DokterSehat.Com – Terdapat dua jenis vitamin yaitu vitamin larut air dan vitamin yang larut dalam lemak. Jika vitamin larut air terdiri dari vitamin C dan B kompleks, maka vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. Bagaimana cara kerja vitamin yang larut dalam lemak? Apa saja sumber dan manfaat dari vitamin-vitamin tersebut? Simak ulasannya berikut ini!
Apa Itu Vitamin Larut Lemak?
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin yang diserap ke dalam tubuh melalui jaringan lemak. Vitamin larut lemak, tidak larut dalam air. Vitamin jenis ini jika dikonsumsi bersama dengan makanan tinggi kandungan lemak maka penyerapannya akan lebih maksimal.
Tidak seperti vitamin larut air yang tidak disimpan di tubuh, vitamin yang larut dalam lemak diserap ke dalam tubuh, kemudian disimpan dalam jaringan lemak dan hati. Tubuh akan menggunakan cadangan vitamin ini ketika dibutuhkan nantinya.
Jika tubuh mengalami kekurangan atau defisiensi salah satu jenis vitamin yang larut dalam air, maka kemungkinan akan membutuhkan suplemen pengganti. Namun konsumsi secara berlebihan juga tidak diperbolehkan. Vitamin yang dikonsumsi secara berlebihan juga bisa berdampak buruk dan menyebabkan toksositas atau keracunan.
Daftar Vitamin yang Larut dalam Lemak
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat 4 jenis vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Setiap jenis vitamin ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
1. Vitamin A
Vitamin yang larut dalam lemak pertama adalah vitamin A yang memiliki peran sangat penting dalam kesehatan mata.
Tipe Vitamin A
Vitamin A bukan merupakan senyawa tunggal. Vitamin ini merupakan sekelompok senyawa larut air yang dikenal dengan retinoid. Bentuknya yang paling umum adalah retinol.
Bentuk lainnya adalah asam retinoat dan retinoat yang jarang ditemukan dalam makanan, namun ditemukan dalam tubuh. Terdapat bentuk alternatif dari vitamin A yaitu vitamin A2 atau dehydroretinal.
Fungsi Vitamin A
Fungsi vitamin A bagi tubuh meliputi:
- Memelihara penglihatan
- Kekebalan tubuh
- Pertumbuhan tubuh
- Pertumbuhan rambut
- Menjaga kesuburan dan baik untuk perkembangan janin
Sumber Vitamin A
Sumber vitamin A berasal dari hewani seperti hati, mentega, dan minyak hati ikan. Sedangkan pada sumber nabati, terkandung provitamin A, yaitu karotenoid yang banyak terkandung dalam tanaman seperti wortel dan bayam.
Dosis harian vitamin A
Dosis harian vitamin A yang disarankan untuk vitamin A dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berikut adalah dosis vitamin A yang disarankan dalam kadar mikrogram (mcg):
- Bayi (usia 0-12 bulan): 400-500 mcg
- Anak usia 1-3 tahun: 300 mcg
- Anak usia 4-8 tahun: 400 mcg
- Anak usia 9-13 tahun: 600 mcg
- Wanita dewasa: 700 mcg
- Pria dewasa: 900 mcg
Seseorang vegetarian umumnya memiliki kecenderungan mengalami defisiensi vitamin A lebih tinggi. Beberapa tanda defisiensi vitamin A adalah seperti:
- Rambut rontok
- Mata kering
- Kebutaan (jika kondisi kekurangan vitamin A cukup parah)
- Kebutaan
- Kekebalan tubuh menurun
- Masalah kulit.
Sedangkan kelebihan atau overdosis vitamin A disebut dengan hipervitaminosis A dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi minyak hati ikan dan suplemen dengan dosis tinggi. Gejala overdosis vitamin A adalah seperti sakit kepala dan kelelahan.
Overdosis vitamin A yang terjadi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cacat lahir.
2. Vitamin D
Vitamin yang larut dalam lemak kedua adalah vitamin D. vitamin ini memiliki peran dalam menjaga kesehatan dan perkembangan tulang. Vitamin larut lemak satu ini diproduksi oleh tubuh ketika tubuh terpapar sinar matahari.
Tipe Vitamin D
Vitamin D juga bukan merupakan senyawa tunggal, melainkan kumpulan senyawa yang disebut kalsiferol. Terdapat dua jenis vitamin D yang ditemukan secara alami yaitu vitamin D3 yang berasal daari lemak hewani dan D2 yang berasal dari tanaman seperti jamur.
Fungsi Vitamin D
Vitamin D yang diserap ke dalam aliran darah, hati, dan ginjal berubah dari kalsiferol menjadi kalsitriol. Senyawa ini merupakan bentuk aktif dari vitamin D. Fungsi vitamin D dalam tubuh adalah untuk perawatan tulang dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
Sumber Vitamin D
Sumber terbaik vitamin D adalah berasal dari sinar matahari. Namun banyak orang yang kurang banyak mengahabiskan waktu di bawah sinar matahari sehingga kekurangan vitamin D.
Beberapa sumber lain vitamin D bisa berasal dari makanan seperti minyak ikan, ikan berlemak, jamur yang terpapar sinar UV, dan produk susu yang diperkaya vitamin D.
Dosis harian Vitamin D
Dosis harian vitamin D dibedakan berdasarkan usia. Berikut adalah dosis vitamin D yang disarankan:
- Bayi usia 0-12 tahun: 10 mcg
- Usia 1-70 tahun: 15 mcg
- Usia di atas 70 tahun: 20 mcg
Kekurangan vitamin D jarang terjadi, namum risikonya tinggi pada orang dewasa, lansia, dan orang yang dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama, orang gemuk, atau memiliki warna kulit gelap.
Gejala kekurangan vitamin D meliputi peningkatan fraktur tulang, otot melemah, tulang lunak, kerontokan rambut, kelelahan, rentan terhadap infeksi, dan kemampuan penyembuhan menurun.
Sedangkan kelebihan vitamin D kemungkinan terjadi pada seseorang yang mengonsumsi vitamin D dalam dosis tinggi. Overdosis vitamin D dapat meningkatkan kalsium dalam darah dan menyebabkan hiperkalsemia.
Hiperkalsemia ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, mual, penurunan berat badan, nafsu makan menurun, tekanan darah tinggi, hingga kerusakan jantung atau ginjal.
3. Vitamin E
Vitamin E termasuk ke dalam vitamin yang dapat berperan sebagai antioksidan. Vitamin yang larut dalam lemak satu ini bekerja membantu menangkal radikal bebas sehingga mencegah berkembangnya kanker.
Tipe Vitamin E
Terdapat depalan jenis antioksidan vitamin E yang dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan kemiripan strukturnya, yaitu:
- Tokoferol, terdiri dari alfa-tokoferol, beta-tokoferol, gamma-tokoferol dan delta-tokoferol.
- Tokotrienol, terdiri dari alfa-tokotrienol, beta-tokotrienol, gamma-tokotrienol dan delta-tolotrienol
Fungsi Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang melindungi jaringan lemak dari radikal bebas. Kerja vitamin E dibantu oleh vitamin larut air seperti vitamin C dan B. Vitamin E juga memiliki fungsi sebagai pengencer darah jika diambil dalam dosis tinggi.
Sumber Vitamin E
Sumber vitamin E terbaik berasal dari makanan adalah seperti minyak biji gandum, biji bunga matahari, minyak bunga matahari, hazelnut, kacang almond, alpukat, selai kacang, margatin, dan minyak hati ikan.
Dosis harian Vitamin E
Dosis harian vitamin E dibedakan berdasarkan usia seperti berikut ini:
- Bayi usia 0-6 bulan: 4 mg
- Bayi usia 7-12 tahun: 5 mg
- Anak usia 1-3 tahun: 6 mg
- Anak usia 4-8 tahun 7 mg
- Anak usia 9-13 tahun: 11 mg
- Usia 14 tahun ke atas: 15 mg
- Ibu menyusui: 19 mg
Seseorang yang mengalami penyakit yang menghalangi penyerapan vitamin E di hati adalah yang paling berpotensi mengalami defisiensi vitamin E. Gejala kekurangan vitamin E adalah seperti:
- Lemah otot atau tremor
- Gangguan penglihatan
- Mati rasa
- Kesulitan berjalan
- Anemia dan penyakit jantung (efek jangka panjang)
Sedangkan overdosis vitamin E dapat terjadi pada seseorang yang menggunakan pengencer darah atau mengonsumsi suplemen vitamin E berlebihan. Overdosis vitamin E dapat meningkatkan risiko kanker.
4. Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan ketika seseorang terluka, karena vitamin yang larut dalam lemak satu ini membantu pembentukan gumpalan darah.
Tipe Vitamin K
Terdapat dua jenis vitamin K, yaitu:
- Vitamin K1, berasal dari sumber nabati
- Vitamin K2, berasal dari sumber hewani dan pada kedelai yang difermentasi, serta diproduksi oleh bakteri usus di usus besar.
Selain dua jenis vitamin K alami tersebut, terdapat juga vitamin K sintetis yaitu vitamin K3 atau menadione, vitamin K4 atau menadiol diacetate, dan vitamin K5.
Fungsi Vitamin K
Vitamin K memiliki fungsi utama yaitu membantu pembekuan darah. Fungsi lain dari vitamin K adalah seperti kesehatan tulang, mengurangi penumpukan kalsium dalam darah, dan mengurangi risiko penyakit kantung.
Sumber Vitamin K
Vitamin K1 banyak terkandung dalam sayuran hijau, sedangkan vitamin K1 ditemukan dalam sumber hewani dan kededai fermentasi. Sumber makanan untuk vitamin K1 dan vitamin K2 adalah seperti kale, hati, kuning telur, bayam, peterseli, dan mentega.
Dosis harian Vitamin K
Dosis harian vitamin K yang disarankan berdasarkan usia dan jenis kelamin seseorang adalah sebagai berikut ini:
- Bayi usia 0-6 bulan: 2 mcg
- Bayi usia 7-12 bulan: 2,5 mcg
- Anak usia 1-3 tahun: 30 mcg
- Anak usia 4-8 tahun: 55 mcg
- Anak usia 9-13 tahun: 60 mcg
- Anak usia 14-18 tahun: 75 mcg
- Wanita dewasa: 90 mcg
- Pria dewasa: 120 mcg
Jumlah vitamin K yang disimpan dalam tubuh umumnya tidak dalam jumlah besar, sehingga terdapat kemungkinan tinggi kekurangan vitamin K. Jika hal ini terjadi maka seseorang akan berisiko tinggi mengalami pendarahan berlebih dan kepadatan tulang berkurang hingga menyababkan patah tulang.
Sedangkan overdosis vitamin K sangat jarang terjadi dan kemungkinan dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi vitamin K sintetis secara berlebihan.
Sumber:
- All you need to know about fat-soluble vitamins – https://www.medicalnewstoday.com/articles/320310.php diakses 26 Februari 2019
- The Fat-Soluble Vitamins: A, D, E and K – https://www.healthline.com/nutrition/fat-soluble-vitamins diakses 26 Februari 2019