namun, jika Anda mengalami sembelit lebih dari beberapa hari atau sering mengalami sembelit, minumlah susu magnesia atau susu magnesium. Susu ini relatif lembut dan membantu ketika mengonsumsi serat.

8. Preeklamsia

Preeklamsia adalah masalah kehamilan dengan ciri tekanan darah tinggi, kaki dan tangan membengkak, serta adanya protein pada air seni. Kondisi ini dapat merusak organ tubuh, salah satunya ginjal.

Bila kondisinya parah, sakit di ulu hati akan terasa sangat signifikan, yang diiringi dengan muntah. Cara mengobati sakit ulu hati karena preeklamsia adalah kortikosteroid, antihipertensi, dan antikejang.

Selama kehamilan, kondisi ini adalah sesuatu yang umum terjadi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh refluks asam atau tekanan di perut akibat rahim yang membesar. Perubahan kadar hormon selama kehamilan juga dapat memperburuk refluks asam dan sakit di ulu hati.

9. Batu Empedu

Batu empedu adalah batu yang terbentuk di kandung empedu, kantung kecil yang menggantung di bawah hati, melumpuhkan empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak.

Batu-batu ini menyebabkan pembengkakan dan dapat memblokir saluran ke usus, yang mengakibatkan rasa sakit. Nyeri batu empedu cenderung menyerang sisi kanan perut bagian atas, terutama setelah makan makanan berlemak.

Makanan semacam itu memicu kantung empedu untuk berkontraksi. Jika kandung empedu meradang, kontraksi apapun akan diperkuat dan biasanya akan menyebabkan rasa sakit pada. Cara mengobati sakit ulu hati karena empedu adalah dengan operasi.

10. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat menyebabkan rasa sakit di perut bagian atas dan dada bagian bawah, alias nyeri ulu hati. Apa penyebab sakit di ulu hati? Katup yang memisahkan lambung dari esofagus lemah, memungkinkan makanan dan asam dari lambung mengalir ke atas.

Gejala umum GERD meliputi:

  • Mulas.
  • Gangguan pencernaan.
  • Rasa asam yang abnormal di mulut.
  • Sakit tenggorokan atau suara serak.
  • Merasakan benjolan di tenggorokan Anda.
  • Batuk terus menerus.

Makan terlalu banyak atau jenis makanan berlemak dapat memperburuknya. Cara mengobati sakit ulu hati karena GERD adalah dengan obat-obatan seperti antasida, H2 blocker, dan inhibitor pompa proton, juga dapat membantu.

Cara Mengobati Sakit Ulu Hati dengan Obat

Pengobatan batu kandung empedu yang tunggal dan kecil (diameter kurang dari 1,5 cm) cukup dengan diet dan obat-obatan yang bekerja melarutkan batu kolesterol seperti ursodeoxycholic acid (UDCA). Obat ini biasanya diberikan selama 3 bulan.

Banyak obat yang dijual bebas dapat membantu meredakan sakit ulu hati, di antaranya:

  • Antasida yang membantu menetralisir asam lambung. Antasida dapat meringankan gejala secara cepat.
  • Antagonis reseptor H-2 (H2RAs), yang dapat menurunkan asam lambung. H2RA tidak bertindak secepat antasida, tetapi dapat meringankan gejala lebih lama.
  • Inhibitor pompa proton, seperti lansoprazole dan omeprazole yang juga dapat mengurangi asam lambung.

Segera konsultasikan ke dokter jika perawatan dengan obat tidak bekerja atau menjadi ketergantungan. Anda mungkin memerlukan obat resep dan pengujian lebih lanjut dari dokter.

Apabila kandung empedu yang bermasalah ini terdapat batu di dalamnya dengan ukuran besar maka kandung empedu ini harus diangkat (kolesistektomi). Saat ini sebagian besar rumah sakit sudah menerapkan teknik laparoskopi, sehingga komplikasi setelah operasi dapat diminimalisir.

Meski begitu, tindakan operasi tidak selalu diperlukan dalam menangani batu empedu, selama terapi obat masih dapat mengobatinya.

Cara Mengobati Sakit Ulu Hati Tanpa Obat

Perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan sakit ulu hati sakit, antara lain:

  • Pertahankan berat badan yang sehat. Berat badan yang berlebihan memberi tekanan pada perut, mendorong perut dan menyebabkan asam naik ke esofagus.
  • Hindari pakaian ketat, yang memberi tekanan pada perut dan sfingter esofagus bawah.
  • Hindari makanan yang memicu rasa panas di dada.
  • Hindari berbaring setelah makan. Tunggu setidaknya tiga jam.
  • Hindari telat makan terlalu sering.
  • Tinggikan kepala saat tidur jika secara teratur mengalami rasa panas di malam hari atau ketika mencoba untuk tidur.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol. Baik merokok dan minum alkohol menurunkan kemampuan sfingter esofagus bawah untuk berfungsi dengan baik.

 

  1. Jewell, Tim. 2017. What’s Causing My Epigastric Pain and How Can I Find Relief?. https://www.healthline.com/health/epigastric-pain#treatment. (Diakses pada 5 November 2019).
  2. Sambrook, Dr Jan. 2018. Epigastric Pain. https://patient.info/doctor/epigastric-pain. (Diakses pada 5 November 2019).
  3. Troup, Dr. Cameron MD. Epigastrium: What is it? Organs That Compose It, Associated Pains, Diagnosis and Treatment. https://scopeheal.com/epigastrium/.(Diakses pada 5 November 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi