DokterSehat.Com- Salah satu ajang perlombaan paling bergengsi di dunia, Boston Marathon, sebenarnya sudah berakhir sejak beberapa jam sebelumnya. Namun, wanita bernama Mary Shertenlieb ini baru menyelesaikan larinya setelah tengah malam.
Photo Source: CNN
Dilansir dari Pop Sugar, Mary mengikuti ajang lari marathon yang tahun ini dilangsungkan pada 16 April 2018 lalu dengan kondisi yang susah payah. Ia bukanlah manusia biasa karena telah tiga kali berhasil mengalahkan kanker leukemia yang menggerogoti tubuhnya. Hal ini membuatnya tidak benar-benar memiliki fisik yang sekuat peserta perlombaan lainnya.
Ditambah dengan kondisi cuaca yang memang kurang bersahabat, Mary harus berhenti berlari saat baru mencapai 24 km. Kondisinya sangat mengenaskan karena tubuhnya menggigil kedinginan, bibirnya membiru, dan sempat berpikir telah terkena hipotermia. Hal ini membuatnya hampir menyerah dan pulang ke rumah saja.
Namun, empat jam kemudian, Mary dan suaminya, Rich yang sudah berganti pakaian dan mendapatkan mandi air hangat kembali ke lintasan dan berhasil melewati garis akhir pada pukul 00.18 malam. Mereka berdua mendapatkan sambutan luar biasa dari teman-teman dan keluarganya.
Dengan kondisi fisik yang tidak benar-benar kuat, Mary membuktikan bahwa kanker memang benar-benar tidak bisa mengalahkannya meskipun harus berlari selama 13 jam.
Kisah Mary sangatlah luar biasa karena saat mengikuti ajang Boston Marathon ini, Ia sebenarnya juga sedang melakukan penggalangan dana bagi Dana-Farber Cancer Institute, salah satu yayasan yang bergerak di bidang kanker.
Berkat kisah dan perjuangannya yang luar biasa, banyak masyarakat yang bersimpati kepadanya sehingga ikut memberikan sumbangan. Mary pun berhasil mengumpulkan uang sebanyak 38.000 Dollar AS atau sekitar lebih dari Rp 529 juta.
Sebuah perjuangan yang sangat hebat dari penyintas kanker ya?