DokterSehat.Com – Dalam beberapa bulan terakhir, khususnya pada saat ajang Olimpiade Rio 2016 kemarin, berita tentang virus zika yang menyerang Brasil cukup sering kita dengar. Memang, virus zika di Negara yang kaya akan karnaval ini menyebabkan begitu banyak kasus kelahiran bayi yang mengalami kecacatan otak dan kepala atau yang disebut dengan mikrosefali. Belakangan ini, berita tentang virus zika justru lebih banyak berkutat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Namun, menurut pakar kesehatan, virus zika yang ada di Indonesia ternyata berbeda dengan yang ada di Brasil. Apa sajakah perbedaannya?
Pakar kesehatan dari Lembaga Biologi Molekular Eijkman bernama Amin Subandrio Kusumo menyebutkan jika virus zika sebenarnya bukan hal yang asing di Indonesia karena pernah muncul di Klaten, Jawa Tengah, pada tahun 1980. Yang menarik adalah, hingga kasus terbaru virus zika yang menyerang seorang pria di Jambi pada tahun 2015 kemarin, belum ada kasus virus zika yang menunjukkan gejala layaknya virus zika yang ada di Brasil, yang berarti tidak ada laporan akan kelahiran mikrosefali atau gangguan saraf lainnya.
Menurut beliau yang juga merupakan guru besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, virus zika yang ada di Brasil dan Negara-negara Amerika Latin lainnya sepertinya sudah bermutasi sehingga memicu masalah mikrosefali dan Guillan-Barre. Dalam sejarahnya, virus Zika pada awalnya muncul di Afrika pada tahun 1947 dan kemudian menyebar ke Asia. Dari Asia menuju ke Brasil dan negara-negara Amerika Latin penyebaran virus ini membutuhkan waktu hingga 40 tahun sehingga ada kemungkinan sang virus mengalami mutasi.
Dengan analisa ini, Amien menganggap jika usia virus zika di Asia, termasuk Indonesia, lebih tua dari yang ada di Brasil sehingga ada kemungkinan tidak menyebabkan masalah layaknya yang ada di Brasil. Namun, andai virus yang menyebar di Asia Tenggara ini ternyata adalah virus zika yang berasal dari Brasil atau negara-negara Amerika Latin lainnya, maka kita tentu harus mewaspadai dampak kesehatan yang lebih parah. Karena alasan inilah pemerintah harus tetap berperan aktif dalam melakukan pencegahan sebaik mungkin agar virus zika ini tidak memasuki wilayah tanah air.