Terbit: 29 December 2019 | Diperbarui: 5 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kita tentu sering melihat video atau foto-foto hewan lucu yang berseliweran di media sosial atau aplikasi percakapan ponsel pintar. Saat melihatnya, kita akan merasa gemas atau bahkan tertawa dengan tingkah polah hewan-hewan yang menarik ini. Hanya saja, apakah benar jika melihat video hewan lucu bisa membantu menghilangkan stres?

Video Hewan Lucu Bisa Hilangkan Stres?

Kaitan Antara Keberadaan Hewan dengan Kesehatan Mental

Alih-alih melihat perdebatan antar warganet yang bisa membuat pikiran dan hati panas, banyak orang yang sengaja melihat video-video hewan lucu yang seringkali diiringi dengan komentar yang menyenangkan. Dalam realitanya, pakar kesehatan menyebut keberadaan hewan, baik itu hewan peliharaan atau hewan liar yang lucu bisa memberikan dampak bagi kesehatan mental kita dengan signifikan.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari American Psychological Association (APA), disebutkan bahwa hewan peliharaan bisa memberikan dukungan sosial bagi manusia. Sebagai contoh, keberadaan hewan bisa membantu kita mengatasi stres, depresi, kecemasan, dan rasa kesepian.

“Dalam penelitian yang kami lakukan, orang-orang yang memelihara hewan cenderung lebih percaya diri, memiliki fisik yang lebih bugar, dan tidak mudah merasa kesepian. Mereka juga lebih cermat dalam melakukan berbagai macam hal, memiliki pengetahuan yang luas, dan tidak mudah takut jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memelihara hewan,” ucap Allen McConell, pakar kesehatan dari Miami University, Ohio, Amerika Serikat.

Video Hewan Lucu Bisa Mengatasi Stres?

Penelitian lain yang dilakukan oleh James McNulty dari Florida State University, Amerika Serikat menghasilkan fakta yang mirip. Hanya saja, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak melihat video hewan lucu, bukannya interaksi langsung dengan hewan peliharaan.

Dalam penelitian ini, 144 pasangan yang sudah menikah setidaknya selama lima tahun dilibatkan. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang bisa menunjukkan kepuasaan menjalani kehidupan rumah tangganya. Setelahnya, para partisipan ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk mengecek video lucu tiga kali dalam sepekan dalam waktu 6 minggu, sementara kelompok lainnya tidak menontonnya.

Hasil dari penelitian ini adalah, kelompok partisipan yang melihat video hewan lucu cenderung merasa lebih puas dengan kehidupan rumah tangganya dibandingkan dengan kelompok partisipan lainnya.

McNulty menyebut video hewan lucu memang sederhana dan bisa dengan mudah kita dapatkan di media sosial. Hanya saja, dampaknya bisa sangat besar bagi kesehatan kita. Meski durasinya tidak panjang, kita bisa menghilangkan beban pikiran atau stres dengan efektif setelah melihatnya. Pikiran juga akan menjadi lebih positif dan akhirnya berimbas pada hilangnya kecemasan.

Selain itu, terkadang kita bisa tertawa dan senang saat melihat tingkah hewan-hewan yang polos ini. Hal ini bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik dan akhirnya berimbas pada meningkatnya kesehatan mental.

Cara Lain Menjaga Kesehatan Mental

Selain dengan melihat video hewan lucu, pakar kesehatan menyarankan kita untuk rajin berolahraga, khususnya sambil menikmati sinar matahari pagi jika ingin menjaga kesehatan mental dan mengatasi stres dengan efektif. Meski olahraga yang dilakukan cukup ringan seperti peregangan atau berjalan kaki, hal ini akan membuat kadar hormon serotonin di dalam otak meningkat dan akhirnya membuat suasana hati menjadi lebih positif.

Kita juga disarankan untuk lebih sering bersosialisasi dengan orang lain, meskipun sekadar menyapa tetangga atau orang-orang yang sering kita temui. Meski sederhana, bersosialisasi bisa mencegah rasa kesepian dan depresi dengan efektif.

 

Sumber:

  1. Scott, Elizabeth. 2018. Stress-Relieving Benefits of Watching Cute Animal Videos. verywellmind.com/stress-relieving-benefits-of-watching-cute-animal-videos-4150074 (Diakses pada 22 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi